Selain bertemu dengan Ibu Hasanah, saya juga mewawancarai Pak Ilmi, seorang petani jeruk. Pak Ilmi menjelaskan bahwa budidaya jeruk cukup banyak dilakukan di Desa Sungai Bakung. Namun, saat ini hasil jeruk tersebut langsung dijual tanpa melalui proses pengolahan lebih lanjut. Padahal, jika jeruk-jeruk ini diolah menjadi produk siap konsumsi, seperti manisan atau jus jeruk, nilai jualnya akan jauh lebih tinggi. Potensi ini belum digarap dengan maksimal, dan Pak Ilmi berharap suatu saat ada upaya pengembangan di bidang pengolahan produk jeruk agar nilai ekonominya dapat meningkat, sehingga mendatangkan manfaat lebih besar bagi masyarakat desa.
Dari hasil wawancara tersebut, saya menyimpulkan bahwa terdapat tiga potensi yang dapat dikembangkan dalam pemanfaatan lahan basah di desa-desa yang saya kunjungi. Potensi tersebut meliputi pengembangan nilai jual dari hasil batu bata, padi, dan buah jeruk. Dengan melakukan pengolahan yang lebih baik dan pemasaran yang tepat, nilai jual dari ketiga komoditas ini dapat ditingkatkan, memberikan keuntungan yang lebih besar bagi masyarakat setempat. Berikut ini adalah tabulasi kuesioner yang saya buat sebagai bagian dari penelitian ini:
Dari hasil tabulasi ini, terdapat beberapa arah pengembangan yang dapat saya usulkan:
1. Variasi Batu Bata
Salah satu potensi yang dapat dikembangkan di Desa Gudang Tengah adalah batu bata. Saat ini, batu bata yang dihasilkan masih berbentuk standar. Untuk meningkatkan daya saing dan nilai jualnya, produk batu bata dapat divariasikan menjadi batu bata dekoratif. Dengan desain yang lebih unik dan menarik, batu bata ini dapat berfungsi sebagai hiasan dalam berbagai aplikasi arsitektur, seperti dinding, taman, dan interior bangunan. Pengembangan produk ini akan meningkatkan harga jual dan memberikan nilai tambah bagi masyarakat setempat.
2. Pemanfaatan Sekam PadiÂ
Komoditas unggulan di lima desa tersebut sebagian besar adalah padi yang telah diproduksi dan dijual ke daerah luar, seperti Banjarmasin dan sekitarnya. Namun, masih terdapat potensi yang belum dimanfaatkan, yaitu sisa sekam padi. Warga dapat memanfaatkan sekam padi ini untuk membuat briket sekam padi, yang merupakan alternatif energi ramah lingkungan. Caranya adalah dengan mengolah sekam padi melalui proses pengeringan, penggilingan, dan pencampuran dengan bahan pengikat sebelum dibentuk menjadi briket. Produk briket ini tidak hanya memiliki nilai jual tetapi juga memberikan manfaat dalam hal keberlanjutan lingkungan.