وَٱجْعَل لِّى لِسَانَ صِدْقٍ فِى ٱلْءَاخِرِينَ
“Dan jadikanlah aku buah tutur yang baik bagi orang-orang (yang datang) kemudian,” (QS As-Syuara : 84)
«واجعل لي لسان صدق» ثناء حسنا «في الآخرين» الذين يأتون بعدي إلى يوم القيامة.
“(Dan jadikanlah aku buah tutur yang baik) pujian yang baik (bagi orang-orang yang datang kemudian) maksudnya orang-orang yang datang sesudahku hingga hari kiamat”. (QS As-Syuara : 85).
Apakah harta yang kita miliki akan terbawa sampai mati?
Menyitir pendapat Ustadz Yusuf Mansur, Om Munif menyampaikan bahwa harta kita terbagi dalam dua dimensi. Pertama, harta yang akan terbawa sampai mati jika kita gunakan untuk berinfak, sodaqoh, zakat, wakaf dan lain sebagainya. Maka harta ini akan menemani kita dalam kehidupan di alam selanjutnya. Yang kedua, harta akan berada dalam dimensi yang sifatnya fana manakala harta hanya digunakan untuk mengkonsumsi barang yang sifatnya keduniaan. Dengan demikian, apakah harta yang kita miliki akan terbawa dan bermanfaat sampai akherat kelak tergantung implementasi dari harta itu kita gunakan untuk apa.
Ayat berikut yang juga memotivasi kita untuk sehat secara finansial adalah Quran Surat An-Nisaa ayat 9. Dalam ayat ini Allah memerintahkan kita untuk mempersiapkan generasi yang kuat termasuk kuat secara finansial.
وَلْيَخْشَ الَّذِيْنَ لَوْ تَرَكُوْا مِنْ خَلْفِهِمْ ذُرِّيَّةً ضِعٰفًا خَافُوْا عَلَيْهِمْۖ فَلْيَتَّقُوا اللّٰهَ وَلْيَقُوْلُوْا قَوْلًا سَدِيْدًا
”Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka khawatir terhadap (kesejahteraan)nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata yang benar”. (QSAn-Nisaa : 9)
Nah, harta ini merupakan amanah yang harus dikelola sesuai ketentuan Allah. Dan kelak, harta ini akan menjadi bagian dari hisab dengan dua pertanyaan yang harus kita jawab. Dari mana asal harta kita peroleh dan untuk apa harta itu kita gunakan. Sedikit harta dengan perolehan dan penggunaan yang benar, akan lebih baik dari pada banyak harta tetapi justru kelak akan menjerumuskan kita.
Secara teologis, harta benda yang kita miliki adalah ‘amanah’ dari Allah SWT, mengandung pemahaman :