Jadi, homeschooling itu tidak harus mahal, bisa disesuaikan dengan keuangan keluarga.
Ada hal yang menarik, salah satu puteri Bu Narsih rela untuk resign dari pekerjaan formalnya sehingga bisa fokus untuk menangani pembelajaran home schooling bagi putera-puteranya. Kebetulan selisih usia putera-puteranya tidak terlalu jauh, antara 2,5 sd 2 tahun, sehingga dipiihlah metode pendidikan yang dirasa tepat, yaitu sekolah rumah.
Bu Narsih yang telah memasuki masa purna pada awal tahun 2021 ini berpesan agar dalam mendidik anak secara mandiri melalui home schooling ini harus sabar dan hati-hati karena anak-anak sekarang lebih kritis. Sebagai contoh, saat memberikan materi pembagian dalam mata pelajaran matematika kelas 2 SD. Beliau tanpa memberikan contoh, langsung memberikan pertanyaan kepada Fais, salah satu cucunya untuk membagi sembilan buah permen kepada tiga orang anak yaitu Fais, Diah dan Ica.
Pertanyaan Bu Narsih; "Berapa permen yang akan diterima oleh masing-masing?" Jawaban Fais diluar dugaan, dia akan bagi permen tersebut masing-masing untuk Diah 2 buah, untuk Ica 2 buah dan Fais mendapat 4 buah. Bu Narsih tidak menyalahkan jawaban Fais tersebut, tetapi kemudian beliau menjelaskan tentang pentingnya prinsip keadilan.
Bu Narsih juga menyarankan agar sebelum menentukan pilihan metode pendidikan, harus didiskusikan terlebih dahulu dengan si anak. Apakah dia menginginkan sekolah formal ataukah home schooling. Berikan gambaran-gambaran tentang kedua sistem pengajaran tersebut sehingga anak menjadi mantab dan menikmatinya.
Saat sessi diskusi terungkap bahwa dengan sistem sekolah rumah ini orang tua akan dapat lebih intensif mengetahui minat, bakat dan kemampuan anak.
Nah, bagi sobat yang tertarik untuk memberikan pembimbingan putera-puterinya dengan metode sekolah rumah ini tidak perlu meragukan pengakuan atas pendidikannya, tetap akan mendapatkan ijazah formal. Dan dapat melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi sebagaimana anak lain jebolan sekolah reguler.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H