Hasil survei dan wawancara ini juga berguna untuk melihat dampak yang dirasakan oleh masyarakat dan perubahan yang terjadi di desa setelah adanya BUMDes. Misalnya, apakah ada peningkatan pendapatan bagi masyarakat sekitar, atau apakah ada pengurangan pengangguran di desa.
D. Analisis Dampak Ekonomi dan Sosial (Economic and Social Impact Assessment)
Analisis dampak ekonomi dan sosial merupakan pendekatan yang digunakan untuk menilai sejauh mana program-program BUMDes telah berdampak pada ekonomi dan kesejahteraan masyarakat desa. Aspek-aspek yang dianalisis bisa mencakup:
- Dampak Ekonomi: Peningkatan pendapatan masyarakat, penyerapan tenaga kerja lokal, dan kontribusi pada pendapatan asli desa.
- Dampak Sosial: Keterlibatan masyarakat dalam kegiatan BUMDes, pengembangan keterampilan masyarakat, dan peningkatan akses layanan.
Analisis ini memerlukan data jangka panjang untuk melihat perubahan yang nyata dan hasil yang diinginkan. Dampak yang signifikan membutuhkan perencanaan dan pengukuran yang konsisten agar bisa dievaluasi secara akurat.
E. Penerapan Sistem Monitoring dan Evaluasi
Monitoring dan evaluasi (Monev) yang sistematis sangat penting dalam pengukuran kinerja BUMDes. Monitoring adalah proses pengamatan dan pencatatan aktivitas BUMDes secara berkala, sedangkan evaluasi merupakan proses penilaian hasil yang telah dicapai. Beberapa hal yang bisa diperhatikan dalam monev BUMDes adalah:
- Frekuensi Monitoring: Misalnya, monitoring dilakukan setiap bulan atau triwulan, sementara evaluasi dilakukan setiap tahun.
- Pelaporan Kinerja: Menyusun laporan kinerja secara berkala agar dapat dilihat perkembangan dan tantangan yang dihadapi.
- Penyusunan Rencana Tindak Lanjut: Berdasarkan hasil evaluasi, BUMDes dapat menyusun rencana tindak lanjut untuk memperbaiki atau mengoptimalkan kinerja di masa mendatang.
4. Tantangan dalam Pengukuran Kinerja dan Outcome BUMDes
Pengukuran kinerja dan capaian outcome BUMDes tidak terlepas dari berbagai tantangan yang dapat memengaruhi validitas dan keberhasilan proses evaluasi, seperti:
- Keterbatasan Data dan Informasi: Sering kali BUMDes tidak memiliki data yang lengkap dan terstruktur untuk melakukan evaluasi yang mendalam.
- Kapasitas Sumber Daya Manusia: Keterampilan manajerial dan teknis para pengelola BUMDes dalam melakukan pengukuran kinerja masih perlu ditingkatkan.
- Keterbatasan Anggaran: Pengukuran kinerja membutuhkan biaya dan waktu, sehingga BUMDes yang memiliki keterbatasan anggaran sering kali mengalami kendala.
- Kompleksitas Indikator Outcome: Beberapa indikator outcome, seperti dampak sosial dan ekonomi, sulit diukur secara langsung karena memerlukan waktu untuk dapat terlihat hasilnya.
Pengukuran kinerja dan capaian outcome merupakan aspek penting dalam manajemen BUMDes untuk mencapai tujuan pembangunan dan pemberdayaan desa yang berkelanjutan. Dengan pendekatan dan alat pengukuran yang tepat, BUMDes dapat mengukur kinerja dan dampaknya secara akurat. Kerangka pengukuran ini membantu BUMDes dalam menyusun strategi yang efektif, mempertanggungjawabkan sumber daya, serta memberikan kontribusi nyata terhadap kesejahteraan masyarakat desa.
Untuk mencapai efektivitas pengukuran ini, BUMDes perlu membangun kapasitas manajemen, memperbaiki sistem data, dan melibatkan masyarakat sebagai bagian dari proses pengambilan keputusan. Dengan demikian, BUMDes dapat menjadi lembaga yang produktif dan bermanfaat bagi masyarakat desa.
Daftar Pustaka
- Davis, E., & Wilcox, C.