Mohon tunggu...
Nuraga Kita
Nuraga Kita Mohon Tunggu... Mahasiswa - Menulis adalah seni untuk mengekalkan diri

Suatu ruang untuk berbagi kisah, Cerita dan cinta

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kado Terakhir Niana

29 Desember 2022   11:07 Diperbarui: 29 Desember 2022   15:15 151
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Adik dan kakak. Gambar via Pixabay 

Pratiwi Sogalrey..

"Malaikat pelindung kata kamu Niana? 

Bahkan menurut kakak sama sekali nggak pantes dapat gelar itu!"

"Kakak butuh kamu Niana! Bangun kakak mohon!"

"Sayangnya Niana sama kak Arka akan tetap Abadi selamanya ibarat cintanya Habibie dan Ainun sebagai sepasang kekasih maka kita adalah sepasang adik kakak yang abadi untuk Niana"


Kenalkan, aku Niana seorang remaja berusia 18 tahun yang duduk di bangku kelas 2 SMA.

Aku memiliki seorang kakak laki laki yang saat ini sedang menempuh kuliah di Universitas Jakarta namanya Arka Anggara kakak yang sangat amat aku sayang.

Oh iyah..

Kak Arka juga punya pacar namanya kak Mitha dia bagaikan kakak kedua bagiku karna sikapnya yang penyayang sama seperti mama ku mereka begitu menyayangiku namun berbeda dengan kak Arka.

"Gue benci sama lo Pembunuh!"

Kalimat itulah yang sering kali di ucapkan kak Arka padaku saat ia sedang marah.

Semenjak ayah kami meninggal di saat usiaku menginjak 15 tahun semuanya berawal dari situ kebencian kak Arka mulai muncul hingga sekarang aku sudah tumbuh menjadi remaja 18 tahun yang masih berharap adanya keajaiban kak Arka menganggapku sebagai adik kesayangannya lagi tapi apa itu bisa? Sepertnya mustahil.

Ini semua memang salah aku karna Ayah yang rela menyelamatkan hidupku dia sampai mengorbankan nyawanya saat tubuhku hampir di tabrak oleh truk yang melaju.

Dan ayah meninggal tepat di ulang tahun Kak Arka itu sebab kak Arka begitu membenci diriku.

Hidup dengan kesehatan tubuh yang tak normal seperti anak remaja lainnya benar benar membuatku hampir lelah menghadapi dunia yang fana ini.

Kanker hati yang sudah lama bersarang di dalam tubuhku semenjak usiaku menginjak remaja membuat semangat hidupku menghilang hanya mama yang selalu menjadi obat penenang kala rasa sakit itu datang menemuiku.

Tentu semua itu tanpa di ketahui oleh orang lain bahkan kak Arka karna hanya aku dan mama serta Tuhan yang tahu entah sampai kapan mungkin hingga batas waktu dan takdir membawaku pulang ke tempat yang jauh.

Namun sebelum itu terjadi aku hanya ingin melakukan sesuatu untuk kak Arka di sisa akhir yang aku miliki dan aku berharap sesuatu yang aku maksud itu bisa membuat hti kak Arka kembali memandangku sebagai adiknya bukan musuh apalagi puncak kehancuran dalam hidupnya dan keluarga kami.

***

POV' Niana

Sayup sayup aku mendengar suara mamaku yang berusaha untuk membangunkan ku sembari menggoyangkan pundakku dengan lembut.

"Niana bangun sayang udah pagi ini nanti kamu telat!"ucapnya lembut namun penuh tuntutan.

Perlahan kedua mataku yang tadi terpejam mulai terbuka dan berusaha untuk menetralkan cahaya yang membuatku menjadi silau.

Aku merasakan dingin pada kedua pipiku saat mama mengusapnya lembut.

Senyuman manis yang aku dapatkan setiap di pagi seperti ini benar benar menjadikan semangat untukku.

Tanpa menunggu di suruh kedua kalinya aku pun bergegas menuju ke kamar mandi untuk membersihkan diri lalu bersiap menggunakan seragam sekolah yang sudah di siapkan oleh mama.

"Arka!"

"Niana! Ayo turun sarapan dulu baru kalian berangkat!"

Suara itu terdengar lantang saat Niana baru saja keluar dari kamarnya dan saat itu juga ia tidak sengaja beradu pandang dengan Arka saat cowo bertubuh tegap itu baru saja keluar dari kamarnya yang bersebelahan dengannya.

Tatapan datar dan terkesan dingin itu membuat Niana tersenyum gugup.

"Pagi kak.."'sapa Niana sambil tersenyum hangat.

Namun Arka hanya diam dan mengabaikan lalu berjalan lebih dulu menimggalkan Niana.

Lagi dan lagi hanya senyum penuh kecewa yang di berikan Niana dia pun lalu segera menyusul Arka ke bawah untuk sarapan bersama sang mama.

Setelah sarapan Arka pun mengantar Niana ke sekolahnya terlebih dahulu sebelum menjemput pacarnya untuk berangkat ke kampus bersama.

Jam menunjukkan pukul 8 : 35 pagi dan guru yang mengajar Bahasa Indonesia itu masih terlihat serius menuliskan materi di papan tulis dalam kelas yang di tempati Niana.

Namun saat masa pelajaran masih berlangsung tiba tiba rasa sakit seperti di sayat itu kembali menyerang Niana membuatnya sontak meremas perut kiri bagian atasnya yang terasa sangat sakit.

Dengan menahan sakitnya serta wajah pucat, Niana segera meminta izin ke toilet pada guru piketnya.

"Huek!.. Uhuk!"

Ia menatap nanar gumpalan darah yang begitu banyak di dalam closet itu bahkan gejolak itu kembali datang membuatnya kembali memuntahkan semua cairan darah kental itu lagi.

Ya'allah..

Berlanjut,,,,,

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun