Mohon tunggu...
Nur Afdianti
Nur Afdianti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Sedang melanjutkan pendidikan S1

Membaca buku

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Teori Attachment yang Dikemukakan oleh Mary Ainsworth dan John Bowlby

18 Januari 2025   15:26 Diperbarui: 18 Januari 2025   14:36 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Teori attachment (teori keterikatan) adalah salah satu konsep penting dalam psikologi perkembangan yang dikemukakan oleh John Bowlby dan dikembangkan lebih lanjut oleh Mary Ainsworth. Teori ini menjelaskan bagaimana hubungan emosional yang kuat antara anak dan pengasuh utama, biasanya ibu, memengaruhi perkembangan sosial, emosional, dan psikologis anak.

Konsep Utama Teori Attachment

John Bowlby mendefinisikan attachment sebagai hubungan emosional yang kuat dan langgeng antara seorang anak dan pengasuhnya, yang memberikan rasa aman dan perlindungan. Menurut Bowlby, keterikatan ini memiliki dasar biologis, karena anak secara naluriah mencari kedekatan dengan pengasuh untuk bertahan hidup.

Mary Ainsworth, melalui penelitiannya, memperdalam teori ini dengan mengidentifikasi berbagai jenis pola keterikatan yang muncul dari interaksi anak dan pengasuh. Ia mengembangkan metode Strange Situation untuk mengukur kualitas keterikatan pada anak-anak.

Jenis-Jenis Attachment Menurut Ainsworth

Melalui eksperimen Strange Situation, Ainsworth mengidentifikasi empat pola keterikatan utama:

1. Attachment Aman (Secure Attachment)

Anak merasa nyaman menjelajahi lingkungan ketika pengasuh berada di dekatnya.

Anak merasa cemas ketika pengasuh pergi, tetapi dengan cepat tenang saat pengasuh kembali.

Pola ini muncul ketika pengasuh responsif dan konsisten dalam memenuhi kebutuhan emosional anak.

2. Attachment Cemas-Ambivalen (Anxious-Ambivalent Attachment)

Anak menunjukkan kecemasan yang tinggi ketika pengasuh pergi, tetapi sulit untuk merasa tenang saat pengasuh kembali.

Anak sering kali terlihat membutuhkan perhatian berlebih dan kesulitan menjelajahi lingkungan.

Pola ini berkembang jika pengasuh tidak konsisten dalam merespons kebutuhan anak.

3. Attachment Cemas-Hindar (Anxious-Avoidant Attachment)

Anak tampak tidak peduli ketika pengasuh pergi atau kembali.

Anak cenderung menghindari kontak dengan pengasuh dan menunjukkan sedikit emosi.

Pola ini terjadi jika pengasuh sering kali tidak responsif atau menolak kebutuhan emosional anak.

4. Attachment Tidak Terorganisir (Disorganized Attachment)

Anak menunjukkan perilaku yang tidak konsisten, seperti mendekati tetapi sekaligus menjauh dari pengasuh.

Pola ini sering terjadi dalam situasi pengasuhan yang penuh tekanan atau penyalahgunaan, di mana anak merasa bingung dengan pengasuh yang seharusnya menjadi sumber keamanan.

Pentingnya Attachment dalam Perkembangan Anak

Bowlby dan Ainsworth menekankan bahwa kualitas keterikatan pada masa anak-anak memiliki dampak jangka panjang terhadap kehidupan individu, termasuk:

1. Kesejahteraan Emosional

Anak dengan keterikatan aman cenderung lebih percaya diri, mampu mengelola emosi, dan memiliki hubungan yang sehat di masa dewasa.

2. Kemampuan Sosial

Keterikatan yang sehat membantu anak mengembangkan kemampuan untuk berempati, membangun hubungan sosial, dan bekerja sama dengan orang lain.

3. Pengaruh pada Pola Hubungan Dewasa

Pola keterikatan pada masa kecil sering kali terbawa ke dalam hubungan romantis dan persahabatan di masa dewasa.

4. Dampak Negatif Keterikatan Tidak Aman

Keterikatan yang tidak aman dapat meningkatkan risiko gangguan kecemasan, depresi, dan kesulitan dalam membangun hubungan yang sehat.

Kesimpulan

Teori attachment yang dikembangkan oleh John Bowlby dan Mary Ainsworth memberikan wawasan penting tentang bagaimana hubungan awal antara anak dan pengasuh membentuk fondasi untuk perkembangan psikologis dan emosional sepanjang hidup. Keterikatan yang aman memberikan rasa aman, kepercayaan diri, dan kemampuan untuk membangun hubungan yang sehat, sementara pola keterikatan yang tidak aman dapat menimbulkan berbagai tantangan emosional dan sosial. Oleh karena itu, pengasuhan yang responsif dan konsisten sangat penting untuk mendukung perkembangan anak yang optimal.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun