Mohon tunggu...
Nur Azizah
Nur Azizah Mohon Tunggu... Mahasiswa - -

Saya suka membaca buku / artikel berita-berita yang terbaru

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Strategi Penguatan Ekonomi Indonesia di Tengah Tantangan Global pada Tahun 2024

2 Desember 2024   15:42 Diperbarui: 2 Desember 2024   15:43 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pemerintah perlu mendorong transisi pekerja dari sektor informal ke sektor formal. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan memberikan insentif bagi pelaku usaha kecil dan menengah (UMKM) untuk mendaftarkan pekerjanya dalam sistem jaminan sosial. Insentif berupa pengurangan pajak atau subsidi biaya administrasi akan mengurangi hambatan bagi UMKM untuk masuk ke sektor formal, yang pada gilirannya dapat meningkatkan perlindungan bagi pekerja serta memperluas basis pajak negara.

5. Kemitraan Internasional

Peningkatan hubungan dagang strategis dengan negara-negara berkembang, terutama dengan sesama negara ASEAN dan negara-negara Afrika yang sedang berkembang, akan membuka pasar baru bagi produk Indonesia. Pemerintah perlu lebih agresif dalam memperluas jaringan perdagangan, mengurangi hambatan perdagangan, dan mengidentifikasi peluang baru dalam sektor-sektor teknologi tinggi dan manufaktur. Dengan memperluas akses pasar ekspor, Indonesia dapat mengurangi ketergantungan pada pasar tradisional seperti Tiongkok, yang saat ini mengalami perlambatan ekonomi.

Dengan langkah-langkah kebijakan ini, Indonesia dapat menghadapi tantangan ekonomi tahun 2024 dengan lebih baik, memastikan pertumbuhan yang lebih inklusif dan berkelanjutan dalam jangka panjang.

D. Best Practice

Vietnam Diversifikasi Ekonomi Melalui Sektor Teknologi dan Manufaktur

Vietnam telah berhasil mengurangi ketergantungan pada ekspor komoditas dengan berfokus pada diversifikasi sektor ekonominya. Negara ini menginvestasikan sumber daya besar dalam sektor teknologi tinggi, tekstil, dan manufaktur, sehingga menciptakan basis ekonomi yang lebih beragam dan tahan terhadap gejolak harga komoditas. Salah satu contoh keberhasilan Vietnam adalah perkembangan sektor elektronik, yang kini menjadi salah satu kontributor utama ekspor negara tersebut. Indonesia dapat mencontoh kebijakan ini dengan mendorong pengembangan sektor-sektor seperti teknologi informasi, otomotif, dan industri pengolahan produk bernilai tambah. Pemerintah Indonesia dapat memberikan insentif fiskal dan mempermudah regulasi untuk menarik investasi di sektor-sektor ini, sehingga memperkuat ekonomi domestik dan mengurangi ketergantungan pada komoditas.

Brasil Mengelola Fluktuasi Nilai Tukar dengan Intervensi Pasar Valas

Brasil menghadapi tantangan besar dalam mengelola fluktuasi nilai tukar, tetapi berhasil menjaga stabilitas ekonomi dengan mengimplementasikan kebijakan intervensi pasar valas yang efektif. Pemerintah Brasil secara aktif melakukan pembelian dan penjualan mata uang untuk mengontrol nilai tukar dan memperkuat cadangan devisa negara. Indonesia dapat mengadopsi kebijakan serupa dengan meningkatkan cadangan devisa dan menerapkan strategi intervensi yang transparan dan responsif untuk meredam depresiasi nilai tukar Rupiah. Kebijakan ini akan membantu menjaga stabilitas ekonomi domestik, mengurangi dampak inflasi, dan memperkuat kepercayaan investor asing.

India Program "Make in India" untuk Mendorong Investasi Asing dan Sektor Manufaktur

India berhasil mengubah peta industri manufaktur melalui inisiatif "Make in India," yang bertujuan untuk menjadikan India sebagai pusat manufaktur global. Program ini menarik investasi asing langsung (FDI) dalam sektor manufaktur dengan memberikan insentif berupa kemudahan regulasi, insentif pajak, dan pembenahan infrastruktur. Indonesia dapat meniru strategi ini dengan mengembangkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) untuk menarik investasi asing langsung, terutama di sektor teknologi dan manufaktur. KEK yang difokuskan pada inovasi dan produk bernilai tambah dapat memperkuat sektor manufaktur Indonesia, menciptakan lapangan kerja, dan mengurangi ketergantungan pada sektor komoditas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun