Mohon tunggu...
Nurainun Hasibuan
Nurainun Hasibuan Mohon Tunggu... Mahasiswa - ainunhasb

Mahasiswa semester 2 di sebuah universitas swasta di BSD City.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Gending Sriwijaya: Budaya Sumatra Selatan, Kekayaan Indonesia

13 Juli 2021   10:29 Diperbarui: 13 Juli 2021   10:46 3969
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kearifan Lokal memiliki hubungan yang erat dengan kebudayaan tradisional di suatu wilayah dan daerah. Kearifan lokal biasanya mengandung nilai, aturan, dan norma yang diajarkan secara turun temurun, diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya yang berhubungan dengan sikap dan perilaku masyarakat dalam kehidupan sehari-hari. 

Kearifan lokal yang diajarkan secara turun temurun tersebut merupakan kebudayaan yang patut untuk dijaga dan dilestarikan oleh setiap wilayah yang masing-masing memiliki kebudayaan tradisional tersendiri.

Indonesia merupakan negara yang sangat luas yang dikenal sebagai negara yang multikultur dan memiliki banyak keberagaman serta kearifan lokal yang merupakan jati diri bangsa. 

Setiap kearifan lokal di Indonesia patut untuk dikembangkan dan dijaga keberadaannya sebagai identitas bangsa agar tetap dikenal oleh generasi muda. Koentjaraningrat (M. Munandar Soelaeman, 2007: 62) mengatakan bahwa kebudayaan nasional Indonesia berfungsi sebagai pemberi identitas kepada sebagian warga dari suatu nasional, merupakan kontinuitas sejarah dari zaman kejayaan bangsa Indonesia di masa yang lampau sampai kebudayaan nasional masa kini.

Salah satu dari beragam budaya yang ada berasal dari provinsi tuan rumah Asian Games 2018, Sumatera Selatan. Nama budaya tersebut adalah tarian Gending Sriwijaya. 

Secara harfiah, Tarian Gending Sriwijaya diartikan sebagai "irama Kerajaan Sriwijaya". Tarian tradisional ini melukiskan kegembiraan gadis-gadis Palembang saat menerima kunjungan tamu yang diagungkan dengan menyajikan untuk para tamu Tepak yang berisikan kapur sirih yang merupakan tradisi lokal sebagai simbol pembuka kata atau penghormatan kepada para tamu. 

Tarian ini diciptakan oleh Tina Haji Gong dan Sukaina A. Rozak sejak tahun 1943-1944 untuk memenuhi permintaan dari pemerintah (Era pendudukan Jepang) kepada jawatan Penerangan (Hodohan) untuk menciptakan sebuah tarian dan lagu guna menyambut tamu yang datang berkunjung Keresidenan Palembang (Sekarang Provinsi Sumatera Selatan).

Makna Tarian dan Gerakan Gending Sriwijaya

Tarian ini menjadi simbol hubungan antara manusia dengan pencipta, manusia dengan manusia, dan juga hubungan manusia dengan semesta alam. Beliau juga mengatakan bahwa ragam gerak yang terkandung dalam Tarian Gending Sriwijaya ini mengandung makna tentang kehidupan dan juga sebagai sarana mengenang masa-masa kejayaan Sriwijaya di Sumatera Selatan. Selain itu juga tarian ini menggambarkan sikap masyarakat Sumatera Selatan yang ramah tamah dalam menyambut tamu-tamu yang berdatangan.

Gerakan yang ditarikan juga mengandung makna tersendiri yang menggambarkan corak kehidupan masyarakat Indonesia, khususnya masyarakat Sumatera Selatan. Beberapa gerakan khas dari Gending Sriwijaya beserta makna di dalamnya adalah:

  • Gerakan sembah berdiri : Gerakan ini merupakan simbol dari ketaatan masyarakat Sumatera Selatan khususnya Palembang kepada Tuhan. Dalam gerakan ini juga terbesit nilai toleransi antar sesama umat beragama.
  • Jentikan ibu jari dan jari tengah : Pada saat menarikan tari Gending Sriwijaya, penari menjentikan ibu jari dengan jari tengah, kemudian melakukan gerakan saling melepas yang sesuai dengan irama. Gerakan ini melambangkan kedisiplinan dan kerja keras masyarakat Palembang (Sumatera Selatan).
  • Sekapur Sirih : Dalam tarian ini, sirih digunakan sebagai properti dan juga simbol akan kerendahan hati. Dilihat dari cara hidup tanaman sirih, tanaman ini tidak merugikan pihak lain. Sifat inilah yang ingin ditampilkan dari penggunaan sirih. Budi pekerti dan juga loyalitas yang tinggi digambarkan melalui penggunaan pinang berbatang lurus. Sedangkan kesabaran dan sikap pantang menyerah demi mencapai kesuksesan digambarkan oleh komponen gambir, yang sebelumnya diproses dahulu sebelum kemudian digunakan menginang bersama sirih. Secara garis besar, Tarian Gending Sriwijaya mengandung makna bahwa masyarakat Palembang dan Sumatera Selatan memiliki sifat tawakal, rendah hati, peduli, saling bekerja sama dan rukun, mandiri, setia serta kuat.
  • Formasi Tarian Gending Sriwijaya : Talent yang menampilkan tarian ini berjumlah 13 orang, di mana terdapat 9 orang penari perempuan yang menggambarkan Batanghari Sembilan sebagai penari inti, 3 orang penari laki--laki dan juga satu orang yang melantunkan lagu Gending Sriwijaya. Selain untuk menggambarkan Batanghari Sembilan, formasi penari yang berjumlah ganjil ini menjadi simbol akan kesatuan yang dipimpin oleh seorang pemimpin. Hal tersebut merupakan pengejawantahan bahwa manusia dikendalikan oleh satu kekuatan yaitu Tuhan Yang Maha Esa.

Gending Sriwijaya dan Nilai-Nilai Pancasila

Tarian Gending Sriwijaya juga menggambarkan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila. Salah satunya ialah nilai ketuhanan yang terkandung dalam gerakan tari yaitu sembah berdiri sebagai bentuk ketundukan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan juga dalam jumlah penari yang selalu berjumlah ganjil yang mengindikasikan kepercayaan bahwa manusia dikendalikan oleh satu kekuatan yaitu Tuhan Yang Maha Esa.

Selain itu juga terdapat nilai nasionalisme karena eksistensi Tarian Gending Sriwijaya sebagai tarian klasik yang terjaga kemurniannya sehingga ketika kita membawakan tarian tersebut akan terasa perasaan cinta terhadap tanah air karena tarian ini merupakan suatu bentuk penggambaran atas kekayaan akan keragaman yang dimiliki oleh Indonesia. 

Dan terakhir, nilai toleransi yaitu Tarian Gending Sriwijaya ini dipadukan dalam kebudayaan Melayu yang sangat kental dari ajaran Islam namun dalam mempersembahkan tarian ini tidak ada pembedaan bahwa tarian ini hanya boleh dibawakan oleh yang beragama muslim saja tetapi siapa saja boleh turut melakukannya tanpa membeda-bedakan dari segi SARA.

Eksistensi Tarian Gending Sriwijaya di Era Globalisasi

Globalisasi membawa banyak perubahan dan impact untuk suatu bangsa dan negara baik secara positif dan negatif. Oleh karena itu, setiap negara perlu terbuka dengan negara luar namun harus tetap menjaga nilai-nilai dari negara mereka. 

Saat ini banyak masyarakat yang meniru gaya-gaya luar dari gaya rambut, style pakaian, merek produk yang digunakan, makanan, dan banyak lagi yang membuat mereka merasa puas bisa sama dengan orang lain. 

Hal ini juga berpengaruh terhadap hilangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga dan melestarikan budaya mereka seperti Tari gending Sriwijaya. Sebelum banyak orang luar yang masuk ke dalam negeri, masyarakat sumatera selatan sangat menghargai budaya mereka dan tari gending sriwijaya ini sangat sering dijumpai baik dalam acara-acara kecil dan besar dan juga saat ingin menyambut tamu yang datang ke desa mereka. 

Namun, saat ini tari gending sriwijaya sudah mulai jarang ditemui dan kesadaran serta keinginan anak muda mulai berkurang dalam menjaga Tari Gending Sriwijaya tersebut. 

Tentunya nilai dan makna yang dikandung dalam tari gending sudah mulai dilupakan oleh anak muda saat ini. Peran para kaum muda sangat diperlukan dalam menjaga kelestarian gending Sriwijaya dan budaya Indonesia lainnya. Ini menjadi warisan budaya yang nantinya anak-cucu kita selanjutnya juga bisa menikmatinya. 

Oleh: Nurainun Hasibuan (13202010044-Accounting 2B-Universitas Prasetiya Mulya)

Dibawah bimbingan: Bapak Dr. Naupal, S.S, M.Hum.

 

REFERENSI

Welianto, Ari. 2021. Tari Gending Sriwijaya, Tarian Tradisional Khas Sumatera Selatan. Kompas.com. .

Hudi, Ilham, S.pd, M.Pd. 17 Desember 2020. "Pengaruh Globalisasi Terhadap Kearifan Lokal". Diakses dari   Pada tanggal 12 Juni 2021

Eprints UNY. 2014.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun