Berpegang pada tujuan dan prinsip dalam menuntut ilmu, dapatkan ilmunya dan jangan hanya mencari jalan pintas saja.Â
Topik pilihan kompasiana kali ini adalah Joki ilmiah. Menarik untuk dibahas dan bukan hal asing lagi dilingkup akademisi.Â
Fenomena joki ilmiah ini sudah berlangsung sejak lama dalam pendidikan di Indonesia. Ditambah, dijaman yang modern seorang penjoki bisa mengiklankan jasanya di media sosial tanpa malu lagi dan terang terangan. Bahkan saat kita ketik "jasa joki tugas" maka akan muncul banyak platform online yang menyediakan jasa joki tugas ini.Â
Joki ilmiah yang bisa dimulai dari joki tugas.Â
Joki tugas sendiri mengacu pada seseorang yang mengerjakan tugas orang lain dan penjoki tersebut mendapatkan imbalan atas jasa yang diberikannya. Sehingga bisa dikatakan terjadi simbiosis mutualisme karena "sama sama menguntungkan".Â
Bagi penjoki mendapatkan imbalan yang dapat berupa fee karena menyelesaikan tugas tersebut sedangkan untuk orang yang membeli jasa joki tugas ini diuntungkan tidak perlu mengerjakan tugas dan tinggal menunggu hasilnya dari penjoki.Â
Bagaimana awal mula adanya joki tugas ini?
Berdasarkan pengalaman saya, kegiatan joki tugas ini bisa dibilang berawal dari hubungan pertemanan. Bagi anak pintar yang merasa gabut, ataupun bisa dibilang kurang beruntung dalam ekonomi maka bisa melakukan perjokian ini.Â
Permulaan yang dari lingkup kecil menuju ke lingkup yang lebih besar dengan bantuan teknologi di masa kini. Media sosial membantu joki tugas ini semakin berkembang pesat dengan mengiklankan jasa joki.Â
Penjoki yang sudah sekali melakukan joki tugas dan dirasa menguntungkan untuk dirinya, maka akan terus melakukan joki tugas tersebut. Disisi lain peminat dari joki tugas ini juga ada dan bisa dibilang makin banyak jumlahnya.Â
Ditambah adanya tugas yang semakin banyak diberikan membuat akademisi yang memiliki banyak uang dan malas memilih jalan pintas.Â
Kenapa joki tugas ini diminati?
1. Bermacam-macam varian pilihan tugas disediakan.Â
Apabila kita melihat akun penyedia jasa joki tugas di media sosial, akan terlihat ribuan pengikut dalam akun tersebut. Hal ini menunjukkan banyaknya peminat dan sudah menjadi hal normal kecurangan ini.Â
Selain itu, jasa yang disediakan joki tugas ini bervariasi, bisa yang level biasa hingga level tinggi seperti dimulai dari joki tugas akademi seperti joki makalah, joki tugas keseharian, joki skripsi, joki ujian, dan lain-lain. Sehingga si pelanggan joki bisa memilih sesuai kebutuhan.Â
2. Sifat malas.
Malas menjadi salah satu alasan sebagian besar orang yang menggunakan jasa joki tugas. Sifat tidak mau berpikir dan terbiasa ingin serba cepat menjadi pendukung terkuat untuk melakukan aksi menyewa jasa joki.Â
Orang yang sudah terbiasa dengan sesuatu yang instan maka akan sulit untuk kembali ke hal yang seharusnya dilakukan. Mereka sudah pernah merasakan dipermudah dan dimanjakan tugasnya, maka akan ketagihan untuk tugas-tugas selanjutnya.Â
3. Kesulitan mengatur waktu.
Banyak akademisi yang melakukan kegiatan belajar sambil kerja, disitulah memunculkan tugas yang menumpuk. Disisi lain, si akademisi ini menginginkan tugasnya bisa selesai dan kerjaan juga lancar maka jasa joki tugas pun akhirnya dipilih.Â
Uraikan di atas merupakan beberapa alasan klasik yang menyebabkan seseorang akhirnya memilih jasa joki tugas.Â
Apapun alasannya, joki tugas adalah perbuatan "kecurangan akademik" yang menodai nilai nilai pendidikan dan kode kejujuran.Â
Menggunakan jasa joki tugas berarti kita tidak memiliki tanggung jawab sebagai seorang akademisi dan menandakan ketidakmampuan kita dalam menjalankan tugas yang diberikan. Selain itu dengan hasil joki tugas tersebut, apa kita akan bangga dengan hasil yang bukan jerih payah kita sendiri?
Memakai joki tugas atau tidak itu kembali pada diri individu masing masing. Kita tidak bisa melarang ataupun menjudge orang tersebut.Â
Tetapi kita bisa memulai dari diri kita sendiri untuk memberantas fenomena joki tugas yang menyebabkan ketidakjujuran.Â
Kita sebagai generasi penerus bangsa yang berada dilingkup akademis, sudah seharusnya menjaga integritas akademik dan menghindari melakukan joki tugas.
Mulailah berpegang pada tujuan dan prinsip awal kita menuntut ilmu, dapatkan ilmunya dan jangan hanya mencari jalan pintas untuk menyelesaikan suatu tugas.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H