Mengapa perlu saleh secara finansial ?
Saleh finansial merujuk pada beberapa aktifitas yang dilakukan dalam rangka memenuhi hak sesama manusia atau hablum minannas. Ada kalanya seseorang memiliki kesalehan ritual, yaitu dalam ibadah mahdhoh atau memenuhi hak Allah, tetapi tidak memiliki kesalehan sosial, atau sebailknya. Dalam Islam, idealnya seorang muslim itu memiliki kedua aspek tersebut, kesalehan ritual dan kesalehan sosial. Orang yang memiliki kesalehan ritual, umumnya diikuti dengan kesalehan sosial. Sebagaimana kutipan firman Allah SWT dalam Surat Al Ankabut :
اِنَّ الصَّلٰوةَ تَنْهٰى عَنِ الْفَحْشَاۤءِ وَالْمُنْكَرِ
“Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar”. (QS. Al-Ankabut : 45)
Jadi seorang muslim yang mengerjakan shalat dengan baik, pasti akan berdampak pada kesalehan sosialnya. Dia akan berbuat baik kepada orang tuanya, saudaranya, tetangganya dan semua lingkungannya termasuk dalam ber-muamalah.
Kesalehan sosial ini juga juga dapat mendorong pada kesalehan profesional apabila orang tersebut benar-benar menekuni profesinya dengan tidak mempraktekkan perilaku koruptif, baik korupsi keuangan tempat kerja maupun korupsi data, misalnya dengan menyembunyikan informasi. Om Munif membuat contoh paradoks, seorang pejabat yang terlihat rajin beribadah, rutin berderma, sering ke tanah suci tetapi tetap melakukan tindakan korupsi maka orang itu belum bisa disebut sebagai orang yang saleh secara profesional.
Salah satu isu yang dikembangkan dalam kesalehan finansial adalah semangat kemandirin yang terdiri dari financial freedom dan freedom of wants. Financial freedom adalah kebebasan kita dari ketergantungan pada orang lain dalam hal finansial. Dalam Islam tidak menghendaki kita menjadi peminta-minta dan tangan di atas lebih baik dari pada tangan di bawah. Setiap kita dimotivasi untuk menjadi umat yang memiliki kemandirian.
Freedom of wants adalah bahwa kita harus bebas juga dari hal-hal yang dapat mempengaruhi kita untuk membelanjakan dana yang tidak terkendali. Jadi kalau financial freedom lebih pada bagaimana mencukupi kebutuhan diri dan keluarga, sedangkan freedom of wants adalah tentang bagaimana kebebasan kita untuk tidak gampang terhadap hal-hal yang sifatnya konsumtif.
Istilah Financial Freedom dikembangkan oleh Robert T Kiyosaki yang tesisnya menyatakan bahwa financial freedom itu diperoleh dari passive income. Passive income adalah pendapatan yang diperoleh atas kepemilikan bisnis, property, real estate dan lain-lain yang bisa menghidupi kita.
Kiyosaki membagi katagori hidup orang berdasarkan sumber penghasilan ke dalam empat kuadran, yaitu :
Pertama, Employee : kita bekerja untuk orang lain, misalnya menjadi karyawan di perusahaan atau instansi lain.