Dengan menerapkan praktik-praktik terbaik ini, Indonesia dapat mengatasi tantangan ekonomi yang ada, meningkatkan ketahanan ekonomi, dan menciptakan pertumbuhan yang lebih inklusif dan berkelanjutan.
E. Kajian Empiris
1. Pengaruh Kebijakan Hilirisasi
Kementerian Perindustrian (2023) melakukan kajian terhadap dampak kebijakan hilirisasi, khususnya dalam sektor nikel. Hasil kajian menunjukkan bahwa kebijakan hilirisasi nikel telah memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan nilai tambah ekspor logam. Hilirisasi nikel yang mencakup pembangunan smelter dan pengolahan lebih lanjut, menghasilkan produk dengan nilai jual lebih tinggi, mengurangi ketergantungan pada ekspor bahan mentah, dan meningkatkan potensi pendapatan negara. Namun, meskipun dampak positif ini sudah terlihat, penciptaan lapangan kerja yang signifikan masih memerlukan waktu, karena proses pengolahan dan manufaktur produk nikel membutuhkan investasi yang cukup besar dan peningkatan keterampilan tenaga kerja. Hal ini menunjukkan bahwa hilirisasi dapat menjadi salah satu strategi untuk mengurangi ketergantungan pada komoditas, tetapi perlu pendekatan yang lebih terencana dan bertahap agar dampaknya dapat dirasakan oleh masyarakat secara luas.
2. Konsumsi dan Daya Beli
Studi yang dilakukan oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2022 menyoroti pentingnya konsumsi domestik dalam mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Konsumsi domestik tercatat sebagai kontributor terbesar terhadap PDB Indonesia, dengan elastisitas konsumsi terhadap peningkatan pendapatan sebesar 0,8. Ini berarti bahwa setiap peningkatan pendapatan rumah tangga akan berpotensi meningkatkan konsumsi, yang pada gilirannya akan mendukung perekonomian secara keseluruhan. Oleh karena itu, peningkatan daya beli masyarakat melalui kebijakan yang mendukung kesejahteraan sosial, seperti peningkatan upah dan program bantuan sosial, menjadi penting untuk menjaga konsumsi tetap tumbuh stabil. Stabilitas konsumsi domestik dapat menjadi penyangga ketika sektor eksternal mengalami gejolak, seperti penurunan harga komoditas global atau ketegangan ekonomi internasional (Prayuda, 2019).
3. Peran Investasi Asing
Data dari Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) menunjukkan bahwa investasi asing langsung (FDI) memiliki dampak signifikan terhadap perekonomian Indonesia, khususnya di sektor infrastruktur. Proyek infrastruktur yang didanai oleh investasi asing terbukti memiliki dampak multiplier yang positif bagi pertumbuhan ekonomi lokal, dengan setiap investasi asing menghasilkan dampak pertumbuhan ekonomi lokal sebesar 1,5 kali lipat. Hal ini membuktikan bahwa investasi asing tidak hanya menciptakan lapangan kerja, tetapi juga mendorong pembangunan infrastruktur yang dapat meningkatkan konektivitas dan efisiensi ekonomi nasional. Dengan terus memfokuskan pada penciptaan iklim investasi yang stabil dan menguntungkan, Indonesia dapat mempercepat pembangunan dan meningkatkan daya saing global.
Dengan kebijakan yang tepat dan implementasi yang konsisten, Indonesia berpotensi mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2% pada tahun 2024. Kajian empiris ini memberikan bukti bahwa dengan memanfaatkan kebijakan hilirisasi, memperkuat konsumsi domestik, serta meningkatkan investasi asing, Indonesia dapat memperkuat ketahanan ekonominya di tengah tantangan global yang ada.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H