Beras analog merupakan beras penganti yang terbuat dari bahan nonpadi yang berbentuk mirip butiran beras. Beras analog dapat dibuat dengan memanfaatkan bahan pangan seperti jagung, kedelai, dan sorgum.
Beras ini merupakan salah satu inovasi pangan yang dapat digunakan sebagai solusi persoalan masyarakat Indonesia yang ketergantungan pada beras.
Apa beras analog bisa sebagai diversifikasi pangan?
Diversifikasi pangan bertujuan untuk mewujudkan ketahanan pangan nasional dan sebagai upaya penyediaan pangan pokok dari tahun ke tahun.Â
Ketersediaan lahan untuk memproduksi beras padi semakin tidak mampu memenuhi jumlah kebutuhan dikarenakan lahan pertanian semakin berkurang karena alih fungsi menjadi non pertanian seperti pemukiman.
Karakteristik Beras Analog
Karakteristik beras analog tidak jauh beda dengan beras padi pada umumnya, yaitu mudah di masak dan bergizi. Beras analog memiliki warna yang tidak seputih beras padi. Namun beras analog lebih tahan lama dan tidak cepat kutuan. Rasa beras analog juga sangat mirip dengan beras biasa.Â
Dari segi bentuk fisik mirip butiran beras sehingga secara psikologis konsumen tetap merasa memakan nasi dari beras padi.
Kandungan nilai IG (Indeks Glikemik) pada beras analog berbahan jagung dan mocaf yang diproduksi BPPT sebesar 26,4. Nilai IG ini lebih rendah dibandingkan beras padi putih varietas IR 64 yang memiliki nilai IG mencapai 69,96. Kandungan nilai IG yang lebih rendah pada beras analog berbahan jagung menyebabkan produk pangan ini memiliki karbohidrat kompleks sehingga tahan kenyang.Â
Cara PembuatanÂ
Proses pembuatan beras analog terdiri dari beberapa tahap. Dimulai dari persiapan bahan, pencampuran, ekstrusi dan pengeringan. Pada umumnya beras analog dapat diperoleh dengan menggunakan metode granulasi.
Pada metode granulasi dilakukan pencampuran bahan pada suhu 30-80 derajat Celsius. Pencetakan adonan menggunakan granulator kemudian dikukus dan dikeringkan.Â
Keunggulan Beras Analog
Beras analog memiliki indeks glikemik rendah sehingga lambat meningkatkan kadar gula dalam darah.
Beras analog juga lebih menyehatkan bagi penderita diabetes dan cocok untuk kamu yang menjalani diet.
Bahan baku beras analog berasal dari bahan baku lokal.
Namun, kendala dalam diversifikasi pangan adalah produksi pangan olahan berbahan baku lokal masih terkendala harga karena skala produksinya masih kecil.
Oleh karena itu, dukungan kebijakan atas pengembangan pangan berbahan lokal sangat diperlukan.Â
Dapat disimpulkan, beras analoh dapat menjadi inovasi yang sangat baik dan bermanfaat bagi masyarakat. Tidak ada salahnya mencoba pangan nonberas yang bahan bakunya diproduksi lokal.Â
Semoga beberapa ulasan di atas dapat menambah informasi tentang pangan nonberas.Â
-Salam semangat-