Mohon tunggu...
Nuraeni
Nuraeni Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Scroll tiktok

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Teori Tahapan Perkembangan psikososial Menurut Erik Erikson

28 Oktober 2024   10:02 Diperbarui: 28 Oktober 2024   10:53 71
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Masa remaja adalah tahap pencarian jati diri. Remaja mengeksplorasi berbagai peran, nilai, dan pandangan hidup untuk menemukan identitas mereka sendiri. Mereka mungkin mencoba berbagai gaya, ideologi, atau kelompok sosial dalam proses ini. Jika berhasil, mereka akan memiliki identitas yang kuat dan jelas. Jika tidak, mereka mungkin mengalami kebingungan peran atau merasa terombang-ambing. Keberhasilan di tahap ini menghasilkan "kesetiaan".

6. Intimasi vs. Isolasi (18–40 tahun)

Pada tahap dewasa awal, individu berupaya membangun hubungan yang intim dan dekat dengan orang lain, seperti pasangan hidup atau sahabat. Jika individu mampu mengembangkan hubungan yang sehat dan intim, mereka akan merasa dekat dan diterima. Jika gagal, mereka mungkin merasa terisolasi dan mengalami kesepian. Keberhasilan di tahap ini menghasilkan "cinta".

7. Generativitas vs. Stagnasi (40–65 tahun)

Pada usia paruh baya, individu mencari cara untuk memberikan kontribusi kepada generasi berikutnya, baik melalui pekerjaan, keluarga, atau kegiatan sosial. Generativitas adalah dorongan untuk berbuat sesuatu yang berarti, yang berdampak pada masyarakat atau generasi mendatang. Jika berhasil, mereka akan merasa produktif. Namun, jika gagal, mereka mungkin merasa stagnan atau tidak berguna. Keberhasilan di tahap ini menghasilkan "kepedulian".

8. Integritas vs. Keputusasaan (65 tahun ke atas)

Pada tahap akhir kehidupan, individu merenungi kehidupan mereka dan mengevaluasi apa yang telah dicapai. Jika mereka merasa puas dengan kehidupan mereka dan menerima kenyataan, mereka akan merasa damai dan merasakan integritas. Namun, jika merasa banyak yang belum tercapai atau menyesal, mereka mungkin mengalami keputusasaan. Keberhasilan di tahap ini menghasilkan "kebijaksanaan".

Erikson percaya bahwa setiap tahap ini penting dan saling berkaitan. Kegagalan atau keberhasilan di satu tahap akan memengaruhi kemampuan seseorang dalam menghadapi konflik pada tahap-tahap berikutnya. Teori ini menyoroti pentingnya peran sosial dan interaksi dalam perkembangan kepribadian manusia, yang menjadikan individu lebih adaptif dan resilient sepanjang hidupnya.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun