Mohon tunggu...
Ria Astuti
Ria Astuti Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Menikmati Perjalanan :)

Selanjutnya

Tutup

Nature

Edukasi Hutan di Sarongge Kawasan Taman Nasional Gunung Gede Pangrango

7 April 2013   08:25 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:35 2097
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

1365295585997043616
1365295585997043616
Ulat besar
1365295715635316418
1365295715635316418
Kepompong dilapisi daun kering
1365295797614775880
1365295797614775880
Subhanallah...

Di sekitar camping ground, kami menemukan aktifitas hewan-hewan yang sungguh menakjubkan. Ada ulat hijau besar ketika malam hari kami melihatnya ia berada di atas ranting pohon, setelah pagi hari kami melihatnya kembali ia sudah di ranting sebelah bawah, kepompongnya yang besar tertutup daun kering. Menurut Kang Dudu ulat itu akan menjadi kupu-kupu yang besar dan cantik sekali, sayang kami belum tentu dapat melihatnya kembali, hehee. Ada juga laba-laba yang asik berkoloni, dalam satu pohon saya menemukan lebih dari 3 laba-laba yang sedang asik merajut jarring kehidupannya sendiri. ahh… pagi yang sempurna :).

13652959621487303358
13652959621487303358
sunrise di Sarongge

Setelah berkemah semalaman di camping ground, minggu pagi kami bersiap untuk menjelajah hutan bersama guide handal yang juga penduduk setempat desa Sarongge, Kang Dudu, Kang Syarief juga Pak Sopian professor tanaman yang tahuuuu apa aja, hehee. Sepanjang perjalanan kami didongengi kisah-kisah hutan, Kang Dudu juga sangat bersemangat menjelaskan setiap pohon dan tetumbuhan yang kami lewati. Benar-benar kami dikenalkan pada hutan dan segala yang ada di dalamnya. Seperti tanaman yang bisa digunakan sebagai bahan dasar tinta, penduduk setempat menggunakan untuk tinta stempel, saya lupa nama tanamannya apa hehee. Lihat fotonya saja ya. Ada juga pohon Teter yang digunakan sebagai pengusir hama, karena bau yang ditimbulkannya tidak disukai oleh hama pengganggu, maka cocok di tanam di sekitar kebun sayur petani.

13652961281319042705
13652961281319042705
Bunga Radiul (horeeee saya ingat namanya :P) [caption id="attachment_246543" align="aligncenter" width="400" caption="Tumbuhan penghasil tinta"]
1365296387567106909
1365296387567106909
[/caption]

[caption id="attachment_246544" align="aligncenter" width="400" caption="Pohon Teter sebagai pengusir hama"]

13652965491970831777
13652965491970831777
[/caption]

Sebelum memasuki hutan, Kang Dudu memberitahukan 3 pantangan yang tidak boleh kami lakukan selama di dalam hutan. Yang pertama dilarang memanggil/menyebut nama, kedua dilarang menanyakan arah jalan, apakah masih jauh atau tidak, yang ketiga dilarang apa ya saya lupa ahaha maapp. Sebelum memasuki hutan Kang Dudu membacakan semacam mantra kepada anak-anak dibawah umur yang ikut masuk ke hutan. Pada intinya hal-hal itu dilakukan agar selama di dalam hutan kami tidak diganggu oleh roh-roh penghuni hutan.

[caption id="attachment_246545" align="aligncenter" width="500" caption="Narsis di bawah pohon Ki Hujan yang berusia ratusan tahun hmmm"]

1365296705799040745
1365296705799040745
[/caption] Pak Sopian ahli tanaman menjelaskan kepada kami bahwa banyak sekali tetumbuhan di dalam hutan yang dapat digunakan sebagai kebutuhan obat-obatan penduduk dan bagi pendaki gunung yang kerap kali menjelajahi hutan banyak sekali tumbuhan yang bisa dikonsumsi. Diantaranya tumbuhan yang bernama Begonia (kalo tidak salah namanya hihi lihat foto saja ya), dapat digunakan untuk menghilangkan rasa haus, pusing dll cara mengkonsumsinya batangnya dikupas kemudian dipotong kecil lalu dihisap saja sepanjang perjalanan. Pak Sopian juga menjelaskan beberapa tanaman yang bisa digunakan sebagai obat-obatan diantaranya untuk sakit typhus, TBC, batuk, demam dll sampai tanaman obat untuk ketombe, keputihan, masalah kesuburan juga tanaman untuk pengganti alat kontrasepsi. Pak sopian juga memberi tahu tanaman yang bisa digunakan sebagai kentongan di dalam hutan, dengan memukul sebatang daun akan menimbulkan bunyi yang cukup keras dan nyaring (lihat gambar). Betapa hutan dan alam telah memberikan begitu banyak manfaat bagi kelangsungan hidup manusia, namun sayangnya segelintir manusia tidak tahu atau lupa bagaimana caranya berterima kasih kepada alam dan segala isinya.

[caption id="attachment_246546" align="aligncenter" width="500" caption="Tumbuhan Begonia"]

13652968411332344825
13652968411332344825
[/caption] [caption id="attachment_246548" align="aligncenter" width="500" caption="Daun Kentongan :D"]
1365297135974288700
1365297135974288700
[/caption]

Dalam perjalanan menuju camping ground kembali, kami bersyukur sekali diberikan kesempatan untuk melihat elang jawa terbang di antara pepohonan hutan Sarongge. Sayangnya kami kurang pagi memasuki hutan tadi, jika lebih pagi sedikit kami dapat melihat aktifitas sarapan pagi monyet-monyet yang berlarian menggendong anaknya. Kami hanya melihat sisa-sisa buah markisa bekas gigitan mereka di sepanjang perjalanan jelajah hutan.

[caption id="attachment_246547" align="aligncenter" width="500" caption="Akhirnya berhasil membidiknya masuk ke kamera :D"]

13652969371818320143
13652969371818320143
[/caption]

Dua hari berada di Sarongge rasanya kurang sekali. Sya kecil anak dari mba Dini sudah bertekad akan kembali lagi ke Sarongge untuk melihat pohon yang telah ditanamnya. Hihi lucu banget membawa serta anak-anak mengenal alam bebas. Seperti yang Saya katakan pada artikel sebelumnya, Tak Kenal Hutan Maka Tak Sayang Hutan, anak-anak ini telah dikenalkan dari usia dini pada hutan sehingga menambah kecintaannya pada alam. Hal ini baik sekali diterapkan untuk generasi mendatang agar kepedulian terhadap kehidupan hutan tetap menggelora dan hutan Indonesia tidak akan menemui kematiannya. Aamiin.

Salam Lestari :)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun