"Tetapi, jika Glea terus seperti ini, nilainya bisa semakin turun. Alhasil, ia susah nantinya untuk naik kelas, bahkan Glea bisa saja di keluarkan dari sekolah. Jadi, kami minta untuk bapak dan ibuk untuk membimbing Glea di rumah." Lanjutnya.
      " Kami sudah sering memberi tahu Glea, tetapi dia tidak mau mendengarkan. Bahkan sudah sering di marahi" jawab papa Glea.
      "Bapak, benar bapak sudah mengingatkan, tetapi caranya mungkin salah. Bukan maksud saya mengajari, tetapi coba tegur dia dengan cara lemah lembut, bimbing dia. Mungkin ia akan mau mendengar, tidak semua anak bisa di ajar dengan emosi, pak" jelas guru BK tersebut.Â
    "Dan untuk Glea, coba berlatih untuk hilangkan sifat malasnya ya, kamu itu pintar. Tetapi, kamu tidak mau belajar" ucap Guru BK kepada Glea dengan tatapan hangat, membuat Glea luluh dan mengubah ekspresi murungnya itu menjadi lebih tenang.
      Sepulang dari sekolah Glea. Glea dan orang tuanya duduk di ruang tamu. Hening menyelimuti ruangan itu, tidak ada yang mengeluarkan suara. Mereka terkunci dengan pikiran masing-masing.
    "Glea, mama mau ngomong sama kamu sayang..." ucap mama Glea memecah keheningan.
     Atensi Glea pun terfokus kepada mamanya, "sayang, maafin mama kalau mama kurang memperhatikan kamu. Mama janji bakal lebih banyak luangin waktu mama buat kamu." Mamanya diam sejenak sebelum melanjutkan.
      "Tapi mama minta tolong juga buat kamu, tolong...berusaha hilanginsifat males kamu. Cuma kamu anak mama, cuma kamu harapan mama. Mama akan berusaha buat dampingin kamu dan kamu juga berusaha ya, buat hilangin sifat malas kamu." Ucap mama Glea, tersenyum hangat ke arahnya.
     "Glea, maafin papa ya, udah ngebentak kamu kemaren, papa enggak bermaksud. Papa kebawa emosi, papa benar-benar minta maaf sama kamu. Dan benar kata mama kamu, hilangin sifat malas kamu, papa janji bakal dampingin kamu, dan bantuin kamu belajar." Ucap papa Glea dengan tulus. Glea pun berhamburan ke pelukan mama dan papanya, ia menangis haru.
     "Glea juga minta maaf ma, pa. Glea janji bakal hilangin sifat malas itu, dan Glea bakal berusaha lebih rajin lagi." Ucapnya penuh keyakinan, orang tuanya menatap penuh bangga anak mereka, karena memiliki tekad kuat untuk berubah menjadi lebih baik.
       Semenjak saat itu, Glea benar benar menjadi anak rajin. Tidak ada lagi Glea yang pemalas dulu, digantikan oleh Glea yang selalu rajin dan selalu mendengarkan guru saat pelajaran.