Mohon tunggu...
Nur Arviyanto Himawan
Nur Arviyanto Himawan Mohon Tunggu... Freelancer - Seorang pembelajar

Seorang pembelajar

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengatasi Kesulitan Belajar

2 Desember 2017   14:42 Diperbarui: 2 Desember 2017   14:48 2397
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di akhir minggu, buatlah acara belajar bersama teman dan pilih tempat belajar yang nyaman. Belajarlah secara santai tapi tetap mempertahankan keseriusan kita. Apabila kita mempunyai waktu untuk beristirahat, dan biasankan diri kita menggunakan waktu itu sebaik mungkin walaupun hanya sebentar. Jika perlu, istirahatlah terlebih dahulu sebelum belajar agar pikiran kita kembali segar dan tidak muncul rasa kantuk.

4. Merasa jenuh dengan aktivitas sehari-hari

Padatnya rutinitas yang harus ia jalani menimbulkan rasa jenuh pada dirinya. Apalagi aturan pondok yang sangat ketat, membuat ia merasa terkekang.

Rasa jenuh memang acapkali menghampiri kita, apalagi jika rutinitas kita padat. Atasi rasa jenuh itu dengan melakukan kegiatan yang menyenangkan seperti bercanda dengan teman, melakukan olahraga, bermain game asalkan jangan menjadi candu,  adakan kegiatan tamasya, bersilaturahmi ke rumah teman diakhir minggu atau bisa bisa mencoba membuat percobaan-percobaan yang berhubungan dengan fisika. Intinya kemas dan sisipkanlah rutinitas sehari-hari itu dengan hal-hal yang menghibur agar tubuh kita segar kembali dan jiwa kita bersemangat kembali.

5. Masalah keluarga

Dia berasal dari keluarga yang berkecukupan dalam ekonomi terutama dalam kebutuhan mendasar seperti makan dan minum. Ayahnya dan ibunya adalah seorang petani. Dia adalah anak keempat dari empat bersaudara. Walaupun orang tuanya berkecukupan, tapi dari keempat bersaudaranya hanya dia yang melanjutkan sekolah sampai ke jenjang SMA. Akhir-akhir ini ibunya menderita sakit keras, sehingga butuh biaya pengobatan yang tidak sedikit. 

Kadangkala dia berpikir bahawa untuk apa dia bersekolah jika untuk biaya berobat orang tuanya tidak ada, lebih baik berhenti sekolah dan uang untuk sekolah itu digunakan untuk biaya pengobatan, pikirnya. Karena jauh dari orang tua, dia harus pandai-pandai jaga diri, sehingga dia sangat memegang teguh nasihat orang tuanya. Responden mengakui jika muncul rasa kangen terhadap keluarga, maka minat belajarnya turun.

Berbagai masalah yang dihadapi tentunya memberikan efek pada psikologi belajar siswa, apalagi jika masalah itu melanda orangtua. Responden yang jauh dari orang tua, mengaku minat belajarnya akan turun jika rasa rindu melanda. Memang wajar jika ada rasa rindu, tapi ubahlah rasa rindu itu menjadi sebuah dorongan bagi kita untuk berbuat lebih, sehingga kelak rasa rindu itu terbayar dengan senyum indah diwajah kedua orangtua kita. 

Ubah juga pendangan bahwa kita lebih baik putus sekolah demi pengobatan orangtua kita, itu malah akan menjadi beban pikiran orang tua yang semakin memperparah sakitnya. Ingatlah bahwa orang tua kita berjuang untuk bisa menyekolahkan kita, akankah kita membalasnya dengan kekecewaan. Kalaupun kita ingin membantu dalam hal biaya, kita bisa menghemat pengeluaran kita agar tanggungan kedua orangtua kita bisa lebih ringan. Kesuksesan kita adalah kebahagiaan terbesar mereka, tetaplah berdoa demi kesembuhan orangtua, serta ingatlah bahwa setelah kesusahan itu ada kemudahan dan Alloh SWT akan menundukan dunia ini pada orang yang berilmu.

6. Masalah lingkungan dan fasilitas sekolah.

Menurutnya suasana kelas sudah cocok untuk pembelajaran, tapi untuk suasana sekitar sekolah masih belum kondusif karena masalah lingkungan terutama ada selokan besar di sekitar sekolah yang baunya sangat mengganggu. Fasilitasnya masih belum memadai, seperti laboratorium IPA yang masih bercampur antara laboratorium fisika, laboratorium kimia, dan laboratorium biologi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun