Peran pemimpin pembelajaran salah satunya adalah ketika menetapkan suatu keputusan yang berdampak bagi yang terdampak
Pada saat proses pengambilan keputusan tentu saja akan melalui berbagai pertimbanganseperti pengambil keputusan berbasis akhir berupa keputusan terbaik untuk kebanyakan orang,pengambilan keputusan dengan mengikuti prinsip-prinsip atau tata aturan yang berlaku ataupengambilan keputusan berdasarkan rasa peduli.
 Dari ketiga pertimbangan tersebut diperkuat dengan nilai-nilai kebajikan dengan tujuan membangun kesadaran diri, demokrasi dan diterimakan.
Namun pada dasarnya suatu keputusan tidak lepas dari tata aturan yang berlaku dengan tetap mempertimbangan rasa peduli  sebagai aspek dari humanisme yang mengarah kepada hasil akhir yang diharapkan.
Ing ngarsa sung tulada, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani yang artinya di depan menjadi panutan, di tengah membangkitkan semangat, dari belakang memberikan motivasi. Merupakan Patrap Triloka yang memiliki pengaruh yang besar gambaran pemimpin pembelajaran sebagai sosok teladan menunjukan kemandirian baik cipta dengan kekuatan pikiran merancang dan berbuat sesuatu, rasa kekuatan hati dalam mereapkan kebajikan universal dan karsa dorongan dari dalam diri untuk bertindak.Â
Nilai-nilai yang dimiliki menuntut kita untuk mengambil keputusan dari dua pilihan yang secara logika dan rasa keduanya benar, berada pada situasi dilema etika (benar vs benar) atau berada dalam dua pilihan antara benar melawan salah (bujukan moral).Â
Nilai-nilai kebajikan yang tertanam dalam diri kita sebagai sosok pendidik, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan di ruang lingkup pendidikan akan memiliki peranan penting dalam proses mendidik dan mengajar yang berdampak kepada siswa.
Pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan coaching (bimbingan), akan membangun bentuk kesadaran diri, membangun potensi diri dalam menentukan sikap yang pada akhirnya akan berdampak pada diri dan yang terdampak dari suatu keputusan. Kondisi ini akan membentuk keyakinan bahwa dalam setiap keputusan adalah merupakan proses pembelajaran bagaimana meminimalisir hal-hal yang merugikan bagi yang terdampak namun tetap normatif dengan tata aturan dan nilai-nilai kebajikan untuk memberoleh hasil akhir yang dapat dipertanggung jawabkan.Â
Kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika, dimana guru dapat membuat keputusan dengan berpegang kepada tata aturan yang berlaku dengan unsur humanistik serta mempertimbangkan aspek dampak serta melakukan refleksi dari hasil sebuah keputusan.
Keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman melalui kolaborasi dengan melibatkan unsur-unsur kekuatan yang ada di lingkungan satuan pendidikan. Disinialah proses dalam menghadapi tantangan-tantangan bagaimana membangun kekuatan di lingkungan untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika. Dengan menerapkan unsur-unsur kekuatan yang ada juga bagaimana memahami perubahan paradigma sosio kultur budaya  dan juga aspek relegius sehingga terbentuk keselarasan.