Mohon tunggu...
Nur Aulia Saskia
Nur Aulia Saskia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Prodi S1 Geografi FISIP ULM

Hobi membaca

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Potensi dan Pengembangan Lahan Basah di Sungai Tabuk: Batu Bata Dekoratif, Briket Sekam Padi, dan Selai Jeruk sebagai Solusi Optimalisasi

5 Oktober 2024   23:28 Diperbarui: 5 Oktober 2024   23:38 620
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gambar (7): wawancara dengan responden 6 (Sumber: GPS Map Camera Nur Aulia Saskia)
Gambar (7): wawancara dengan responden 6 (Sumber: GPS Map Camera Nur Aulia Saskia)

Selanjutnya, saya bertemu dengan Ibu Widya, yang memanfaatkan pekarangan rumahnya untuk menanam buah tomat sebagai bagian dari hortikultura. Tanaman tomat yang beliau budidayakan digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari keluarganya. Ibu Widya juga mengungkapkan bahwa di Desa Lok Baintan terdapat potensi besar dalam pengembangan bidang pertanian dan perkebunan, khususnya untuk tanaman jeruk. Beliau percaya bahwa sektor ini dapat dikembangkan untuk menciptakan sumber pendapatan tambahan bagi masyarakat setempat.

4. Desa Sungai Tandipah

Gambar (8): wawancara dengan responden 7 (Sumber: GPS Map Camera Nur Aulia Saskia)
Gambar (8): wawancara dengan responden 7 (Sumber: GPS Map Camera Nur Aulia Saskia)

Di Desa Sungai Tandipah, saya bertemu dengan Bu Fitri yang menjelaskan bahwa di desa ini juga ditanami perkebunan kelapa, meskipun jumlahnya tidak sebanyak dan kualitasnya tidak sebaik perkebunan buah jeruk yang lebih dominan di daerah tersebut.

Gambar (9): wawancara dengan responden 8 (Sumber: GPS Map Camera Nur Aulia Saskia)
Gambar (9): wawancara dengan responden 8 (Sumber: GPS Map Camera Nur Aulia Saskia)

Saya juga bertemu dengan Pak Lukman, seorang petani di Desa Sungai Tandipah, yang memberikan penjelasan sangat rinci tentang tantangan yang dihadapi dalam pemanfaatan lahan basah di wilayah Sungai Tabuk. Salah satu tantangan terbesar adalah banjir, terutama banjir besar yang terjadi pada bulan Januari tahun 2021. Pak Lukman menceritakan bahwa saat itu akses jalan seluruhnya tergenang air hingga mencapai dada orang dewasa, mengakibatkan sulitnya transportasi. Bantuan logistik pun harus diangkut menggunakan perahu untuk mencapai desa ini. Akibat banjir tersebut, banyak usaha warga mengalami kerusakan, termasuk sawah, kebun, dan peternakan.

Pak Lukman menjelaskan bahwa penyebab utama banjir tersebut adalah curah hujan yang sangat tinggi, sehingga Bendungan Kiram tidak mampu menampung air yang terus meningkat. Akibatnya, pintu bendungan harus dibuka, dan air yang meluap pun berdampak luas pada wilayah tersebut. Setelah peristiwa tersebut, warga desa terpaksa harus memulai kembali usaha mereka dari awal. Pak Lukman sendiri kembali merintis usaha pertaniannya yang sempat terhenti. Saat ini, tanaman-tanaman beliau masih berada dalam masa peremajaan atau pemulihan akibat kerusakan yang disebabkan oleh banjir tersebut. Meskipun mengalami banyak kesulitan, semangat untuk bangkit dan memulihkan usaha tetap terlihat pada Pak Lukman dan warga lainnya.

5. Desa Sungai Bakung

Gambar (10): wawancara dengan responden 9 (Sumber: GPS Map Camera Nur Aulia Saskia)
Gambar (10): wawancara dengan responden 9 (Sumber: GPS Map Camera Nur Aulia Saskia)

Desa terakhir yang saya kunjungi adalah Desa Sungai Bakung, di mana saya bertemu dengan Ibu Hasanah, seorang petani perempuan setempat. Ibu Hasanah menjelaskan bahwa Desa Sungai Bakung memiliki potensi yang sangat baik untuk penanaman padi. Beliau menyebutkan bahwa dalam satu kali panen, dirinya dapat menghasilkan sebanyak enam borongan (6 hektar). Saat saya melakukan wawancara, Ibu Hasanah baru saja selesai menjemur hasil padinya. Selama di sana, saya juga mengamati adanya potensi dari sisa sekam padi yang belum dimanfaatkan secara optimal. Sekam padi tersebut dapat diolah menjadi briket, yang tidak hanya memiliki nilai jual tinggi tetapi juga dapat memberikan manfaat ekonomi bagi warga setempat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun