Mohon tunggu...
Nur AliHamidi
Nur AliHamidi Mohon Tunggu... Guru - sebagai guru ngaji

sebagai murid yang selalu ingin belajar dan ingin makin mengenal Dia

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Dzikir Keras Setelah Shalat Fardu, Bolehkah?

7 Juli 2022   02:17 Diperbarui: 7 Juli 2022   02:25 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Agama Islam selalu mengajarkan kepada pemeluknya untuk selalu berjamaah dalam semua hal,bukan saja didalam melakukan shalat fardhu.

Setelah selesai melaksanakan shalat fardhu kita dianjurkan untuk berdoa berjamaah,wirid berjamaah.

Makan berjamaah,taklim berjamaah,muzakarah berjamaah ,mendirikan masjid secara berjamaah,panti asuhan dikelola secara berjamaah.

Juga dengan berdzikir  dan berdoa adalah ibadah yang akan melembutkan hati dan menjauhkan dari sifat sombong dan angkuh. Orang yang malas berdzikir dan berdoa biasanya terlalu percaya diri pada usaha dan kemampuannya sehingga rasa ketergantungannya kepada Allah sedikit dan hatinya biasanya keras angkuh dan sombong. 

Berdzikir dan berdoa seusai shalat fardhu dengan suara keras atau terdengar adalah amalan  yang sudah dipraktekkan oleh para sahabat Nabi SAW dan para ulama.

Fenomena sekarang ini ada orang orang tertentu yang mudah sekali memberi label bid'ah,haram,tidak ada dalilnya, kafir,bahkan memberikan selebaran-selebaran,buku-buku  yang berkaitan dengan  tahlilan haram,maulid haram,zikir keras setelah shalat fardhu haram .

Juga yang terjadi sekarang ini , sedang marak dan banyak muncul dalam ceramah dan kajian-kajian ,yang penceramahnya mengajarkan bahwa dzikir dan doa berjamaah seusai shalat fardhu tidak ada dasarnya dan itu adalah amalan bid'ah, hanya kebiasaan orang-orang tertentu, tidak ada dalilnya dari Rasulullah SAW.

Ada orang-orang yang baru mulai naik ke masjid atau mushola yang terpengaruh dengan ceramah seperti ini, ketika shalat di masjid dekat rumahnya tidak mau lagi bergabung dengan imam dan Jamaah. Usai salam dari shalat sebentar langsung berdiri dan pulang, walau di sampingnya sedang angkat tangan berdoa.

Kejadian seperti ini sudah terjadi di mana-mana sepertinya sudah sistemik dan terprogram sasarannya adalah orang-orang yang awam dan baru mengenal Islam.

Muncul kekhawatiran, kebersamaan dan Ukhuwah di beberapa masjid dan masyarakat cenderung mulai terganggu dengan adanya terpolarisasi, berkelompok-kelompok, bahkan memprihatinkan ketika satu kelompok menilai bahwa mereka yang Berdzikir dan berdoa secara berjamaah adalah pelaku Bid'ah. 

Semua Bid'ah adalah sesat. Semua yang sesat masuk neraka. Hadis ini sangat fasih dihapal, tapi belum tentu mengerti pengertian dan batasan arti bid'ah yang dimaksud oleh Hadis ini. Tapi sudah terlalu gampang memvonis orang lain bahkan para ulama terdahulu sebagai pelaku bid'ah.

Bagaimana sahabat tahu amalan Rasulullah kalau setelah Rasul shalat kemudian menghadap jamaah hanya komat kamit seperti dukun mengobati pasennya.

Sahabat tahu apa yang dilakukan oleh Rasulullah, baik ketika shalat atau setelah shalat dan susunan dzikir yang dibaca oleh Rasulullah,karena Rasulullah mengeraskan suaranya.

Memang ada yang sir dilakukan oleh Rasulullah, baik didalam shalat atau di luar shalat.

Apa yang dilakukan para ulama ulama kita tidak ada yang menyimpang dari tuntunan Nabi kita Muhammad SAW.

Setelah kita teliti,amati kelompok yang mudah sekali memberi lebel bid'ah dan seterusnya ternyata mereka ini  mayoritas orang orang yang belajar agama di sekolah umum, kampus umum. Mereka seolah-olah sudah mengantongi tiket syurga, selain dari mereka adalah orang-orang yang sesat.

Surga hanya milik kelompok mereka, diluar itu ahli neraka.

Hati mereka, pikiran mereka kasar kepada orang-orang yang sudah shalat, yang sudah baca Alquran dan mau menjalankan agama.

Kalau mau jujur, hati anda yang selalu menyalahkan Orang lain,dengan mudah mengatakan " ini haram,ini bidah,ini musyrik" dan seterusnya akan malu ketika membaca surat Al fath ayat 29.

.

Artinya.Muhammad adalah utusan Allah ,dan orang-orang yang bersama dia bersikap keras terhadap orang orang kafir, tetapi berkasih sayang terhadap mereka yang seiman.Kamu melihat mereka rukuk dan sujud mencari karunia Allah dan keridaan-Nya.Pada wajah mereka terpancar bekas rukuk dan sujud, mereka mengharapkan karunia dari Allah dan ridhoNya, .

Ayat diatas ada kata " .  ".

Kata "  " Artinya bekas sujud.

Cobah pahami tafsir, min atsari sujud.

Bekas sujud, adalah jejak setelah sujud, hatinya lembut, mudah tersentuh melihat orang miskin untuk membantu agar mereka bisa makan.

Mudah hatinya untuk memberikan maaf kepada orang yang salah.

Menuntun mereka yang masih mabuk mabukan, masih berbuat maksiat, zina,pencuri dengan bijak dan penuh kasih sayang para da'i tersebut membimbing dengan sabar,seperti menuntun anak anak yang masih kecil.

Mulutnya selalu berzikir, tutur katanya lemah lembut, tidak berani menyalahkan orang lain, apalagi mengkafirkan.

Pertanyaan saya yang bodoh ini, " pernahkah Allah dan Rasulnya memerintahkan orang-orang yang mengaku beriman mengkafirkan saudaranya,dan berprilaku kasar kepada saudaranya?

Jangan anda berbicara kaffah,tidak ada dalilnya, tidak ada sunahnya kalau belum tuntas membaca kitab kitab hadist,terutama  Kutubus Sittah { kumpulan 6 kitab-kitab hadits}.

Mengerti tentang tafsir dengan utuh,bukan dengan terjemahan. Seorang mufassir adalah dia harus merupakan orang yang paling paham dan mengerti tentang seluk belum agama Islam, yaitu hukum dan syariat Islam.Mengerti tentang syarat syarat mufassir,asbabun nujul dan seterusnya.

Perlu diketahui berkembangnya agama islam,terutama di wilayah Jawa bersumber dari orang-orang yang suka dzikir keras, dzikir sir,wirid, rajin khotam Alquran bahkan ada yang khotam Alqur'an dalam satu hari satu malam.

Nabi bersabda dalam hadist shahih

.

Artinya.Sesunggunya mengeraskan suara setelah shalat fardhu dilakukan di masa Nabi SAW, ibnu Abbas berkata saya tahu dari mereka dan mendengar sendiri. ( Riwayat Imam Bukhori  )

Mereka begitu bijaksana berdakwah, tidak menuding langsung , mencaci maki,apalagi mengkafirkan.

Saya punya guru guru didalam berdakwah mereka melakukan itu semua dengan penuh kasih sayang, lembut,santun,bahasanya meluncur kata kata yang menyentuh hati,terdengar lembut dan sopan.

Firman Allah SWT dalam surat  20 ayat 44.

. .

Artinya. Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya ( Firaun  ) dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah mudahan dia sadar atau takut.

Allah SWT berfirman kepada Nabi Musa dan Harun,hai Musa,hai Harun pergilah kamu berdua kepada Firaun berdakwah dengan bahasa yang lembut, bahasa yang sejuk,hiasi dirimu berdua dengan akhlak yang mulia.

Siapa yang tidak tahu sosok Firaun,musuh Allah, musuh Musa dan Harun alaihimssalam.

Bagaimana firaun mengaku dirinya sebagai tuhan, dan dia mengatakan kalimat yang sangat sombong......

Kalau saya tafsirkan bebas,"saya inilah Tuhanmu sekalian".

Orang yang mentalnya rusak, bejat, preman tingkat dunia ,Allah masih menggunakan kalimat "Qaulan layyina "bahasa yang sangat sopan,dan terasa sangat lembut.{QS thaha :44}

Firman Allah dalam surat Al-Imron ayat 159.

.

Artinya. Maka disebabkan dengan rahmat Allahlah kamu berlaku lemah lembut terhadap mereka.

Seandainya kamu bersikap keras lagi berhati kasar,tentulah mereka menjauhkan diri sekeliling mu.

Karena itu maafkan mereka dan mohonlah ampun untuk mereka dan musyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu.

Kemudian setelah kamu membulatkan tekad,bertawakkalah kepada Allah, sesungguhnya Allah suka kepada orang orang-orang yang bertawakkal.

Bagaimana kalau menurut kita orang itu salah,akan tetapi masih syahadat,rajin shalat,rajin baca Alquran. Bolehkah kita beri label ahli bid'ah,dan mengatakan mereka kafir,sesat, ahli neraka ?

Mari kita perbanyak muhasabah,introspeksi , sudahkah hati saya sejuk, damai penuh dengan kasih sayang.

Kasih sayang kepada sesama muslim atau yang bukan muslim bahkan kasih sayang kepada alam semesta.

Ini yang dikatakan rahmatan lilalamin.

FirmanNya dalam surat Alanbiya 107.

.

Artinya. Tidak kami utus Engkau hai Muhammad kecuali dengan membawa rahmat.

Bahasa "  rahmatan  " ialah bahasa yang sangat santun,lembut,penuh kasih sayang.

Kembali lagi kepada tema semula, apa yang diakukan oleh saudara saudara kita tentang dzikir jahar, tahlilan,maulid semua itu ada tuntunannya dari praktisi ibadah, praktisi akhlak,yaitu orang orang yang selalu mendoakan. orang yang masih jauh dari Allah SWT danRasulnya agar menjadi ahli ibadah dan mendapat cucuran kasih dan rahmatNya.

Semoga Allah SWT selalu merahmati, membimbing kita semua.

wallahualam

                                           

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun