(Puisi) Jiwa yang HampaÂ
Pandangan kosong menembus senyap,
melintasi batas-batas sunyi yang tak terungkap.
Jiwa yang hampa tanpa warna, tanpa suara,
seperti ada sesuatu yang ingin bicara.
Mata terbuka, namun tak kuasa melihat,
berhadapan dengan kehampaan yang pekat.
Ada rindu yang menguap, terbawa angin menembus awan,
ada secercah harap yang terkikis, tergerus waktu yang dingin.
Kupejamkan mata, menggapai semesta,
di mana harapan dan khayalan menari bersama.
Di sanalah aku bertemu diriku yang lain,
dengan impian-impian yang tak pernah selesai terjalin.
Dalam diam jiwaku mencari makna,
di balik setiap bayang, di setiap jeda.
Namun, yang kutemukan hanyalah kabut,
berselimut sepi yang tak pernah surut.
Apakah ini akhir atau awal,
ataukah hanya bagian dari perjalanan yang dangkal?
Di tengah hening jiwaku bertanya,
adakah arti di balik derita yang mendera di dunia fana ini?
Bogor, 04 Desember 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H