Mohon tunggu...
Nurana Sari
Nurana Sari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Just a Human

Your life is as good as your mindset

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Gunboat Diplomacy: Kapal Perang sebagai Alat Peraih Kepentingan Suatu Negara

30 November 2021   17:19 Diperbarui: 30 November 2021   17:36 473
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dengan demikian maka Gunboat Diplomacy merupakan suatu cara ataupun aksi yang dipakai oleh suatu negara dengan menggunakan kekuatan yang dimiliki oleh Angkatan Laut di negaranya sendiri yang bertujuan untuk mencapai ataupun meraih kepentingan negaranya. 

Dengan istilah lain, kapal perang dipakai untuk melakukan penekanan ataupun ancaman dan juga memaksa ke pihak lawan supaya mereka nantinya menuruti keinginan ataupun permintaan yang diminta oleh pihak yang bersangkutan. Gunboat Diplomacy  ini masuk ke dalam hard diplomacy yang mana sangat dekat dengan menggunakan kekuatan militer.

Di dalam perkembangannya, Gunboat Diplomacy acap kali dipakai oleh negara-negara yang memiliki super power (kekuatan besar) yang bertujuan untuk menduduki negara-negara yang lebih kecil dari negaranya sendiri. 

Dengan demikian maka negara-negara yang memiliki super power akan terus menerus memakai dan memanfaatkan kekuatan militer negaranya yang nampak tidak sepadan dengan pihak lawannya. 

Tidak hanya itu saja, negara-negara yang memiliki super power tersebut juga akan terus mengambil kesempatan untuk meraih kepentingan negaranya sendiri dikarenakan belum berlakunya hukum internasional dalam mengatur penekanan yang dilakukan oleh suatu negara ke negara lainnya. 

Di dalam hal ini bisa dicontohkan ketika Amerika Serikat melakukan Gunboat Diplomacy di Asia. Kejadian itu terjadi ketika Komodor Matthew C. Perry mengarungi armadanya ke Teluk Tokyo pada tahun 1853. Pada saat itu, Ia melakukan intimidasi ke pihak Jepang untuk membuka diri terhadap perdagangan luar negeri (Lander, 2011).

Prinsip ataupun dasar yang diterapkan di dalam Gunboat Diplomacy yaitu mengejar dan kemudian pada akhirnya akan menghasilkan suatu kepentingan dengan adanya intimidasi ke pihak lawan tanpa menghadirkan permasalahan-permasalahan ataupun konflik serta biaya yang lebih besar. 

Saat ini, prinsip ataupun dasar yang terdapat di dalam Gunboat Diplomacy ini tidak pernah berubah ataupun dihilangkan, tetapi dalam hal taktik ataupun strategi mengalami perubahan. Meskipun Gunboat Diplomacy atau diplomasi kapal perang ini sudah cukup lama kehadirannya, namun diplomasi ini masih eksis bahkan masih digunakan hingga saat ini. 

Dengan begitu maka, Gunboat Diplomacy  ini tidak dianggap usang oleh pihak-pihak ataupun negara-negara yang memiliki superpower. Hal ini bisa dicontohkan dengan latihan yang dilakukan oleh Angkatan Laut negara Iran di Selat Hormuz pada tahun 2011. 

Latihan tersebut dilakukan untuk memperlihatkan potensi yang dimiliki oleh Angkatan Laut negara Iran dalam hal melakukan penembakan peluru kendali atau disebut dengan rudal. 

Penembakan peluru kendali tersebut dilakukan dari kapal selam ke arah kapal permukaan. Dengan diadakannya latihan penembakan tersebut, ditujukan agar pihak-pihak ataupun negara-negara lainnya tahu bahwa negara Iran sanggup untuk menutup Selat Hormuz pada saat negara Iran tersebut merasa dalam kondisi yang berbahaya. Jarak beberapa hari kemudian, datanglah kapal Angkatan Laut Amerika Serikat ke Selat Hormuz. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun