Latar belakang terbentuknya rijsttafelÂ
Pada masa kolonial, kesibukan para perempuan Belanda mendampingi para suami berdinas dan kemewahan hidup mereka menyebabkan mereka malas untuk turut campur dalam urusan dapur sehingga menyerahkan kepada juru masak yang mayoritas merupakan masyarakat Indonesia.Â
Ketergantungan tersebut mempengaruhi pola makan dan hidangan yang biasa dikonsumsi keluarga Belanda sehari hari. Juru masak biasa memasukkan sajian nasi dan hidangan Indonesia ke meja makan keluarga Belanda.
Oleh karena itu, kebiasaan ini berkembang dan menjadi selera makan mereka. Dan menamakan kebiasaan makan nasi ini dengan ungkapan rijsttafel.Â
Lalu apa itu rijsttafel ?
Rijsttafel berasal dari Bahasa Belanda, rijst yang artinya nasi dan tafel yang artinya meja.
Rijsttafel adalah salah satu bentuk akulturasi budaya Indonesia dan Belanda pada zaman penjajahan. Rijsttafel mengadopsi kebiasaan makan masyarakat Indonesia yang menjadikan nasi sebagai hidangan utama.Â
Selain itu, juga mengadopsi kebiasaan masyarakat Indonesia yang menyajikan nasi, lauk pauk, sayur mayur, hingga pencuci mulut dalam satu waktu di atas meja, tidak seperti kebiasaan masyarakat Eropa yang menghidangkan makanan secara berurutan dari makanan pembuka, makanan utama, hingga makanan penutup.
Apa yang spesial dari rijsttafel ?
Unsur Eropa yang khas terhadap rijsttafel adalah penggunaan peralatan makan seperti sendok, garpu, dan pisau karena pada saat itu umumnya kebiasaan makan orang Indonesia cukup dengan duduk di lantai, kemudian mengalasi makanan mereka menggunakan daun pisang atau piring kayu, lalu langsung memakannya menggunakan jari jari tangan secara langsung.Â
Penggunaan peralatan makan berbahan dasar perak, kristal, dan emas, serta adanya banyak pelayan yang harus membawa berbagai macam hidangan menghadirkan kesan mewah dan elegan, serta secara tidak langsung semakin memberikan kesan pembeda status sosial antara kalangan Belanda dan Indonesia pada saat itu.
Apa saja menu yang biasa disajikan ?
Rijsttafel terinspirasi dari hidangan Padang yang disajikan dalam banyak piring dengan porsi yang kecil, namun menu yang dihidangkan tidak hanya makanan dari Padang saja melainkan dari penjuru Nusantara.Â
Menu standar rijsttafel biasanya terdiri dari nasi kuning, nasi goreng, sate, bakmi, serundeng, bakmi, tahu, telur, bebek betutu, telur balado, rendang, opor ayam, semur daging, gado gado, sup, sayur lodeh, kerupuk, acar, dan berbagai jenis sambal matang dan mentah, serta makanan kecil seperti lemper, lumpia, dan lapis legit.Â
Masyarakat Belanda sangat bangga terhadap budaya rijsttafel dan selalu ingin menunjukkan dan menjamu tamu tamu yang berkunjung ke daerah Hindia Belanda untuk merasakan betapa nikmatnya makanan khas dari negara jajahannya tersebut. Jamuan ala rijsttafel ini banyak dijumpai di hotel maupun rumah makan mewah.Â
Jadi, apakah kamu sudah pernah menikmati hidangan ala rijsttafel ini ?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H