"Males ma... Udahlah aku mau tidur, ngantuk" jawabnya, menutup pintu kamarnya dan membaringkan tubuhnya di kasur.
     Mamanya yang melihat sifat anaknya itu pun mengomel dengan _ekspresi kesal_ "anak satu ini susah banget di bilanginnya sih" ucap mamanya sambil terus berjalan ke dapur.
      Papa Glea yang selesai mandi sepulang kerja, melihat istrinya mengomel tidak jelas pun menghampiri istrinya. "Kenapa sih ma, marah-marah enggak jelas."
      "Itu loh pa, Glea tu susah banget di bilangin. Mama aja minta tolong enggak di bantuin, kerjanya main _handphone_ terus. Belajar enggak pernah. Disuruh belajar malah ngelawan, di sekolah kerjanya tidur mulu, sampe guru-guru banyak yang ngadu" ucap mamanya menggebu-gebu.
      "Iya, nanti biar papa nasehatin." Kata papanya sambil menenangkan sang istri.
      Makan malam keluarga Glea sudah selesai dari beberapa menit yang lalu. Sekarang mereka sedang berkumpul di ruang tamu.Â
      "Kamu sekarang belajar ya , jangan main _handphone_ terus" ucap papanya.
       "Enggak ah pa, males. Besok- besok aja" ucapnya sambil asyik bermain _handphone._Â
      "Glea, kamu bisa enggak kalau papa ngomong tu didengerin, papa udah baik-baik ngomong. Kamu malah kayak gini, sini _handphone_ kamu, papa sita, enggak ada cerita main _handphone!"_ Ucap papanya dengan nada membentak sambil merebut paksa _handphone_ yang berada di genggamannya. Mama Glea melihat itu pun menenangkan suaminya yang sudah terbawa emosi.
     Glea yang terkejut karena dibentak papanya pun berlari ke kamar lalu membantingnya. Ia terduduk di samping kasur sambil menangis tak kuasa menahan tangisnya.
      Sedangkan mamanya yang melihat itu hanya membiarkan saja, karena ia tahu bahwa anaknya harus menenangkan dirinya dan merenungi kesalahannya.