Mohon tunggu...
Nur Budi
Nur Budi Mohon Tunggu... Lainnya - Tebarkan benih kebaikan... maka akan tumbuh mekar bunga-bunga pahala...

"Dialah yg menjadikan utk kamu bumi yg mudah dijelajahi, maka jelajahilah di segala penjurunya, dan makanlah sebagian dari rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nya lah kamu kembali stlh dibangkitkan" (QS Al-Mulk : 15)

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Homeschooling, Sebuah Parenting Kontemporer

29 Mei 2021   19:20 Diperbarui: 29 Mei 2021   19:29 422
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jadi, homeschooling itu tidak harus mahal, bisa disesuaikan dengan keuangan keluarga.

Ada hal yang menarik, salah satu puteri Bu Narsih rela untuk resign dari pekerjaan formalnya sehingga bisa fokus untuk menangani pembelajaran home schooling bagi putera-puteranya. Kebetulan selisih usia putera-puteranya tidak terlalu jauh, antara 2,5 sd 2 tahun, sehingga dipiihlah metode pendidikan yang dirasa tepat, yaitu sekolah rumah.

Bu Narsih yang telah memasuki masa purna pada awal tahun 2021 ini berpesan agar dalam mendidik anak secara mandiri melalui home schooling ini harus sabar dan hati-hati karena anak-anak sekarang lebih kritis. Sebagai contoh, saat memberikan materi pembagian dalam mata pelajaran matematika kelas 2 SD. Beliau tanpa memberikan contoh, langsung memberikan pertanyaan kepada Fais, salah satu cucunya untuk membagi sembilan buah permen kepada tiga orang anak yaitu Fais, Diah dan Ica.

Pertanyaan Bu Narsih; "Berapa permen yang akan diterima oleh masing-masing?" Jawaban Fais diluar dugaan, dia akan bagi permen tersebut masing-masing untuk Diah 2 buah, untuk Ica 2 buah dan Fais mendapat 4 buah. Bu Narsih tidak menyalahkan jawaban Fais tersebut, tetapi kemudian beliau menjelaskan tentang pentingnya prinsip keadilan.

Bu Narsih juga menyarankan agar sebelum menentukan pilihan metode pendidikan, harus didiskusikan terlebih dahulu dengan si anak. Apakah dia menginginkan sekolah formal ataukah home schooling. Berikan gambaran-gambaran tentang kedua sistem pengajaran tersebut sehingga anak menjadi mantab dan menikmatinya.

Saat sessi diskusi terungkap bahwa dengan sistem sekolah rumah ini orang tua akan dapat lebih intensif mengetahui minat, bakat dan kemampuan anak.

Nah, bagi sobat yang tertarik untuk memberikan pembimbingan putera-puterinya dengan metode sekolah rumah ini tidak perlu meragukan pengakuan atas pendidikannya, tetap akan mendapatkan ijazah formal. Dan dapat melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi sebagaimana anak lain jebolan sekolah reguler.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun