Anak ini segera menyahut. mungkin dihatinya masih menyimpan kekesalan atas semua kritikku.
"Itu film pertamaku"
anak ini tampak kaget.
"Film pertamamu jauuuuh lebih bagus dari film pertamaku!"
Anak ini mulai tersenyum. dia mengerti. aku yakin dia mengerti.
"Saya akan membuat lagi mas."
Aku mengangguk tegas. Anak ini sudah berseri kembali saat dadaku sudah mulai nyeri, semoga aku masih sempat melihat karyamu dik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!