Pada babak kedua, Arsenal terus mendominasi penguasaan bola, bermain lebih hati-hati dengan operan pendek di lini tengah. Martin degaard dan Declan Rice menjadi pusat permainan, menjaga ritme dan menghindari kehilangan bola di area berbahaya.
Sementara Tottenham meningkatkan intensitas serangan, mencoba memecah pertahanan Arsenal dengan umpan-umpan langsung ke depan. Pierre-Emile Hjbjerg dan Rodrigo Bentancur lebih sering naik untuk mendukung serangan. Serangan balik tetap menjadi andalan Tottenham. Son Heung-min dan Dejan Kulusevski mencoba memanfaatkan kecepatan mereka untuk menyerang ruang di belakang bek sayap Arsenal.
Namun, menghadapi serangan balik Tottenham, Arsenal menumpuk pemain di lini tengah untuk memutuskan alur serangan Tottenham. Declan Rice tampil dominan dengan intersep dan tekel penting, menutup ruang yang ingin dieksploitasi oleh Harry Kane dan Son Heung-min. Duet William Saliba dan Gabriel Magalhes bermain disiplin, mengawal pergerakan Harry Kane dengan baik. Mereka berhasil memenangkan duel udara dan mengantisipasi umpan silang dari Tottenham.
Arsenal menunjukkan permainan yang lebih terkontrol di babak kedua, fokus pada mempertahankan keunggulan dengan penguasaan bola dan transisi bertahan yang cepat. Tottenham mencoba lebih agresif, tetapi pola serangan mereka kurang efektif dalam menembus lini belakang Arsenal yang solid.
Menjelang akhir pertandingan, pertahanan Tottenham terlihat mulai kelelahan. Arsenal memanfaatkan momen ini untuk menciptakan beberapa peluang, meskipun gagal menambah gol. Dan babak kedua diakhiri tanpa tercipta gol dari Arsenal maupun Tottenham sehingga skor akhir 2-1 kemenangan atas Arsenal mengalahkan Tottenham Hotspur.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI