Mohon tunggu...
Nuraziz Widayanto
Nuraziz Widayanto Mohon Tunggu... lainnya -

belajar menulis apa saja sambil minum kopi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Daya-daya (10 dari 13)

3 Desember 2011   21:05 Diperbarui: 25 Juni 2015   22:52 97
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

“Nonik memang sengaja meninggalkannya di sini. Katanya, barangkali berguna buat karyawan baru.”

Segera aku membuka diary dan menunjukkan lembar-lembar tentang theos.

“Oh tentang Theos

Kembali aku kaget. Bu Sri tahu tentang kisah Theos itu.

“Kamu pasti penasaran kelanjutannya kan?”

Aku mengangguk. Namun segera aku revisi.

“nggg .. bukan bu, saya penasaran apakah kisah yang dia tulis itu fiksi atau nyata”
“Itu nyata.”

Aku menunjukkan muka tidak percaya, aku buat kerutan serapat mungkin di dahiku. Bu Sri hanya tertawa melihat reaksiku.

“Itu nyata fiksi dan fiksi nyata”
“Maksudnya?”
“Kenyataan apapun jika dituliskan akan menjadi tulisan tentang kenyataan, tak pernah benar-benar menunjukkan kenyataan. Bener nggak?”
“Saya tahu ibu penganut Immanuel Kant yang taat. Penganut kebenaran ada pada bendanya itu sendiri, tapi bu, saya tidak sedang membahas itu, apa kisah pramodya itu terjadi, apa pramodya sering bergumam theos?”

Bu Sri tersenyum dan mengangguk. Aku bengong.

“Serius??”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun