Tekanan Teman Sebaya: Kelompok teman sebaya dapat memengaruhi perilaku sosial seseorang, baik dalam aspek positif maupun negatif. Hubungan positif dengan teman sebaya mendorong keterampilan sosial yang baik, sementara tekanan negatif dapat menimbulkan stres.
3. Lingkungan Komunitas dan Sosial
Komunitas tempat individu tinggal juga berperan dalam pembentukan norma dan perilaku sosial. Lingkungan yang mendukung, seperti komunitas yang ramah dan inklusif, membantu individu mengembangkan rasa empati dan solidaritas.
Budaya sebagai Panduan Sosial-Emosional
Budaya adalah sistem nilai, norma, tradisi, dan kebiasaan yang diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya tidak hanya memengaruhi cara individu memahami dunia, tetapi juga menentukan standar perilaku yang diterima dalam masyarakat. Berikut adalah beberapa aspek budaya yang memengaruhi perkembangan sosial-emosional:
1. Norma dan Nilai Budaya
Budaya menentukan apa yang dianggap pantas atau tidak pantas dalam perilaku sosial. Misalnya, di budaya kolektivis seperti Indonesia, kerjasama dan rasa kebersamaan sangat dihargai, sehingga individu didorong untuk menempatkan kepentingan kelompok di atas kepentingan pribadi. Sebaliknya, budaya individualis cenderung menekankan kemandirian dan pencapaian pribadi.
Pengaruh pada Emosi: Norma budaya juga memengaruhi cara individu mengekspresikan emosi. Beberapa budaya mengajarkan untuk menahan emosi negatif, sementara budaya lain mendorong ekspresi emosi yang lebih bebas.
2. Tradisi dan Ritual
Tradisi dan ritual dalam budaya membantu individu memahami identitas mereka dalam konteks sosial. Misalnya, perayaan adat, upacara keagamaan, atau kegiatan gotong royong menciptakan rasa keterhubungan dan solidaritas yang penting bagi perkembangan sosial-emosional.
3. Bahasa dan Komunikasi