Mohon tunggu...
Nur Arviyanto Himawan
Nur Arviyanto Himawan Mohon Tunggu... Freelancer - Seorang pembelajar

Seorang pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Adinda

17 November 2019   17:10 Diperbarui: 17 November 2019   17:08 23
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Adinda,

Seraut senyum di wajahmu mengindahkan hariku

Kedipan matamu menggetarkan hatiku

Tawa mu menghempaskanku

Ke dalam labirin cinta yang tak tentu

Jauh disana aku

Ingin ku berjalan menuju hatimu

Namun aku tak tahu dimana itu

Oh, Tuhan

Berikan daku ini jalanMu

Ku terus berjalan ke dalam labirin cinta

Semakin dalam, semakin tak tentu

Sayup-sayup suara mu adinda ku dengar

Namun aku tak bisa menemukan mu

Kuberjalan melewati lorong-lorong waktu

Masih dalam kesendirian yang sunyi

Inginku berbagi kisah dengan mu

Namun caranya tak kuketahui

Aku tak tahu apakah aku seorang pengecut

Diriku berjalan dalam labirin yang penuh liku

Kucoba ke sana-kemari menemukanmu

Hanya suara yang menjadi penuntunku

Ingin kukirimkan seekor merpati putih

Yang akan membawa pesan cinta ku padamu

Tahukan engkau wahai adinda

Dikepak sayapnya lah kutitipkan salam rinduku untukmu

Oh adinda,

Jikalau nanti kau dan aku dapat bertemu

Ketahuilah, bahwa hatiku masih dijiwamu

Wahai bungaku di tengah jurang

Indah dipandang tapi sulit dipegang

Adinda

Seembun penyejuk hatiku

Adinda, bunga hatiku

Adinda, suciku

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun