Mohon tunggu...
Nur Aulia Saskia
Nur Aulia Saskia Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Prodi S1 Geografi FISIP ULM

Hobi membaca

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Eksplorasi Lahan Basah di Sungai Tabuk: Analisis Ragam Pemanfaatan dan Potensinya

30 Agustus 2024   21:55 Diperbarui: 2 September 2024   21:40 800
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pernahkah Anda mendengar istilah 'lahan basah'? Mungkin yang langsung terlintas di benak kita adalah sebuah area yang selalu digenangi air atau tanah yang lembap dan berlumpur. Namun, lahan basah lebih dari sekadar itu, lahan basah adalah ekosistem yang kaya dan menyimpan banyak keanekaragaman hayati, berperan penting dalam pengendalian banjir, hingga menyaring polutan dari air. Lalu, apa sebenarnya yang membuat lahan basah begitu istimewa?

Lahan basah merupakan wilayah yang sering kali digenangi air atau berfungsi sebagai area penyimpanan air, memiliki karakteristik yang khas karena menggabungkan elemen daratan (terestrial) dan perairan (akuatik). Contoh lahan basah mencakup berbagai jenis ekosistem, seperti rawa-rawa, hutan mangrove, perairan payau, daerah yang sering tergenang banjir, hutan rawa, dan wilayah-wilayah sejenis lainnya (Lingkungan & Basah, 2022). Menurut Hardjasoemantri (1991) dalam Pramudianto (2011), masyarakat umumnya lebih mengenal lahan basah dalam bentuk seperti rawa-rawa, perairan payau, dan tanah gambut.

Ekosistem lahan basah memiliki peran yang sangat penting dalam menjaga keseimbangan alam. Keberadaan lahan basah sangat penting untuk keberlangsungan hidup. Dari segi ekologi, lahan basah berfungsi untuk mengendalikan banjir saat musim hujan, mengurangi erosi, menahan lumpur, dan menyerap nutrisi serta bahan makanan yang penting bagi kehidupan di sekitarnya. Secara ekonomi, lahan basah bermanfaat sebagai sumber makanan, bahan alami, dan produksi energi. Ekosistem lahan basah membantu menjaga keseimbangan antara makhluk hidup dan lingkungannya. Tentunya, lahan basah juga  menjadi habitat bagi flora dan fauna yang memiliki karakteristik khusus untuk hidup di lingkungan ini (Lingkungan & Basah, 2022). Ekosistem ini tidak hanya berfungsi sebagai penyangga lingkungan, tetapi juga sebagai sumber daya alam yang mendukung kehidupan manusia dan keseimbangan ekosistem secara keseluruhan.

Berdasarkan buku "Identifikasi Etnosains di Lahan Basah Kalimantan Selatan," Kalimantan Selatan dikenal sebagai daerah dengan luas lahan basah terbesar di Indonesia, mencapai 382.272 hektar (Annisa et al., n.d.). Dengan luas lahan yang sangat besar ini, Kalimantan Selatan memiliki potensi yang signifikan untuk pengembangan dan pemanfaatan lahan basah oleh penduduk setempat.

Oleh karena itu, saya, Nur Aulia Saskia (NIM 2410416120012), mahasiswa S1 Program Studi Geografi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Lambung Mangkurat (ULM), angkatan 2024, kelas A, melakukan observasi dalam mata kuliah Pengantar Lingkungan Lahan Basah yang diampu oleh dosen  Dr. Rosalina Kumalawati, S.Si., M.Si. Observasi ini bertujuan untuk mempelajari pemanfaatan lahan basah dan potensinya di Kecamatan Sungai Tabuk, Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan. Fokus pengamatan saya mencakup Kelurahan Sungai Lulut beserta lima desa, yaitu Gudang Tengah, Lok Baintan, Sungai Tandipah, Sungai Pinang Lama dan Sungai Bakung. Pemanfaatan lahan basah di Kecamatan Sungai Tabuk mencakup berbagai jenis. Berikut adalah hasil pengamatan yang telah saya lakukan di lapangan.

1. Pemanfaatan Lahan Basah sebagai Lahan Pertanian untuk Tanaman Pangan

    a. Pemanfaatan Lahan Basah sebagai Lahan Pertanian untuk Tanaman Pangan di Desa Sungai Bakung

Gambar (1) Lahan Pertanian Tanaman Pangan di Desa Sungai Bakung: (Sumber gambar: GPS Map Camera Nur Aulia Saskia)
Gambar (1) Lahan Pertanian Tanaman Pangan di Desa Sungai Bakung: (Sumber gambar: GPS Map Camera Nur Aulia Saskia)

Gambar (2) Lahan Pertanian Tanaman Pangan di Desa Sungai Bakung: (Sumber gambar: GPS Map Camera Nur Aulia Saskia)
Gambar (2) Lahan Pertanian Tanaman Pangan di Desa Sungai Bakung: (Sumber gambar: GPS Map Camera Nur Aulia Saskia)

      b. Pemanfaatan Lahan Basah sebagai Lahan Pertanian untuk Tanaman Pangan di Desa Sungai Tandipah

Gambar (3) Lahan Pertanian Tanaman Pangan di Desa Sungai Tandipah: (Sumber gambar: GPS Map Camera Nur Aulia Saskia)
Gambar (3) Lahan Pertanian Tanaman Pangan di Desa Sungai Tandipah: (Sumber gambar: GPS Map Camera Nur Aulia Saskia)

Gambar (4) Lahan Pertanian Tanaman Pangan di Desa Sungai Tandipah: (Sumber gambar: GPS Map Camera Nur Aulia Saskia)
Gambar (4) Lahan Pertanian Tanaman Pangan di Desa Sungai Tandipah: (Sumber gambar: GPS Map Camera Nur Aulia Saskia)

2. Pemanfaatan Lahan Basah untuk Budidaya Tanaman Hortikultura Buah

     a. Budidaya Tanaman Holtikultura Buah di Desa Sungai Tandipah

Gambar (5) Holtikultura Tanaman Kluwih dan Tanaman Mangga di Desa Sungai Tandipah: (Sumber gambar: GPS Map Camera Nur Aulia Saskia)
Gambar (5) Holtikultura Tanaman Kluwih dan Tanaman Mangga di Desa Sungai Tandipah: (Sumber gambar: GPS Map Camera Nur Aulia Saskia)

Gambar (6) Holtikultura Tanaman Pisang di Desa Sungai Tandipah: (Sumber gambar: GPS Map Camera Nur Aulia Saskia)
Gambar (6) Holtikultura Tanaman Pisang di Desa Sungai Tandipah: (Sumber gambar: GPS Map Camera Nur Aulia Saskia)

    b. Budidaya Tanaman Holtikultura Buah di Kelurahan Sungai Lulut

Gambar (7) Holtikultura Tanaman Pisang di Desa Sungai Lulut: (Sumber gambar: GPS Map Camera Nur Aulia Saskia)
Gambar (7) Holtikultura Tanaman Pisang di Desa Sungai Lulut: (Sumber gambar: GPS Map Camera Nur Aulia Saskia)

Gambar (8) Holtikultura Tanaman Kelapa di Desa Sungai Lulut: (Sumber gambar: GPS Map Camera Nur Aulia Saskia)
Gambar (8) Holtikultura Tanaman Kelapa di Desa Sungai Lulut: (Sumber gambar: GPS Map Camera Nur Aulia Saskia)

     c. Budidaya Tanaman Holtikultura Buah di Desa Lok Baintan

Gambar (9) Holtikultura Tanaman Pisang di Desa Lok Baintan: (Sumber gambar: GPS Map Camera Nur Aulia Saskia)
Gambar (9) Holtikultura Tanaman Pisang di Desa Lok Baintan: (Sumber gambar: GPS Map Camera Nur Aulia Saskia)

3. Pemanfaatan Lahan Basah untuk Budidaya Tanaman Hortikultura Sayur

Gambar (10) Holtikultura Tanaman Daun Singkong di Desa Sungai Tandipah: (Sumber gambar: GPS Map Camera Nur Aulia Saskia)
Gambar (10) Holtikultura Tanaman Daun Singkong di Desa Sungai Tandipah: (Sumber gambar: GPS Map Camera Nur Aulia Saskia)
4. Pemanfaatan Lahan Basah untuk Budidaya Tanaman Hortikultura Tebu

Gambar (11) Holtikultura Tanaman Tebu di Desa Sungai Tandipah: (Sumber gambar: GPS Map Camera Nur Aulia Saskia)
Gambar (11) Holtikultura Tanaman Tebu di Desa Sungai Tandipah: (Sumber gambar: GPS Map Camera Nur Aulia Saskia)

Gambar (12) Holtikultura Tanaman Tebu di Desa Lok Baintan: (Sumber gambar: GPS Map Camera Nur Aulia Saskia)
Gambar (12) Holtikultura Tanaman Tebu di Desa Lok Baintan: (Sumber gambar: GPS Map Camera Nur Aulia Saskia)

5. Pemanfaatan Lahan Basah sebagai Lahan untuk Peternakan

Gambar (13) Peternakan Bebek di Kelurahan Sungai Lulut: (Sumber gambar: GPS Map Camera Nur Aulia Saskia)
Gambar (13) Peternakan Bebek di Kelurahan Sungai Lulut: (Sumber gambar: GPS Map Camera Nur Aulia Saskia)

Gambar (14) Peternakan Bebek di Kelurahan Sungai Lulut: (Sumber gambar: GPS Map Camera Nur Aulia Saskia)
Gambar (14) Peternakan Bebek di Kelurahan Sungai Lulut: (Sumber gambar: GPS Map Camera Nur Aulia Saskia)

6. Pemanfaatan Lahan Basah untuk Kegiatan Ekonomi sebagai Pusat Produksi Batu Bata

Gambar (15) Pusat Produksi Batu Bata di Desa Gudang Tengah: (Sumber gambar: GPS Map Camera Nur Aulia Saskia)
Gambar (15) Pusat Produksi Batu Bata di Desa Gudang Tengah: (Sumber gambar: GPS Map Camera Nur Aulia Saskia)

Gambar (16) Pusat Produksi Batu Bata di Desa Gudang Tengah: (Sumber gambar: GPS Map Camera Nur Aulia Saskia)
Gambar (16) Pusat Produksi Batu Bata di Desa Gudang Tengah: (Sumber gambar: GPS Map Camera Nur Aulia Saskia)

Gambar (17) Pusat Produksi Batu Bata di Desa Gudang Tengah: (Sumber gambar: GPS Map Camera Nur Aulia Saskia)
Gambar (17) Pusat Produksi Batu Bata di Desa Gudang Tengah: (Sumber gambar: GPS Map Camera Nur Aulia Saskia)
7. Pemanfaatan Lahan Basah untuk Permukiman Penduduk

    a. Pemanfaatan Lahan Basah untuk Permukiman Penduduk di Desa Sungai Pinang Lama

Gambar (18) Permukiman Penduduk di Desa Sungai Pinang Lama: (Sumber gambar: GPS Map Camera Nur Aulia Saskia)
Gambar (18) Permukiman Penduduk di Desa Sungai Pinang Lama: (Sumber gambar: GPS Map Camera Nur Aulia Saskia)

    b. Pemanfaatan Lahan Basah untuk Permukiman Penduduk di Desa Lok Baintan

Gambar (19) Permukiman Penduduk di Desa Lok Baintan: (Sumber gambar: GPS Map Camera Nur Aulia Saskia)
Gambar (19) Permukiman Penduduk di Desa Lok Baintan: (Sumber gambar: GPS Map Camera Nur Aulia Saskia)
 

Gambar (20) Permukiman Penduduk di Desa Lok Baintan: (Sumber gambar: GPS Map Camera Nur Aulia Saskia)
Gambar (20) Permukiman Penduduk di Desa Lok Baintan: (Sumber gambar: GPS Map Camera Nur Aulia Saskia)

Gambar (21) Permukiman Penduduk di Desa Lok Baintan: (Sumber gambar: GPS Map Camera Nur Aulia Saskia)
Gambar (21) Permukiman Penduduk di Desa Lok Baintan: (Sumber gambar: GPS Map Camera Nur Aulia Saskia)

Berdasarkan pengamatan lapangan yang telah saya lakukan, dapat disimpulkan bahwa lahan basah di Kecamatan Sungai Tabuk memiliki potensi besar untuk dimanfaatkan dalam berbagai sektor, termasuk pertanian, hortikultura buah, holtikultura sayur, holtikultura tebu, peternakan, perekonomian, dan permukiman.

Pemanfaatan dan Potensi Lahan Basah dalam Berbagai Sektor:

  1. Pertanian dan Hortikultura: Lahan basah dapat dimanfaatkan sebagai lahan subur untuk menanam berbagai jenis tanaman pangan, hortikultura buah, sayuran dan bahkan tebu. Kondisi tanah yang kaya akan nutrisi dan air mendukung pertumbuhan tanaman dengan baik, sehingga dapat meningkatkan produksi pangan lokal dan mendukung keberlanjutan lingkungan. Pemanfaatan lahan basah ini juga berpotensi mengurangi ketergantungan pada lahan kering, yang sering kali rentan terhadap degradasi dan perubahan iklim.
  2. Peternakan: Selain untuk pertanian, lahan basah juga dapat dimanfaatkan untuk peternakan, terutama peternakan bebek. Sumber pakan alami yang melimpah di lahan basah, seperti rumput dan ikan kecil, menyediakan makanan yang cukup bagi ternak. Oleh karena itu, peternakan di lahan basah dapat menjadi sumber pendapatan tambahan bagi masyarakat setempat serta mendukung ketahanan pangan lokal.
  3. Ekonomi Lokal: Lahan basah sering kali menjadi lokasi strategis untuk berbagai kegiatan produksi ekonomi. Di beberapa daerah, seperti Desa Gudang Tengah, masyarakat yang tinggal di pinggiran sungai memanfaatkan lahan basah untuk memproduksi batu bata, yang merupakan bahan bangunan penting. Kegiatan ini tidak hanya menyediakan lapangan pekerjaan bagi penduduk setempat, tetapi juga meningkatkan pendapatan masyarakat. Menariknya, banyak pekerja perempuan juga terlibat dalam produksi batu bata ini, menunjukkan bahwa sektor pekerjaan ini terbuka bagi semua orang, baik laki-laki maupun perempuan.
  4. Permukiman: Di kelima desa yang diamati, sebagian besar lahan basah dimanfaatkan sebagai permukiman penduduk. Meskipun lahan basah memiliki berbagai fungsi, pemanfaatannya untuk permukiman harus dilakukan dengan hati-hati. Pembangunan di lahan basah dapat meningkatkan risiko banjir dan menyebabkan kerusakan ekosistem jika tidak dikelola dengan baik. Oleh karena itu, diperlukan perencanaan yang cermat dan penerapan kebijakan lingkungan yang baik untuk memastikan bahwa pembangunan permukiman di lahan basah tidak mengganggu keseimbangan ekosistem.
  • Tantangan di Kecamatan Sungai Tabuk:

Di Kecamatan Sungai Tabuk, lahan basah tidak dimanfaatkan untuk kegiatan perikanan. Berdasarkan informasi dari warga setempat, keramba ikan yang sebelumnya ada di belakang rumah mereka hancur akibat banjir besar pada tahun 2021. Hingga saat ini, kegiatan perikanan belum pulih karena banyak ikan yang lepas dan kerugian yang dialami warga. Hal ini menunjukkan pentingnya manajemen risiko bencana alam dan perencanaan pemulihan yang baik untuk mempertahankan fungsi lahan basah sebagai sumber mata pencaharian.

Berdasarkan hasil pengamatan di Kecamatan Sungai Tabuk yang meliputi Kelurahan Sungai Lulut beserta lima desa, yaitu Gudang Tengah, Lok Baintan, Sungai Tandipah, Sungai Pinang Lama, dan Sungai Bakung, dapat disimpulkan bahwa lahan basah merupakan sumber daya alam yang sangat berharga dengan berbagai fungsi dan manfaat, baik secara ekologis maupun ekonomi. Lahan basah memiliki potensi pemanfaatan yang beragam, yang jika dikelola dengan bijaksana dapat mendukung pembangunan berkelanjutan serta meningkatkan kesejahteraan ekonomi lokal. Namun, penting untuk memastikan bahwa pemanfaatan lahan basah dilakukan secara berkelanjutan agar kelestarian ekosistem tetap terjaga dan manfaatnya dapat dinikmati oleh masyarakat secara jangka panjang.

Referensi

Annisa, M., Si, S., Fadhlan, M. P., Abrori, M., Pd, M., Prastitasari, H., Pd, S., & Asrani, M. P. (n.d.). IDENTIFIKASI ETNOSAINS DI LAHAN BASAH KALIMANTAN SELATAN.

Lingkungan, P., & Basah, L. (2022). Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Lambung Mangkurat 2022.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun