Mohon tunggu...
Nurdian
Nurdian Mohon Tunggu... Freelancer - Penulis Bebas
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mohon maaf jika banyak kekurangan, Saya hanya seorang pemula. Semoga dimaklumi.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Isu Pekerja Anak di Indonesia: Menghadapi Tantangan dan Mencari Solusi

12 Juni 2023   20:33 Diperbarui: 12 Juni 2023   20:38 601
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber : Indonesiainside.id

Pemerintah juga berusaha untuk meningkatkan akses pendidikan bagi anak-anak yang berisiko terlibat dalam pekerjaan anak. Program dan kebijakan telah diimplementasikan untuk memastikan anak-anak menerima pendidikan formal yang layak.

3. Pemberdayaan ekonomi keluarga

Salah satu pendekatan jangka panjang untuk mengatasi pekerja anak adalah dengan memberdayakan ekonomi keluarga. Program-program pemberdayaan ekonomi yang mendukung keluarga miskin dapat membantu mengurangi ketergantungan pada pendapatan anak-anak.


4. Kesadaran masyarakat

Kesadaran masyarakat juga sangat penting dalam mengatasi pekerja anak. Kampanye dan edukasi yang efektif dapat membantu mengubah persepsi dan perilaku masyarakat terhadap pekerja anak serta mendorong perubahan yang lebih baik dalam perlindungan anak.

Pekerja anak di Indonesia merupakan masalah serius yang harus ditangani secara holistik.

Diperlukan upaya kolaboratif dari pemerintah, masyarakat, dan pihak terkait lainnya untuk mengurangi dan akhirnya menghilangkan praktik pekerja anak.

Pendidikan yang terjangkau, perlindungan hukum yang kuat, dan pemberdayaan ekonomi keluarga merupakan komponen kunci dalam menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung bagi anak-anak untuk tumbuh dan berkembang secara optimal. Hanya dengan upaya bersama, kita dapat memastikan masa depan yang lebih baik bagi anak-anak Indonesia, di mana mereka dapat menikmati hak-hak mereka untuk bermain, belajar, dan berkembang tanpa terjebak dalam lingkaran pekerjaan anak yang tidak pantas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun