Mohon tunggu...
Nuraga Kita
Nuraga Kita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Menulis adalah seni untuk mengekalkan diri

Suatu ruang untuk berbagi kisah, Cerita dan cinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kado Terakhir Niana (2)

2 Januari 2023   22:18 Diperbarui: 2 Januari 2023   22:26 223
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ia menatap nanar gumpalan darah yang begitu banyak di dalam closet itu bahkan gejolak itu kembali datang membuatnya kembali memuntahkan semua cairan darah kental itu lagi.

Ya'allah..

Rasanya Niana benar benar tidak sanggup lagi ia menumpahkan segala keluh kesahnya dengan menangis pilu sembari menatap darah yang baru saja ia muntahkan.

***
Niana mengirim pesan pada Arka sebelum keluar dari kelas saat bell pulang sudah berbunyi 10 menit yang lalu meski dia tau bahwa Arka tidak akan balas hanya di baca saja.

Drrt.. Drrt..

Ia segera melihat ponselnya yang bergetar dan tertera nama Arka di panggilan yang masuk dia pun segera berlari kecil keluar gerbang dan dapat ia lihat mobil sport berwarna hitam milik sang kakak sudah berada di sana menunggunya.

Niana mengusap terlebih dahulu keringatnya di pelipis lalu membuka pintu mobil Arka dan masuk.

Tanpa mengatakan apapun Arka segera melajukan mobilnya pulang.

Brak!

Sampai di rumah arka lalu turun
meninggalkan niana yang masih berada di dalam mobil.

Niana lalu melihat punggung tegap Arka yang sudah masuk ke dalam rumah begitu saja membuat hati nya menjadi sangat sedih

Ia lalu membuka pintu mobil dan melangkah masuk ke dalam rumah.

"Arka kamu udah pulang, Niana
mana?
"tanya sang mama.

"Mama cari aja sendiri diluar sana Arka cape mau istirahat"jawab arka yang terdengar tidak mood dan berjalan masuk ke kamar nya.

Bersamaan itu kemudian Niana
pun masuk ke dalam rumah dengan
wajah yang masih di tekuk.

"Putri kesayangan nya mama kenapa hm? Muka nya gitu? Ada apa?Apa karna Arka bentak kamu lagi?"tanya sang mama.

Dengan cepat niana mendongak
kan kepalanya lalu menatap mamanya sambil menggelengkan
kepalanya pertanda ia tidak.

"Enggak kok mah bukan karna kak
Arka tapi emang karna Niana lagi cape aja jadi aja "ucap niana dusta.

Mama nya hanya tersenyum kecut pada Niana sebagai jawaban dari penjelasan anak bungsunya itu.

Meski begitu dia tahu betul apa yang
sedang terjadi antara dua kakak beradik ini.

"Yaudah kalau gitu niana ke kamar dulu mau ganti baju"

"Iyah,sana ganti baju nya dulu
"ucap
sang mama tersenyum.

Niana pun masuk ke kamar nya dan
langsung mengunci pintu nya rapat.

"Mah mending kita makan aja dulu ngak usah tunggu dia kelamaan dan keburu dingin nanti makanan nya"

Dari sore tadi hingga malam Niana sama sekali tidak kelihatan entah apa yang sedange terjadi pada niana di dalam kamar nya?

Arka benar benar menahan amarahnya saat ini lagi lagi hanya demi Niana ia harus menahan lapar juga? Sangat menyebalkan!

Sedangkan di dalam kamar bernuansa pink pekat itu terlihat Niana sedari tadi hanya berada di depan layar laptop miliknya dan sibuk mengetik sesuatu dari dalam kertas putih itu yang berada di samping nya.

***

Hap..

Niana memeluk erat Mitha dengan perasaan yang campur aduk.

"Kenapa cantik?"

"Nggak tau tapi Niana ngerasa seperti ada yang mengganjal di hati Niana"

Mitha terdiam sambil mengelus pelan punggung Niana memberi semangat.

"Percaya sama kak Mitha semua baik baik saja okey"

Niana hanya mengangguk pelan dan terus mendusel ke dalam dekapan Mitha mencari kenyamanan untuk menenangkan hatinya yang gundah.

Brum!

Terdengar suara mobil yang baru saja memasuki area rumah mewah yang terlihat sepi itu.

Arka merasa aneh karna melihat suasana rumah yang begitu gelap ia lalu mencari mamanya dan juga Mitha karna kata gadisnya itu sedang berada di rumahnya.

"Mama!"

"Mitha!"

Tangannya meraba dinding bercat putih di rumahnya itu mencari saklar untuk menghidupkan lampu.

Ctak!

"SURPRISE!! "teriak mereka semua
membuat Arka tersentak.

Mitha dan mendekat diikuti mamanya juga Niana di samping.

"Makasih.." gumamnya lirih.

Terlalu bahagia dia sampai bingung untuk bereaksi seperti apa lagi hal itu membuat mereka semua terkekeh geli melihat tingkah Arka.

"Mama"

"Mitha.. Makasih yah buat yang lainnya juga gue bahagia banget" ujar Arka sembari menatap semua orang di depannya ia menatap Niana beberapa detik lalu kembali menatap teman temannya.

"Ini juga berkat Niana kamu harus makasih sama dia karna semuanya ide Niana" jelas Mitha

"Iyah Arka.. Ini kerja kerasnya Niana sedangkan mama dan Mitha hanya membantu sedikit saja" timpal sang mama sembari mengusap rambut panjang Niana yang hanya diam sedari tadi.

Arka beralih menatap remaja di depannya ini dengan perasaan yang sama sekali tidak berminat.

"Thanks untuk semuanya"

Deg!

Air matanya mengalir begitu saja rasanya ia seolah baru di sembuhkan dari rasa sakit yang luar biasa hanya dengan 3 kata saja.

"Arka saat nya kamu tiup llinnya dan jangan lupa make a wish "ucap Mitha dan di balas anggukan semangat dari sang empu.

Pandangannya lalu jatuh pada Niana yang berdiri di samping mamanya sembari menatap dirinya dengan senyuman hangat.

Arka memejamkan kedua matanya dan menyatukan kedua tangannya erat untuk meyakinkan doanya.

"Aku harap semoga mama tetap ada di
samping aku selamanya,dan semoga
mitha tetap mencintai aku selamanya
dan juga tidak ada yang mengganggu
hubungan kami. Aku juga minta agar Niana pergi jauh dari kehidupan aku mama dan mitha selamanya kalau perlu"

Arka lalu membuka matanya dan menatap lilin yang masih menyala itu.

Fyuh..

Suara tepuk tangan menggema seketika sembari menatap Arka dengan wajah bahagia begitupun Niana.

Andai dia bisa mendengar apa doa Arka pastinya hati yang sudah membaik tadi akan hancur kembali dan senyuman itu akan luntur.

Acara pun berlangsung dengan penuh kegembiraan dan kemeriahan.

Brak!

Nampan berisi minuman yang di bawa Niana tidak sengaja tersenggol salah satu lengan orang yang lewat saat ia hendak menghampiri Arka.

Hingga minuman itu pun mengenai baju Arka membuat cowo itu menatapnya penuh amarah.

"Maaf kak!"

"Niana nggak sengaja maaf.."sesal Niana pada Arka.

"Punya mata nggak sih lo!"

Niana tersentak kaget hingga ia refleks mundur beberapa langkah.

"Liat bajunya gue basah gara gara kerja lo yang nggak becus!"

"Maaf kak tapi kan itu cuman basah
sedikit saja"ucap Niana pelan.

"Lo tuh yah!"

Arka mengepalkan kedua tangannya menahan emosi.

"Ini yang bikin gue benci sama
lo tau nggak dasar pembunuh!"

"Setiap dekat lo gue pasti bakalan kena sial! Kenapa sih lo harus ada di depan gue hah! Bahkan gue sama sekali nggak butuh lo ada disini tau nggak!" bentak Arka kembali hal itu membuat perhatian semua orang seketika ke arah mereka.

"Dia bukannya adek lo?" tanya temannya saat melihat wajah Niana yang begitu mirip dengan Arka bahkan saat dia memunduk pun masih bisa terlihat jelas jika dilihat detail.

"Dia bukan adik gue!" sentak Arka masih terus menatap Niana.

"Dia cuman pembunuh yang nggak pantas untuk ada di hidup gue bahkan dia juga nggak pantas untuk hidup menurut gue!"ucap arka

Plak!!!!

Bersambung 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun