Mohon tunggu...
Nur AisyahHumaira
Nur AisyahHumaira Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Man Jadda Wa Jada

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Perkembangan Kognitif Anak dengan Ibu yang Tidak Pernah Mencicipi Bangku Sekolah

20 April 2021   22:14 Diperbarui: 20 April 2021   22:39 334
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

(Dairing dan Taylor: 2007) menjelaskan bahwa keluarga yang tidak sejahtera memiliki sumber daya yang lebih sedikit sehingga stimulasi yang dapat diterima oleh anak juga sedikit. Anak yang hidup dalam lingkungan yang tidak sejahtera lebih beresiko untuk mengalami gangguan perkembangana terutama pada masalah perkembangan kognitif anak.

 Anak yang memiliki kognitif tinggi akan mudah memahami pelajaran yang diajarkan oleh guru  diisekolah sehingga guru tinggal mengembangkan pola fikir anak tersebut sedangkan anak dengan perkembangan kognitif  rendah akan kesulitan memahami pelajaran dan kesulitan dalam membaca, menulis dan menghitung dan tentu hal ini sangat sulit untuk mencapai tujuan pendidikan yang sebenarrya. 

Keterlibatan orang tua dalam mengembangkan ranah kognitif anak yang tidak pernah mengenyam pendidikan adalah dengan cara mengikuti anak ke bimbingan belajar serta tetap berperan dalam mengawasi dan memantau anak saat mengalami kesulitan dalam mengerjakan PR. Dalam mengembangkan ranah kognitif orang tua juga selalu berupaya untuk berinteraksi dengan anaknya. Tujuan dari pendekatan tersebut adalah untuk menigkatkan ranah kognitif anak yang rendah. 

Dengan usaha demikian anak yang awalnya memiliki kognitif rendah akan terus dikembangkan menjadi lebih baik seperti anak yang lain pada umumnya. Orang tua yang tidak berpendidikan akan melarang anakya untuk selalu bermain  padahal dalam ilmu psikologi perkembangan anak dan kreativitas erat hubunganya dengan perkembangan kognitif. 

Orang tua yang cenderung melarang anaknya untuk bermain akan menyebabkan anak tidak ceria, kurang percaya diri, kurang supel, bahkan mudah takut pada teman mengawasi dan menjadi mitra dalam bermain anak. Menurut (Sulastri:2002) dalam penelitianya mengatakan anak yang mendapat kesempatan bermain kemampuan kognitifnya akan lebih berkembang dibandingkan dengan anak yang kurang mendapat kesempatan bermain. 

Pada kegiatan bermain anak orang tua berperan untuk memotivasi, mengawasi, dan menjadi mitra bermain bagi anak. Bermain merupakan aktifitas individu dalam mempraktekkan dan menyempurnakan keterampilan, memberikan ekspresi terhadap pemikiran, menjadi kreatif, dapat berbahasa, terindoktrinisasi kedalam budaya dimana ia tinggal dan dapat mempersiapkan diri dalam berperan dan berperilaku dewasa.

Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa  perkembangan anak dan kretivitas menurut psikolog erat kaitanya dengan perkembangan kognitif. Selain itu anak memerlukan perhatian yang ekstra dari pendidik pertamanya yakni ibu. Dan madrasah  kedua juga merupakan tugas Ibu untuk mencari mencari sekolah yang mampu menunjang stimulus perkembangan kognitif anak. ibu yang tidak pernah mengenyam pendidikan atau menduduki bangku sekolah yang  memberi dampak yang sangat besar bagi anak-anaknya karna hal ini berpengaruh pada perkembangan kognitif anak.  Dan lingkungan pengasuhan dan responsivitas ibu secara tidak langsung IQ dan pendidikan ibu berkantribusi melalui pengaruhnya terhadap lingkungan pengasuhan dan responsivitas ibu. 

Pendidikan ibu berpengaruh besar bagi perkembangan kognitig anak. (Susanto:2011) mengatakan banyak factor yang mempengaruhi perkembangan kognitif anak, faktor-faktor tersebut yaitu faktor hereditas atau keturunan, faktor lingkungan , faktor kematengan, faktor pembentukan, faktor minat dan bakat, faktor kebebasan, tarap intelegensi atau kognitif sangatlah ditentukan oleh pengalaman dan pengetahuan yang diperoleh dalam lingkungan hidupnya yakni keluarga, tempat tinggal dan sekolah. 

Oleh karna itu ibu yang tidak pernah mengenyam pendidikan bisa mengambil seorang yang mampu untuk mendampingi anaknya untuk menunjang perkembangan kognitif. Dan malihat pengaruh ibu yang begitu besar terhadap anaknya maka teruslah berbenah diri untuk mengiring Negara kita menuju Negara maju.

DAFTAR PUSTAKA

Desmita, Psikologi Perkembangan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2015.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun