Mohon tunggu...
Nurendah Hafitriani
Nurendah Hafitriani Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Hobi menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Interferensi Bahasa pada Stasus WhatsApp

5 Juli 2023   11:11 Diperbarui: 5 Juli 2023   11:27 102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Seiring perkembangan zaman, penggunaan media sosial semakin berkembang pesat dari waktu ke waktu. Mengapa demikian? Hal ini dikarenakan setiap orang mampu mempunyai media sosialnya sendiri. Sebagian besar masyarakat menganggap media sosial sebagai media baru yang sangat menarik dalam kehidupan sehari-hari. Penggunaan media sosial memberikan kemudahan dalam berkomunikasi, baik dengan teman, rekan kerja, maupun keluarga untuk dapat saling mengirim informasi-informasi yang dibutuhkan dengan mudah dan cepat.

Namun tentunya dalam bermedia sosial ada dampak negatifnya loh, salah satunya adalah bahasa yang digunakan. Bahasa yang digunakan dalam bermedia sosial terkadang tidak sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia yang baik dan benar. Hal tersebut disebabkan oleh teknologi itu sendiri dan dipengaruhi oleh budaya, bahasa daerah, dan bahasa asing. Orang-orang yang gemar bermedia sosial, tentu sudah fasih dengan berbagai kosakata baru maupun singkatan kata yang tidak baku atau standar yang sering digunakan saat berinteraksi melalui media sosial hal ini terjadi karena adanya interferensi bahasa.

Weinreich (dalam Suwito, 1983:61) menyatakan bahwa interferensi adalah peristiwa penyimpangan norma-norma yang terjadi dalam ujaran seseorang dwibahasawan sebagai hasil dari kebiasaan mereka menggunakan lebih dari satu bahasa. Dari pendapat tersebut dapat dicatat bahwa interferensi merupakan bentuk penyimpangan karena tuturan tersebut tidak sesuai dengan kaidah bahasa yang bersangkutan. Pemakaian unsur bahasa lain itu merupakan bentuk pengacauan. Interferensi sendiri pun terbagi dari 4 bagian diantaranya Fonologi, Morfologi, Sintaksis dan Semantik.

 1. Interferensi Fonologi

Interferensi fonologi merupakan suatu proses yang berusaha menerangkan perubahan-perubahan morfem atau kata berdasarkan ciri-ciri pembeda secara fonetis. Interferensi fonologi umumnya ditemukan dalam pemakaian bahasa lisan (tuturan). Dalam pemakaian bahasa Indonesia interferensi fonologi dapat berupa (a) penambahan bunyi atau (b) penggantian bunyi (Chaer dan Leonie, 2010:122).

2. Interferensi Morfogi

Sesuai pada bidang kajiannya mengenai kata, maka interferensi morfologi terjadi biasanya dalam pembentukan kata bahasa Indonesia yang menyerap atau menggunakan unsur bahasa daerah. Adanya penggunaan unsur bahasa daerah yang masuk ke dalam struktur pembentukan kata dalam bahasa Indonesia inilah yang akan menyebabkan interferensi atau mengalami perubahan sistem. Bentuk percampuran dua unsur bahasa yang berbeda ini misalnya saja dalam bentuk kata dasar bahasa Indonesia yang menggunakan bahasa daerah atau sebaliknya.

3. Interferensi Sintaksis

Weinrich (1970:22) menyatakan bahwa interferensi sintaksis merupakan suatu gejala yang terjadi dimana adanya penyusupan struktur bahasa sumber ke dalam bahasa penerima, sehingga mengganggu struktur bahasa penerima tersebut.

4. Interferensi Semantik

Interferensi semantik adalah interferensi yang terjadi dalam penggunaan kata yang mempunyai variabel dalam suatu bahasa. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun