Mohon tunggu...
Nur Aisyah Putri
Nur Aisyah Putri Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - MAHASISWA

SAYA SUKA MENGETIK APALAGI MENGANALISA SUDAH MENJADI HOBI SAYA

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Harga Panen yang Rendah, Pupuk Mahal, Akses Pasar Terbatas

8 Juli 2024   15:27 Diperbarui: 11 Juli 2024   15:56 89
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ibu Tuti  menuturkan petani “sering mengalami kurangnya air dan sering telat dalam pengadan subsidi pupuk yang diberikab dari pemerintah dan jika sudah ada subsidi selalu dijatah,”paparnya. 

“Pupuk telat datang,lalu pemerintah mengambil  dari petani terlalu murah atau rendah sementara kami para petani mengambilnya terlaalu tinggi,seharusnya disesuaikan,petani jangan terlalu ditekan,dan kaami berharap diberikan bantuan seperti pupuk dengan hargaa normal,” terangnya.

Secara hakiki pertanian berkelanjutan dianggap penting karena untuk memenuhi kebutuhan makanan yang terus meningkat di tengah pertumbuhan penduduk yang cepat, serta untuk mengurangi dampak lingkungan yang negatif dari pertanian. Dengan demikian, pertanian berkelanjutan dapat membantu menjamin stabilitas pangan masa depan.

Pak Arwan menuturkan bahwa pada petani yang menjadi tantangannyaa berada pada harga pupuk,”membantu dalam hal pupuk,karena subsidi untuk pupuk susah keluar selain itu harga untuk racun pembunuh hama agar diturunkan,”Terangnya.

Meski begitu, ia mejelaskan  masih ada tantangan-tantangan lain yang harus dihadapi dalam menjamin stabilitas pangan, seperti perubahan iklim, perubahan kebiasaan konsumsi, dan fluktuasi harga. Bagaimana mengupayakan agar para petani memiliki kemampuan adaptasi terhadap perubahan iklim, dan memperkuat sistem-sistem pemasaran yang efisien.

Ibu Riswanti menuturkan “tantangannya banyak,setelah menanam padi selalu habis dimakan keong,udah diracun selalu hujan,mengakibatkan padi tidak hidup,”paparnya

“Karna suami tidak kerja jadi susah mencari modal untuk membeli pupuk dan pembasmi hama,”terangnya.

Namun begitu , begitu banyak keluhan dari para petani terhadap pemerintah . Pertama pemerintah kurang melakukan upaya ‘teritegrasi’ yang diperlukan untuk selalu memasrikan ketersediaan pangan ya termasuk didalamnya : meningkatkan , mengembangkan pertanian berkelanjutan serta pemerintah kurang dalam menjalankan program kesejahteraan bagi kelompok masyarkat khusunya para petani kecil.

Selalu banyak sekali tantangan yang dihadapi para petani seperti , keterlambatan pengadaan subsidi pupuk, harga pupuk yang melonjak dan racun hama yang tinggi, perubahan iklim dan kesulitan mencari modal.

      Mungkin sudah waktunya pemerintah tidak bisa tinggal diam sudah banyak keluhan – keluhan dari para petani . Pemerintah perlu memberikan perhatian serius terhadap kebutuhan petani dengan memberikan subsidi pupuk dan obat-obatan, serta membantu petani dalam mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi. Dengan demikian, stabilitas pangan nasional dapat terjaga dan kesejahteraan petani dapat meningkat.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun