"Yang ini, saya buat selama dua hari. Kemarin saya sudah memasangnya, tapi tidak mau berputar," kata Tuttang sambil memperlihatkan baling-balingnya ke saya. Memang kadang ada baling-baling yang tak bisa berputar. Hal itu dipengaruhi oleh keseimbangannya, serta lengkungannya. Karena jika baling-balingnya lurus, tidak sedikit melengkung, maka biasanya tidak dapat menangkap angin dan tidak akan berputar.
"Saya sudah meraut ulang baling-balingnya, tadi saya lama mencari masalahnya, ternyata baling-balingnya tidak melengkung. Saya sudah menggosoknya dengan kertas gosok, jadi permukaannya semakin halus. Dan sudah bisa berputar," Tuttang menambahkan saat saya memegang baling baling tersebut.
Untuk badannya, dibuat dari bambu yang panjangnya sekitar 50 cm, dan diameternya tidak begitu besar. Dibutuhkan juga bambu yang agak tebal, tapi diameternya tak besar, panjangnya sekitar 15 cm. Salah satu ujungnya akan dibentuk menjadi kotak, ukuran kotaknya harus pas dengan lubang kotak yang sudah dibuat di baling-balingnya. Dan tentunya bambu yang dipasang ke baling-baling harus kuat. Karena ini merupakan tumpuan baling-baling.
Batang kopi yang diamaternya sama dengan bambu pangkal tadi sudah dihaluskan. Panjangnya sekitar 50 cm. Sekitar 20 cm atau lebih panjang dari bambu pangkal tadi, diraut dan dihaluskan agar bisa masuk ke lubang bambu pangkal tadi. Dan batang kopi inilah yang menyambungkan dengan badan ete'-ete' .Â
Juga nantinya akan diikat pula pelepah kelapa (tapi hanya ujung paling luarnya dan daunnya masih ada) untuk menentukan darimana angin bertiup. Pelepah kelapa inilah yang bekerja dan membuat badan baling-baling berputar otomatis, jika anginnya bertiup dari selatan, otomatis pelepah kelapa ini akan berputar dan akhirnya berada di sebelah utara, nah jika sudah demikian baling-baling akan berputar, karena sudah diterpa angin.
Suara ete'-ete'yang sudah jadi, akan terdengar begitu kencang, jika anginnya juga kencang. Suara tersebut tercipta dari gesekan antara bambu pangkal baling-baling dengan batang kopi yang terpasang sebagai penghubung ke badan ete'-ete'.
Oh, iya. Kayu yang dibuat baling-baling ini adalah kayu baru(saya tidak tahu bahasa Indonesianya).Ada juga yang dibuat dari batang cokelat. Ataupun kayu yang lain. Tergantung dari kesukaan dari pembuatnya.
****
Dulu, saat musim rambutan, ete'-ete'bisanya akan dipasang di atas pohon rambutan. Fungsinya jelas, untuk mengusir kelalawar yang hendak memakan buah rambutan. Di pohon langsat pun demikian. Tapi sekarang sudah tidak lagi. Ete'-ete' ini hanya saya jumpai di tetangga sawah bapak saya. Di tempat lain, sekarang saya tak lagi menjumpainya.
Sudah sangat sedikit orang yang membuat ete'-ete'di kampung saya. Hanya Tuttang yang setiap musim membuat ete'-ete'.Tuttang membuatnya untuk membantu mengusir burung pipit. Salah satu ete'-ete'yang dipasang di pohon sirsaknya memang benar membuat burung pipit tak hinggap di padi sekitaran pohon tersebut.