Mohon tunggu...
Nur Asih Jayanti
Nur Asih Jayanti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa - Freelancer // Belajar menulis // CP : menurasih@gmail.com

Senang menulis tentang Pertanian, pangan, dan lifestyle. Enjoy the moment!

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Jagung Ketan, Jagung yang Warna Warni

4 Februari 2023   23:35 Diperbarui: 4 Februari 2023   23:36 2164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Jagung ketan (waxy corn) 

Jagung ketan sebagai bahan pangan yang tergolong jenis jagung khusus dan memiliki nilai ekonomis yang tinggi. 

Jagung ketan memiliki nama latin Zea mays ceratina Kulesh. Di Indonesia, jagung ketan lebih dikenal dengan sebutan jagung pulut. Jagung ini banyak ditemukan di beberapa wilayah di Indonesia. 

Jagung ketan ditemukan pertama kali di China pada awal tahun 1900 dengan karakter endosperm berwarna kusam seperti lilin (waxy). 

Jagung ini disebut dengan "ketan" atau "pulut" karena memiliki tekstur lengket dan pulen sebab kandungan amilopektin yang tinggi pada jagung. Selain itu, amilopektin inilah yang membuat rasa gurih pada jagung.

Jagung ketan memiliki keunikan yaitu mempunyai biji berwarna ungu, putih kekuningan, merah kecoklatan atau campuran dari berbagai warna tersebut.

Selain karena rasanya yang gurih, penampilan merah dan pulen dari jagung ketan yang membuat jagung ini banyak disukai oleh masyarakat. 

Di Indonesia, jagung ketan ini dapat diolah dengan cara sederhana yaitu bisa direbus atau dibakar, dibuat emping, campuran nasi dan marning. 

Kandungan gizi

Jagung ketan mengandung pati dalam bentuk amilopektin sebesar 90%. 

Amilopektin yang tinggi ini berpengaruh terhadap rasa dan kadar serat pada jagung. Sehingga jagung ini bisa dimanfaatkan oleh penderita diabetes untuk bahan pangan.

Tingginya kandungan amilopektin pada jagung ketan juga bisa dimanfaatkan sebagai pakan ternak seperti sapi, domba. Dengan menambahkan jagung ketan, bobot hewan ternak dapat mengalami peningkatan sebesar 20%.

Produksi Jagung Ketan

Dibalik keunggulan yang dimiliki, jagung ketan juga memiliki kelemahan pada produktivitasnya. Jagung ketan memiliki tingkat produktivitas yang masih rendah, yaitu antara 2-2,5 ton/ha. Untuk meningkatkan produktivitasnya, Balai Penelitian Tanaman Serelia melakukan persilangan dengan plasmanutfah lokal. 

Selain untuk memenuhi kebutuhan konsumen, jagung ketan ini juga dapat digunakan sebagai bahan baku industri yang diolah menjadi jagung marning. 

-Beberapa ulasan di atas semoga dapat membantu menambah informasi tentang jagung ketan atau jagung pulut ini.-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun