Mohon tunggu...
Nuraman Sjach
Nuraman Sjach Mohon Tunggu... lainnya -

Freelance Media # Penyimak Kompasiana # Penikmat Buku # Penikmat Musik # ... .

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Membaca dan Dangkalnya Cara Berpikir Kita

16 Februari 2014   15:29 Diperbarui: 24 Juni 2015   01:46 190
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bung Hatta? Oh, jangan di tanya. Bapak Koperasi kita dan sekaligus pendamping Bung Karno pun tampak sekali pembaca dan penulis yang setali tiga uang. Bukunya, Alam Pikiran Yunani, adalah salah satu buku pegangan mata kuliah filsafat saat saya kuliah dulu. Buku jadul tetapi masih relevan untuk mata kuliah dasar filsafat. Lewat buku inilah terbuka seperti apa cara berpikir filosof-filosof awal pembentuk alam pikiran manusia hingga saat ini.

Sjahrir? Meski saya belum memiliki buku tentang mantan perdana menteri di era awal kemerdekaan negeri ini, pengulas-pengulasnya di beberapa majalah berita tanah air semenjak saya kuliah awal sampai sekarang ini masih tetap di bahas. Dari sekian bahasan mengenai "bung kecil" ini, ternyata sama menariknya dengan tiga founding father di atas, yaitu sama-sama rakus membaca!

Lalu, apa menariknya ke empat pahlawan ini saya tempat di lapak ini? Ini hanyalah contoh dari sekian banyak pahlawan negeri ini bahwa mereka besar karena mereka mampu berpikir kritis dan pemikiran mereka tumbuh dari banyaknya bahan bacaan, diskusi, dan tulisan-tulisan mereka. Tulisan-tulisan mereka pun mencerminkan seperti apa mereka mencerna masalah yang ada di depan mata. Tidak setengah-setengah, tidak canggung, dan tentu saja mencoba berimbang dari berbagai sisi.

Bagaimana dengan kondisi sekarang? Wah, saya agak susah menjawabnya. Sepengetahuan saya, orang yang mampu menulis sebenarnya orang yang telah mampu menata cara berpikir dan berbahasanya. Mungkin saja ada level-level tertentu kala seseorang menulis, meski itu pun tulisan bernada jurnalistik (berita). Namun, dari sekian banyak tulisan, maaf-maaf saja, ada saja yang memperlihatkan betapa dangkalnya cara berpikir kita mengenai satu-dua masalah yang tampak di pelupuk mata. Mengapa? Mungkin kita kurang banyak membaca, mungkin kita kurang membuka referensi valid yang ada, dan mungkin kita memang sedang belajar menulis. Atau mungkin kita juga hanya curhat belaka untuk menunjukkan siapa diri kita.

Eksis? Selfie? Ah, wallahu a'lam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun