a. Pemanfaatan Lahan Basah untuk Permukiman Penduduk di Desa Sungai Pinang Lama
  b. Pemanfaatan Lahan Basah untuk Permukiman Penduduk di Desa Lok Baintan
Â
Berdasarkan pengamatan lapangan yang telah saya lakukan, dapat disimpulkan bahwa lahan basah di Kecamatan Sungai Tabuk memiliki potensi besar untuk dimanfaatkan dalam berbagai sektor, termasuk pertanian, hortikultura buah, holtikultura sayur, holtikultura tebu, peternakan, perekonomian, dan permukiman.
Pemanfaatan dan Potensi Lahan Basah dalam Berbagai Sektor:
- Pertanian dan Hortikultura: Lahan basah dapat dimanfaatkan sebagai lahan subur untuk menanam berbagai jenis tanaman pangan, hortikultura buah, sayuran dan bahkan tebu. Kondisi tanah yang kaya akan nutrisi dan air mendukung pertumbuhan tanaman dengan baik, sehingga dapat meningkatkan produksi pangan lokal dan mendukung keberlanjutan lingkungan. Pemanfaatan lahan basah ini juga berpotensi mengurangi ketergantungan pada lahan kering, yang sering kali rentan terhadap degradasi dan perubahan iklim.
- Peternakan: Selain untuk pertanian, lahan basah juga dapat dimanfaatkan untuk peternakan, terutama peternakan bebek. Sumber pakan alami yang melimpah di lahan basah, seperti rumput dan ikan kecil, menyediakan makanan yang cukup bagi ternak. Oleh karena itu, peternakan di lahan basah dapat menjadi sumber pendapatan tambahan bagi masyarakat setempat serta mendukung ketahanan pangan lokal.
- Ekonomi Lokal: Lahan basah sering kali menjadi lokasi strategis untuk berbagai kegiatan produksi ekonomi. Di beberapa daerah, seperti Desa Gudang Tengah, masyarakat yang tinggal di pinggiran sungai memanfaatkan lahan basah untuk memproduksi batu bata, yang merupakan bahan bangunan penting. Kegiatan ini tidak hanya menyediakan lapangan pekerjaan bagi penduduk setempat, tetapi juga meningkatkan pendapatan masyarakat. Menariknya, banyak pekerja perempuan juga terlibat dalam produksi batu bata ini, menunjukkan bahwa sektor pekerjaan ini terbuka bagi semua orang, baik laki-laki maupun perempuan.
- Permukiman: Di kelima desa yang diamati, sebagian besar lahan basah dimanfaatkan sebagai permukiman penduduk. Meskipun lahan basah memiliki berbagai fungsi, pemanfaatannya untuk permukiman harus dilakukan dengan hati-hati. Pembangunan di lahan basah dapat meningkatkan risiko banjir dan menyebabkan kerusakan ekosistem jika tidak dikelola dengan baik. Oleh karena itu, diperlukan perencanaan yang cermat dan penerapan kebijakan lingkungan yang baik untuk memastikan bahwa pembangunan permukiman di lahan basah tidak mengganggu keseimbangan ekosistem.
- Tantangan di Kecamatan Sungai Tabuk:
Di Kecamatan Sungai Tabuk, lahan basah tidak dimanfaatkan untuk kegiatan perikanan. Berdasarkan informasi dari warga setempat, keramba ikan yang sebelumnya ada di belakang rumah mereka hancur akibat banjir besar pada tahun 2021. Hingga saat ini, kegiatan perikanan belum pulih karena banyak ikan yang lepas dan kerugian yang dialami warga. Hal ini menunjukkan pentingnya manajemen risiko bencana alam dan perencanaan pemulihan yang baik untuk mempertahankan fungsi lahan basah sebagai sumber mata pencaharian.
Berdasarkan hasil pengamatan di Kecamatan Sungai Tabuk yang meliputi Kelurahan Sungai Lulut beserta lima desa, yaitu Gudang Tengah, Lok Baintan, Sungai Tandipah, Sungai Pinang Lama, dan Sungai Bakung, dapat disimpulkan bahwa lahan basah merupakan sumber daya alam yang sangat berharga dengan berbagai fungsi dan manfaat, baik secara ekologis maupun ekonomi. Lahan basah memiliki potensi pemanfaatan yang beragam, yang jika dikelola dengan bijaksana dapat mendukung pembangunan berkelanjutan serta meningkatkan kesejahteraan ekonomi lokal. Namun, penting untuk memastikan bahwa pemanfaatan lahan basah dilakukan secara berkelanjutan agar kelestarian ekosistem tetap terjaga dan manfaatnya dapat dinikmati oleh masyarakat secara jangka panjang.
Referensi