Mohon tunggu...
nuranisa
nuranisa Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

menulis,menggambar,memanah

Selanjutnya

Tutup

Parenting

membangun karakter anak

30 Desember 2024   22:37 Diperbarui: 30 Desember 2024   22:37 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Parenting. Sumber ilustrasi: Freepik

ABSTRAK

Tanpa disadari, perkembangan karakter anak tidaklah muncul secara spontan begitu saja. Ada proses yang dialami dan dilewatinya, salah satunya fase perkembangan ini. Masa perkembangan karakter yang paling awal yaitu bagi anak usia dini. Betapa pentingnya para orangtua memerhatikan pembentukan karakter anak usia dini yang mereka miliki. Ketika berbicara mengenai pembentukan karakter anak usia dini, kita menjadi teringat pada faktor lingkungan dan keluarga yang berada dekat dengan anak tersebut. Metode penelitian  yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif. Dalam artikel ini, penulis ingin membahas mengenai proses pembentukan karakter anak usia dini dalam tiga elemen, keluarga, sekolah, dan komunitas. Berdasarkan hasil studi yang dilakukan, penulis menemukan bahwa proses pembentukan karakter anak usia dini, diawali dari keluarga, kemudian dilanjutkan dengan sekolah, dan komunitas yang diikuti anak usia dini tersebut. Komunitas ini meliputi komunitas bermain, komunitas les atau lembaga kursus pengembangan bakat yang diikuti anak usia dini tersebut. Tetapi faktor utama yang menentukan adalah keluarga sebagai komunitas terkecil dan pertama bagi para anak.

Kata Kunci: Pembentukan Karakter, Anak Usia Dini, Keluarga, Sekolah, Komunitas

PENDAHULUAN

Pembentukan karakter anak tidaklah lahir begitu saja, ada proses yang dilewatinya sehingga proses tersebut pun menjadi karakter yang melekat dalam diri seoranganak. Mulai dari anak tersebut lahir dan tumbuh berkembang menjadi dewasa di lingkungan keluarga, bergaul dengan teman-teman dalam kelompok permainan, sekolah, sampai dengan masyarakat. Sebagai orangtua, tanpa disadari, sikap orang tua yang negatif pada anaknya pun justru akan menjatuhkan anak tersebut. Misalnya, ketika orang tua memukul dan memberikan tekanan yang menjadikan anak bersikap negatif, rendah diri, minder, penakut, dan tidak beranimengambil resiko, yang di mana karakter-karakter tersebut akan dibawanya sampai ia dewasa. Penulis menemukan penelitian lain yang membahas tentang karakter anak usia dini yang ditinjau dari dampak permainantradisional. Nur (2013) mengungkapkan tentang manfaat dari jenis-jenis permainan anak tradisional dalam membangun karakter anak. Menurut Nur (2013) dalam tulisannya, hal inI dilatarbelakangi oleh adanya fenomena perubahan aktivitas bermain anak saat ini, permainan modern dalam era ini identik dengan penggunaan teknologi seperti video games dan games online. Akibatnya, permainan anak tradisional mulai terlupakan dan menjadi asing di kalangan anak-anak. Nur telah menguraikan dampak yang terjadi pada anak ketika kecanduan bermain games yang berakibat pada karakter yang akan terbangun pada diri anak. Nur juga mengajak bahwa dengan mengembalikan permainan anak tradisional sebagai permainan anak-anak saat ini dapat menjadi suatu alternatif untuk menciptakan generasi berkarakter unggul (Nur, 2013). Penelitian terdahulu di atas mempertegas penelitian penulis bahwa pembentukan karakter anak usia dini dapat dipengaruhi oleh berbagai hal. Jika Nur (2013) melihat pembentukan karakter anak usia dini yang dipengaruhi oleh permainan tradisional, maka penulis dalam hal ini ingin mengangkat bahwa proses pembentukan karakter anak usia dini juga meliputi faktor keluarga, sekolah, dan komunitas. Perkembangan karakter anak ini tidaklah muncul secara spontan begitu saja. Ada proses yang dialami dan dilewatinya, salah satunya fase perkembangan ini. Masa perkembangan karakter yang paling awal yaitu bagi anak usia dini. Betapa pentingnya para orangtua memerhatikan pembentukan karakter anak usia dini yang mereka miliki. Ketika berbicara mengenai pembentukan karakter anak usia dini, kita menjadi teringat pada faktor lingkungan dan keluarga yang berada dekat dengan anak tersebut. Dalam artikel ini, penulis ingin membahas mengenai proses pembentukan karakter anak usia dini dalam tiga elemen, keluarga, sekolah, dan komunitas. Antara keluarga, sekolah, dan komunitas tentu memiliki pengaruh yang berbeda-beda bagi anak usia dini tersebut. Jika dibandingkan faktor manakah yang paling dominan, tentu akan muncul persepsi yang beragam bagi para orangtua, guru, maupun masyarakat umum. Oleh karena itu, dalam artikel ini, penulis membahas prosespembentukan karakter anak usia dini, melalui faktor keluarga, sekolah, dan komunitas.

Konsep Anak Usia Dini

Dalam artikel ini, penulis ingin mengetahui tentang proses pembentukan karakter anak usia dini, melalui keluarga, sekolah, atau komunitas. Menurut Undang-undang Sisdiknas tahun 2003, anak usia dini merupakan anak yang berada pada rentan kategori usia 0-6 tahun. Istilah lain menyebutkan anak usia dini yang merupakan  sekelompok anak yang memiliki proses pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat unik. Hal ini dikarenakan memiliki pola perkembangan yang khusus sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangannya (Mansur, 2005). Pada usia ini biasanya anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat dan tidak akan diulang lagi pada masa mendatang. Dalam perkembangan kognisi menurut Piaget, anak usia dini masuk dalam fase sensorymotor (0 -- 2 tahun) sampai fase perkembangan pra operasional (2 -- 7 tahun). Oleh karena itu, anak usia dini sangat mudah meniru dan menyerap apa yang di dapatkan dari lingkungan sekitar dimana dia tumbuh,lingkungan yang baik akan berpengaruh baik kepada anak, begitupula sebaliknya, lingkungan yang tidak baik akan berpengaruh tidak baik pula pada anak (Ormrod, 2008). Menurut Megawangi (2003), anak-anak akan tumbuh menjadi pribadi yang berkarakter apabila dapat tumbuh pada lingkungan yang berkarakter, sehingga fitrah setiap anak yang dilahirkan suci dapat berkembang segara optimal. Hal ini juga mengingat lingkungan anak bukan saja lingkungan keluarga yang sifatnya mikro, maka semua pihak - keluarga, sekolah, media massa, komunitas bisnis, dan sebagainya turut andil dalam perkembangan karakter anak. Jika dikaitkan dengan pembahasan penulis bahwa ada aspek pembentukan karakter anak usia dini, yang dilihat dari faktor keluarga, sekolah, atau komunitas tempat bermain anak tersebut. Menurut Megawangi, mengembangkan generasi penerus bangsa yang berkarakter baik adalah tanggung jawab semua pihak. Tetapi, tentu saja hal ini tidak mudah, oleh karena itu diperlukan kesadaran dari semua pihak bahwa pendidikan karakter merupakan "PR" yang sangat penting untuk dilakukan segera. Terlebih melihat kondisi karakter bangsa saat ini yang memprihatinkan serta kenyataan bahwa manusia tidak secara alamiah tumbuh menjadi manusia yang berkarakter baik, sebab menurut Aristoteles, hal itu merupakan hasil dari usaha seumur hidup individu dan masyarakat (Megawangi, 2003).

 METODE


Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif. Penelitian kualitatif bertujuan mempertahankan bentuk dan isi perilaku manusia dan menganalisis kualitas-kualitasnya, alih-alih mengubahnya menjadi entitas-entitas kuantitatif (Mulyana, 2008: 150). Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan analisis data kualitatif. Penulis pun menggunakan teknik pengumpulan data yaitu wawancara, observasi non partisipan, dan studi literatur. Adapun informan yang digunakan dalam penelitian ini diambil sesuai dengan kebutuhan penelitian. Penulis memilih informan yang sesuai kriteria penelitian, yaitu orangtua yang telah memiliki minimal dua anak, dengan usia minimal 5 tahun. Hal ini berdasarkan pertimbangan bahwa orang tua tersebut dapat melihat perkembangan anak-anaknya sejak usia dini sehingga dapat membuat penilaian mengenai pembentukan karakter anak usia dini dari 0- 5 tahun tersebut. Selain orang tua, penulis juga mengambil informan dari psikologi anak, sehingga diperoleh lah 4 orang
informan sebagai berikut:
1. Rma, ibu dari dua orang anak
2. Idn, ibu dari dua orang anak
3. Jn, ayah dari empat orang anak
4. Lc, psikolog anak

     
HASIL PENELITIAN


Dalam bagian ini, penulis inginmembahas tentang proses pembentukan karakter anak usia dini, mulai dari yang dipengaruhi keluarga, sekolah, atau komunitas. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, penulis dapat menguraikan proses pembentukan karakter anak usia dini. Jika dibandingkan dengan hasil studi literatur yang dilakukan penulis, ada beberapa pendapat yang mengatakan bahwa keluarga merupakan faktor pertama dan utama yang mempengarahi proses pembentukan karakter anak usia dini tersebut. Pebriana (2017) mengungkapkan dalam artikelnya yang berjudul Analisis Kemampuan Berbahasa dan Penanaman Moral pada Anak Usia Dini melalui Metode Mendongeng, bahwa pembentukan karakter pada anak usia dini pun dapat dilakukan dengan metode mendongeng. Penelitian ini menambah referensi penulis untuk mengetahui proses pembentukan karakter anak usia dini. Pembentukan ni tumbuh dari kebiasaan anak ketika mendengarkan cerita dongengnya, sehingga anak tersebut dapat mengikuti setiap nilai moral yang terkandung dalam cerita dongeng tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun