Mohon tunggu...
NUR AFRILIANI
NUR AFRILIANI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ekonomi Syariah

Jika dalam hidup diibaratkan ilmu ekonomi. Maka setiap pilihan adalah harga, dan setiap keputusan adalah investasi masa depan.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Baru Dengar Istilah Literasi dan Inklusi Keuangan? Simak Pentingnya untuk Finansialmu!

15 Desember 2024   17:54 Diperbarui: 15 Desember 2024   19:39 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hasil SNLIK Tahun 2024

Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) yang dilakukan oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) bertujuan untuk mengetahui tingkat literasi dan inklusi keuangan masyarakat Indonesia. Pelaksanaan SNLIK Tahun 2024, OJK berkolaborasi dengan Badan Pusat Statistik (BPS). SNLIK yang dilakukan menggunakan parameter literasi keuangan yang terdiri dari pengetahuan, keterampilan, keyakinan, sikap, dan perilaku, sementara indeks inklusi keuangan menggunakan parameter penggunaan (usage) terhadap produk dan layanan keuangan. Survey yang dilakukan ini melibatkan sebanyak 10.800 responden yang tersebar ke dalam 34 provinsi dan 120 kota/kabupaten.

Mengutip dari siaran pers bersama OJK dan BPS. Indeks literasi keuangan konvensional penduduk Indonesia tahun 2024 sebesar 65,43 persen, sementara indeks inklusi keuangan sebesar 75,02 persen. SNLIK tahun 2024 juga mengukur tingkat literasi dan inklusi keuangan syariah. Hasil yang diperoleh menunjukkan indeks literasi keuangan syariah penduduk Indonesia sebesar 39,11 persen. Adapun, indeks inklusi keuangan syariah sebesar 12,88 persen.

Hasil SNLIK tahun 2024 tidak dapat dibandingkan pada hasil 3 tahun sebelumnya yakni pada tahun 2022. Hal tersebut karena metode yang digunakan dalam pengumpulan data berbeda. Tahun 2022 SNLIK dilakukan dengan metode sampling berupa purposive sampling dan simple random sampling yang lebih cenderung ke masyarakat perkotaan. Sedangkan, SNLIK 2024 dilakukan dengan metode stratified multistage cluster sampling dengan responden yang lebih menyeluruh.

Para pemangku kepentingan harus berupaya untuk meningkatkan pemahaman masyarakat terkait literasi dan inklusi keuangan. Peningkatan pemahaman ini dapat dilakukan melalui pemberian edukasi keuangan. Langkah tersebut dapat dilakukan dengan memberikan materi-materi seputar cara mengelola keuangan lebih bijak. Informasi yang disampaikan dapat mencakup perspektif konvensional maupun syariah. Edukasi keuangan dapat dilakukan melalui pemanfaatan platform media sosial maupun website yang mudah diakses oleh semua orang dengan waktu yang fleksibel. Edukasi juga dapat dikolaborasikan ke dalam agenda tahunan yaitu Bulan Inklusi Keuangan (BIK) pada Oktober. BIK Tahun 2024 Otoritas jasa Keuangan (OJK) melaksanakan ADK Mengajar dan seminar nasional di beberapa perguruan tinggi di Indonesia yang tujuannya untuk meningkatkan literasi dan inklusi keuangan bagi mahasiswa, dosen, dan civitas akademika di lingkungan kampus.

Stakeholder juga diharapkan mampu meningkatkan layanan keuangan di wilayah yang masih terbatas aksesnya.  Adapun peningkatan layanan keuangan dapat dilakukan melalui perluasan Lembaga Keuangan di daerah perdesaan. Program ini dimaksudkan agar semua masyarakat mampu merasakan manfaat produk dan layanan keuangan yang disediakannya. Selain itu, jika dilihat dari perkembangan teknologi yang semakin pesat, perlu dilakukan inovasi secara berkala terkait produk keuangan digital yang mendukung kemudahan akses literasi dan inklusi keuangan. Inovasi tersebut tetap harus memprioritaskan keamanan dan kenyamanan bagi penggunanya.

Jika masa depan finansial ada pada tingkat literasi dan inklusi keuangan. Pertanyaannya, apakah siap untuk memahami dan mengimplementasikannya? Mulai darimana cara yang bisa dilakukan? 

Memahami literasi dan inklusi keuangan harus dimulai dari kesadaran masing-masing individu. Jangan menjadi individu yang senang menggunakan uang tanpa adanya perencanaan. Di dalam literasi keuangan, pendapatan uang harus di buat anggaran agar jelas arus pemasukan dan pengeluaran. Anggaran disesuaikan dengan kemampuannya agar sisa uang dapat ditabung, diinvestasikan dan disedekahkan kepada orang yang membutuhkan.  Selain itu, membuat To do List kebutuhan prioritas sangat penting agar tidak terjebak di dalam Impulsive Buying atau belanja dadakan tanpa perencanaan. To Do List dapat dilakuan secara manual atau dengan memanfaatkan aplikasi keuangan. Cara ini juga menjadi langkah implementasi literasi dan inklusi keuangan dalam mengikuti perkembangan zaman, yaitu memahami dan memanfaatkan financial technology (fintech). 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun