Reshuffle Kabinet merupakan hak prerogatif Presiden dan wajar dilakukan dalam rangka meningkatkan kinerja Pemerintah. Presiden Joko Widodo mengambil keputusan yang cukup mengejutkan publik.Â
Pasalnya pada Rabu (15/6/2022), Jokowi mengumumkan akan mereshuffle kabinet kerjanya.
Jokowi memutuskan mencopot dua menterinya, yakni Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi dan Menteri ATR/BPN Sofyan Djalil.
Jokowi lantas memasukkan Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan dan eks Panglima TNI Hadi Tjahjanto sebagai pengganti kedua menteri yang dicopotnya tersebut.
Bukan cuma itu, Jokowi juga menambahkan sejumlah wakil menteri untuk melengkapi formasi Kabinet Indonesia Maju.
Keputusan ini pun menimbulkan sejumlah reaksi, baik pro dan kontra. Salah satunya dari mantan Menteri Koordinator bidang Kemaritiman era Gus Dur yakni Rizal Ramli.
Rizal Ramli sendiri dikenal sebagai salah satu tokoh oposisi pemerintah yang lantang menyuarakan pendapat kontra atas kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah/kekuasaan.
Termasuk keputusan reshuffle kabinet yang ternyata mendapat respons kurang baik dari Rizal Ramli, seperti yang disampaikannya lewat cuitan di Twitter.
"Banyak yang tanya : ini reshuffle untuk apa dan untuk siapa ? Nyaris tidak akan ada dampaknya terhadap perbaikan kinerja,, nambah-nambah Wamen doang, Wamen yang ada aja ndak jelas kerjaannya," tulis Rizal, dikutip dari Twitter-nya.
Rupanya sebagian netizen menyepakati opini Rizal Ramli tersebut. Bahkan beberapa netizen meyakini ada motif politik di balik reshuffle yang dilakukan oleh Jokowi tersebut.
"Yang di reshuffle bukan karena kemampuan kerja tapi lebih dari janji politik saja bagi-bagi lah," sindir netizen.
"Biarpun direshuffle 100 kali kalau masih jadi budak oligarki ya gak ada manfaatnya buat rakyat, masih mau dilanjut ???" komentar netizen.
Sekretaris Kabinet Pramono Anung ikut angkat bicara soal reshuffle yang dilakukan Jokowi hari ini. Ia menegaskan bahwa perombakan yang terjadi sudah melewati pertimbangan matang dan bukan keputusan tiba-tiba.
"Bukan hal yang tiba-tiba. Dengan pemikian yang sudah cukup matang dan diskusi yang panjang," jelas Pramono di Jakarta.
Pramono menerangkan, Jokowi saat ini memerlukan semacam refreshing di kabinetnya. Sementara alasan baru diputuskan sekarang adalah mempertimbangkan momentumya yang baru pas sekarang.
"Presiden memang memerlukan semacam refreshing dari beberapa menteri dan wakil menteri. Ini dilakukan kenapa pada sekarang? Karena momentumnya dihitung paling pas saat ini," tutur Pramono.
Selain mencopot Muhammad Lutfi dan Sofyan Djalil dari jabatannya, Jokowi juga menambahkan tiga wakil menteri di kabinetnya.
Ketiganya adalah:
1. Wempi Wetipo sebagai Wakil Menteri Dalam Negeri
2. Afriansyah Noor sebagai Wakil Menteri Tenaga Kerja
3. Raja Juli Antoni sebagai Wakil Menteri ATR/BPN
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI