Mohon tunggu...
Nur Arviyanto Himawan
Nur Arviyanto Himawan Mohon Tunggu... Freelancer - Seorang pembelajar

Seorang pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Sapaan dan Cerminan Fase Hidup Orang Jawa

18 Juni 2020   14:48 Diperbarui: 18 Juni 2020   14:53 444
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika seorang Jawa memasuki fase dewasa, penyebutan nama-nama 'aneh' tersebut menjadi tak lazim didengar. Pada fase ini orang lebih sering menyapa dengan nama asli. Dalam 'unggah-ungguh' pun lebih banyak menggunakan penyebutan 'sampeyan' dan penambahan 'mas' di depan nama asli ketika menyapa teman sebaya. Bahkan tak jarang yang menggunakan penyebutan 'panjenengan' kepada teman sebaya, terutama yang lama tak bertegur sapa.

Bagi yang tau 'unggah-ungguh' Bahasa Jawa, tentu ini terdengar aneh dan kaku. Tapi ini bisa dipandang sebagai sebuah bentuk pendewasaan. Keakraban yang tadinya tercermin dari nama ejekan, telah bertransformasi menjadi keakraban yang lebih 'dewasa' dengan penyebutan 'sampeyan', 'panjenengan', 'mas', dan 'mba'. Dengan pembawaan yang lebih tenang, tidak asal bicara, dan dibumbui 'ngapunten' (mohon maaf) dan 'matur nuwun' (terima kasih) ketika mengawali ataupun mengakhiri pembicaraan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun