Mohon tunggu...
Nur Agustiningsih
Nur Agustiningsih Mohon Tunggu... Foto/Videografer - Manusia yang Ingin Berkembang | Lainnya, suka menulis juga di nuragustiningsihh.blogspot.com

Menulis yang nggak jauh-jauh dari sekitar.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Setiap Kata Ada Tempatnya

16 Juli 2019   15:45 Diperbarui: 16 Juli 2019   16:16 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Saya menghampiri mereka yang sudah menyadari keberadaan saya sejak kejadian adu pandang tadi.

"Gimana nggak kesal si, saya ngomong sama siapa, yang jawab siapa. Udah gitu omongannya nyelekit betul. Ngomong "Ba**t lu!" tanpa ada permasalahan. Siapa yang nggak sakit hati coba digituin?" Saya langsung menghampiri mereka dan mencoba menjelaskan balik dengan sedikit masih ada perasaan kesal.

"Sakit kan ya digituin?" Seloroh teman yang menjadi lawan si pembicara sambil tertawa. 

Situasi dalam perbincangan kami bertiga memang semi serius tapi ada ketawanya. Mungkin kalau boleh saya simpulkan, agar tidak berlanjut pertikaian. Hehehe. 

"Ya kan gua ngomongnya nggak pake perasaan, Nur. Lu langsung marah gitu aja, lu mah baperan." Kilah teman yang membuka topik pembicaraan, yang tadi beradu tatap dengan saya.

"Bukan baper. Lu ngomongnya juga nggak dipikir dulu si. Lagi gua juga ngomongnya sama dia (teman lain), lu tiba-tiba asal nyeplos begitu. Kan gua nggak ada masalah apapun sama lu."

"Ya sori Nuy, lu kayak nggak tahu gua aja deh." Lalu dia tertawa setelahnya.

Seharusnya bukan untuk dimintai pemahaman dan kewajaran ya dalam  hal-hal yang seperti ini. Bukannya tidak mau, hanya saja saya takut ini akan menjadi kebiasaan bagi yang bersangkutan. 

Memang, saya juga paham, keadaan ruang ujian saat itu tidak ada tenang-tenangnya. Masing-masing panik lantaran rumus kunci belum ketemu. Di keadaan kayak gitu memang inginnya teriak atau meluapkan kebingungan dengan sambatin si soal. Tapi, untuk perihal nyeplos sembarangan juga ada waktu dan tempatnya, bukan? 

Yang menjadi masalah adalah ketika sedang di keadaan yang tidak mengharuskan bercanda, tapi dia seolah mengucapkan kata itu sebagai candaan. Namun dengan tatapan dan intonasi yang tidak ada unsur tawanya kepada lawan bicara.

Sakit hati? Tentu. Saya pun tidak mengerti kenapa kata-kata itu terlontar untuk saya.  Sebab saya merasa tidak mengganggu atau membuat masalah dengannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun