Mohon tunggu...
Nur Capikah
Nur Capikah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Membaca, bernyanyi

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Keuangan Publik Islam dalam Krisis Global: Apakah Sukuk Hijau adalah Jawaban?

14 Januari 2025   19:18 Diperbarui: 14 Januari 2025   19:18 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia telah menjadi salah satu pelopor dalam penerbitan sukuk hijau. Sebagai negara dengan potensi sumber daya alam yang melimpah, penerapan sukuk hijau di Indonesia tidak hanya memberikan dampak lokal tetapi juga global.  

Namun, untuk memperluas pengaruhnya, Indonesia perlu memperkuat regulasi, harmonisasi standar, dan meningkatkan edukasi mengenai sukuk hijau. Insentif seperti pengurangan pajak bagi investor sukuk hijau juga dapat menjadi strategi untuk mendorong minat pasar.

Meskipun memiliki potensi besar, penerapan sukuk hijau juga menghadapi beberapa tantangan. 

Pertama, kurangnya pemahaman tentang konsep dan manfaat sukuk hijau di kalangan pembuat kebijakan dan masyarakat luas masih menjadi hambatan utama. Edukasi yang lebih luas diperlukan untuk meningkatkan penerimaan instrumen ini.

Kedua, transparansi dalam pelaporan dan pengawasan penggunaan dana menjadi faktor krusial. Sukuk hijau harus didukung oleh mekanisme pelaporan yang jelas agar investor yakin bahwa dana mereka benar-benar digunakan untuk proyek ramah lingkungan.

Ketiga, pasar sukuk hijau global masih relatif kecil dibandingkan dengan pasar obligasi konvensional. Diperlukan kolaborasi antara pemerintah, lembaga keuangan, dan organisasi internasional untuk memperkuat ekosistem sukuk hijau.

Untuk memaksimalkan potensi sukuk hijau, pemerintah memiliki peran kunci. Kebijakan yang mendukung, seperti insentif pajak dan regulasi yang ramah investasi, dapat mendorong penerbitan sukuk hijau. Selain itu, lembaga keuangan Islam juga harus lebih proaktif dalam mempromosikan instrumen ini melalui inovasi produk dan peningkatan literasi keuangan syariah.

Kerjasama internasional juga penting. Misalnya, Bank Pembangunan Islam (Islamic Development Bank) dapat menjadi mitra strategis dalam pembiayaan proyek-proyek berskala besar di negara-negara berkembang.

Dalam menghadapi krisis global, sukuk hijau menawarkan solusi yang unik dan relevan. Instrumen ini tidak hanya mendukung pembiayaan berkelanjutan, tetapi juga mencerminkan nilai-nilai Islam yang mendasar: keadilan, keseimbangan, dan tanggung jawab sosial. Dengan mengintegrasikan prinsip syariah ke dalam solusi global, sukuk hijau dapat menjadi salah satu pilar utama keuangan berkelanjutan di masa depan.

Namun, kesuksesan sukuk hijau bergantung pada upaya kolektif dari berbagai pihak: pemerintah, lembaga keuangan, investor, dan masyarakat luas. Dengan komitmen yang kuat, sukuk hijau dapat menjadi jawaban nyata bagi tantangan global dan sekaligus menunjukkan bahwa keuangan Islam memiliki peran strategis dalam membangun dunia yang lebih berkelanjutan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun