Mohon tunggu...
Nur AdilahSari
Nur AdilahSari Mohon Tunggu... Lainnya - Saya saat ini menjadi mahasiswa di perguruan tinggi Universitas Sultn Ageng Tirtayasa

Saya hobi menonton film dan kepribadian saya ambivert

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Manajemen Sarana dan Prasarana SD Negeri Keranggot

30 November 2024   14:09 Diperbarui: 2 Desember 2024   08:24 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

PENDAHULUAN

Pendidikan merupakan suatu kegiatan memanusiakan manusia, dan juga merupakan hal yang paling utama bagi kehidupan setiap individu. Situasi ini berarti menunjukkan bahwa setiap individu berhak mendapatkannya dan dinantikan untuk selalu bertumbuh pada individu tersebut. Kemunculan pendidikan bisa saja memberi pengalaman untuk manusia dengan bekal pemahaman ataupun pengetahuan dan juga mengembangkan potensi yang ada di dalam dirinya. Pendidikan juga tidak mungkin tidak berkaitan dengan faktor- faktor, salah satu faktor yang mendukung dalam pendidikan ini contohnya adanya fasilitas ataupun sarana dan prasarana yang sekolah adakan. Manajemen pendidikan ini dapat diartikan menjadi salah satu hal terpenting didalam setiap sekolah dalam melaksanakan kegiatan yang bermacam- macam guna mencapai tujuan yang ditempuh. Dalam teori manajemen ini juga mencakup dengan pemahaman, seni dan juga prinsip yang saling berhubungan pada manajemen suatu organisasi. 

Manajemen ini juga dapat diartikan sebagai sebuah usaha kesadaran untuk menunjukan yang pada akhirnya terlihat bagaimana hasil dari tujuan yang diharapkan yang dimana tujuan tersebut juga dapat dimengerti oleh seluruh masyarakat maupun organisasi. Dengan demikian manajemen merupakan sebagian aktivitas yang dilaksanakan baik perorangan maupun organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan Pendidikan merupakan sebuah usaha sadar yang tersusun, yang pada akhirnya pendidikan ini sangat penting karena dalam menerapkan manajemen dan memelihari segala kegiatan yang ada perlu adanya manajemen, mulai dari membentuk sebuah sumber daya dan yang lainnya. Manajemen pendidikan merupakan sebagian dari suatu seni ataupun pengetahuan dalam menjalankan sumber daya pendidkan demi menerapkan sebuah kondisi pembelajaran dan tahapan dalam menjadikan siswa aktif dalam meningkatkan minat dan bakat dalam dirinya. Menurut Usman (2004:8) mengungkapkan bahwa manajemen pendidikan adalah ilmu pendidikan yang berbagai rangkaian aktivitas maupun secara menyeluruh dalam tahapan manusia yang mengendalikan guna mencapai tujuan pendidikan secara tersusun dan tertata yang direncanakan oleh suatu kelompok. 

Sarana dan prasarana pendidikan ini adalah salah satu hal utama yang paling penting dalam pendidikan saat ini yang dimana sarana dan prasarana akan menjadi salah satu dari banyaknya standar nasional yang terjadi dalam dunia pendidikan. Kepentingan sarana dan prasarana ini akan menghasilkan setiap sekolah berloma demi kebaikan dan juga untu mencapai standar nasional yang telah ditentukan dikarenakan sarana dan prasarana ini akan mempengaruhi terhadap kualitas sekolah dan juga kepada proses belajar peserta didik. Selain itu sarana prasarana dengan konsep pembayaran juga masih saling berkaitan, dalam mencapai sarana prasarana disebuah layanan sekolah perlu adanya sebuah rencana secara tersusun dan dalam pengadaannya, menjumlahkan barang yang ada, biaya yang harus dikeluarkan, dan pemeliharaan selanjutnya. Hal ini akan sia-sia jika dalam perencanaan tersebut tidak dilaksanakannya sebuah pemeliharaan dan perawatan terhadap fasilitas yang dimiliki oleh sekolah. Karena kembali lagi pada konsep sebelumnya sarana dan prasarana disekolah akan berpengaruh terhadap mutu sekolah, proses pembelajaran peserta didik dan sarana prasarana ini memiliki daya tarik untuk calon siswa baru. 

Akan tetapi, sarana prasarana pendidikan akan mengakibatkan ketidaktepatan maupun kerusakan yang dialami oleh sekola apabila sarana dan prasarana tidak dikelola dengan baik oleh pengelola dan penanggung jawab di bidang sarana dan prasarana, banyak sekali staf pengelolaan yang masih belum mengerti bagaimana standar sarana prasarana yang dibutuhkan. Sehingga banyak terjadinya kasus yang menjelaskan bahwa dari banyaknya sarana prasrana yang dimiliki ini bukan priortas pertama dalam sebuah sekolah Dengan demikian berdasarkan pemaparan yang telah dijelaskan peneliti tertarik melakukan penelitian terkait manajemen sarana dan prasarana di SDN Kranggot, Cilegon. Yang dimana tujuan dari penelitian tersebut ialah untuk mengetahui apa saja dan bagaimana perencanaan, pengadaan, penginventarisan, pemeliharaan dan penghapusan yang terjadi di SD Negeri Kranggot itu sendiri 

METODE PENELITIAN

 Dalam penelitian ini penelitimenggunakan metode kualitatif yang dimana didalam metode ini terbagi menjadi 5 proses: 1) memutuskan pendekatan dan ingin memakai metode penelitian yg sperti apa, 2) memilih jenis data beserta sumbernya, 3) memilih lokasi 4) teknit dala mengumpulkan data, 5) analisis data. Suharsimi Kunto (2006: 149) mengemukakan bahwa teknis yang akan dipakai guna mendapatkan data penelitian pendekatan kualitatof ini disebut dengan metode pengumpulan data. Dalam mpengumpulan data peneliti memakai 2 teknik pengumpulan data, diantaranya: wawancara dan dokumentasi. Penelitian pendekatan kualitatif, Dalam teknik mengumpulkan data penelitian menggunakan teknik wawancara yang dimana wawancara ini akan menghasilkna informasi apa yang dibutuhkan. Kemudian yang terakhir ada teknik dokumentasi, Teknik dokumentasi ini merupakan teknik yang bisa lebih dipercaya tetapi akan tetap perlu dukungan dari wawancara guna melengkapi data supaya valid dan benar. 

PEMBAHASAN

Dalam membantu memudahkan kegiatan pembelajaran diperlukannya penataan sarana dan prasarana yang baik langkah awal bisa diawali dari perencanaan, pengadaan, penginventarisan, pemeliharaan dan sampai ke tahap penghapusan. Jika sekolah tidak melakukan semua ruang lingkup pengelolaan sarana dan prasarana, maka barang atau segala hal yang diperlukan atau diadakan di sekolah mungkin tidak sesuai atau jika sudah ada akan menjadi tidak bertahan lama dalam pemakaiannya. Sehingga diperlukannya pengelolaan sarana dan prasarana yang baik. Bapak R selaku Kepala Sekolah mengemukakan bahwa segala sesuatu mengenai sarana dan prasarana dibantu oleh Ibu O selaku penanggung jawab bagian sarana dan prasarana. Sehingga dalam pembahasan ini, hak yang akan peneliti akan bahas adalah sarana dan prasarana di salah satu sekolah di Cilegon yaitu SD Negeri Keranggot. 

1. Perencanaan Sarana dan Prasarana

Sebuah langkah awal untuk diadakannya sarana dan prasaran di sekolah adalah melakukan perencanaan. Perencanaan berawal dari kata rencana, yang memiliki makna sebuah rancangan, kerangka atau proses cara dari suatu hal yang dilakukan di masa yang akan datang (Barnawi dan Arifin, 2012: 51). Selain itu juga Minarti (2012: 250) mengemukakan pendapat bahwa perencanaan adalah sebuah langkah kegiatan yang menggambarkan hal-hal yang akan dilakukan dalam mencapai tujuan yang sudah ditetapkan. Dengan adanya perencanaan setiap sekolah maupun sebuah lembaga dalam melakukan sesuatu akan lebih terstruktur dan mengetahui apa saja yang diperlukan atau seharusnya dilakukan. Sehingga tidak akan terjadi kekurangan atau kesalahan di masa depan. Dalam pengadaan rencana sarana dan prasarana sekolah tidak semata-mata diadakan, tetapi juga memiliki syarat sehingga setelah pengadaan barang dapat berguna secara efektif dan efisien juga membantu dalam mencapai tujuan pendidikan sekolah. Syarat- syarat dalam pengadaan sarana dan prasarana menurut Barnawi dan Alfin (2012: 53) yaitu : (1) kondisi bahan atau material yang digunakan haruslah kuat, tetapi tetap ringan, dan juga tidak membahayakan peserta didik ketika digunakan; (2) konstruksi diharuskan sesuai dengan kebutuhan atau kondisi peserta didik; (3) memilih dan merencanakan pengadaan barang dengan akurat dan baik sehingga benar-benar sesuai dengan usia, minat, dan taraf perkembangan peserta didik; dan (4) fungsi dari dibuatnya peraturan adalah agar sarana dan prasarana yang diadakan berfungsi sebagaimana seharusnya, dari segi penanaman, penumpukan, juga segala pembinaan yang berguna bagi peserta didik itu sendiri. Dari hasil wawancara peneliti di SD Negeri Keranggot mengenai perencanaan pengadaan sarana dan prasarana sudah dilakukan dengan baik. Seperti yang peneliti dapatkan dari Ibu O selaku penanggung jawab sarana dan prasarana di SD Negeri Keranggot bahwa setiap akan diadakannya sebuah barang atau hal yang lebih besar akan Ibu O pertimbangkan terlebih dahulu, apakah sekolah sangat membutuhkannya atau bisa atau tidak sekolah mengadakannya. Jika dirasa perlu diadakan di sekolah, maka Ibu O akan mendiskusikannya dengan kepala sekolah untuk diadakannya sarana atau prasarana yang diperlukan. 

2. Pengadaan Sarana dan Prasarana 

Menurut Gunawan, dalam pengadaan sarana dan prasarana pendidikan itu merupakan sebuah kegiatan dalam menerapkan rencana pengadaan sarana dan prasarana yang sudah disusun pada waktu sebelunya. Barnawi & Arifin (2012: 60) mengemukakan bahwa segala tatanan kegiatan untuk menghadirkan berbagai jenis sarana dan prasarana pendidikan yang disesuaikan dengan apa yang dibutuhkan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan merupakan pengadaan. Bafadal (2004: 31) juga mengemukakan bahwa upaya dalam mewujudkan rencana dalam mengadakan saranadan prasarana yang sudah direncanakan sebelumnya merupakan pengadaan sarana dan prasarana. Sehingga, dari penjelasan 3 ilmuan di atas dapat disimpulkan bahwa pengadaan sarana dan prasarana pendidikan merupakan usaha yang dilakukan untuk merealisasikan atau mengadakan sarana atau prasana yang dibutuhkan sesuai dengan rencana yang sudah dibuat sebelumnya. Dalam pengadaan sarana dan prasarana, SD Negeri Keranggot diperoleh dengan cara membeli akan tetapi juga ada yang didapatkan dari pemerintah berupa prasarana seperti gedung sekolah. Untuk pengadaan sarana, sekolah secara rutin setiap tahun ajaran baru membeli keperluan yang dibutuhkan. Setiap pengadaan barang juga atas pendataan yang sebelumnya sudah dilakukan oleh setiap guru, karena dengan pendataan tersebut pengadaan sarana atau prasarana sesuai dengan apa yang dibutuhkan untuk mendukung terlaksananya atau berjalannya kegiatan proses belajar mengajar di SD Negeri Keranggot. Selain membeli, mendapatkan dari pemerintah atau lembaga tertentu, sarana atau prasarana juga terkadang didapat dari hasil kerajinan peserta didik, begitu ungkap Ibu O. Jika peserta didik ada tugas membuat kerajinan, hasil dari tugas tersebut bisa menjadi sarana penghias atau berbagai kegunaan yang bisa dimanfaatkan oleh sekolah. Kerajinan tersebut selain mengasah kreatifitas peserta didik, tetapi juga menghemat biaya dalam pengeluaran biaya. Dari menggali informasi melalui wawancara, Ibu O menuturkan bahwa SD Negeri Keranggot dalam pengadaan sarana maupun prasarana sudah terlaksana dengan sangat baik. Seperti kursi atau meja yang sudah tidak menggunakan kayu, sehingga lebih tahan lama digunakan dan menambah kerapihan di dalam kelas. Narasumber juga menyebutkan adanya infocus dalam membantu kegiatan pembelajaran. Walau belum tersedia di setiap kelas yang menjadikan penggunaannya harus bergantian jika akan digunakan, tetapi sudah cukup untuk menopang kegiatan pembelajaran. Dengan adanya infocus juga menjadi salah satu tanda bahwa sekolah mampu menyesuain zaman, dimana sudah banyaknya pembelajaran yang memerlukan media lain selain buku sebagai alat bantu dalam kegiatan belajar mengajar. 

3. Penginventarisan Sarana dan Prasarana 

Sesudah tahapan pengadaan dilaksanakan kemudian tahapan selanjutnya yaitu penginventarisan. Aktivitas menulis, menyusun sarana prasarana yang tersedia, tertata, juga lengkap sesuai ketentuan yang ada merupakan pengertian dari inventaris. Sarana dan prasarana yang asalnya dari pusat yang mengadakan inventarisasi sesuai dengan tamplate yang sudah ditetapkan. Proses penginventarisan dalam manajemen sarana prasarana pendidikan ini juga dapat diartikan dalam suatu aktivitas yang dilaksanakan guna mencatat seluruh barang yang ada di sekolah kedalam suatu daftar inventaris barang secara terstruktur menurut ketentuan dan tata cara yang berjalan. setiap sarana dan prasarana pendidikan harus diadministrasikan dengan sebaik- baiknya sejak pengadaan nya. Kegiatan penginventarisan sarana dan prasarana mencakup dua kegiatan, yang pertama yaitu berkaitan dengan pencatatan ataupun pembuatan kode barang, pemberian nama barang, sumber barang, banyaknya barang, tanggal pembelian dan keterangan lainnya. Kepala sekola yang akan mempertanggung jawabkan atas segala aktivitas mengenai penginventarisan. Mengenai kegiatan inventarisasi akan dapat ditemukan dengan mudah, macam- macam barang, kualitas, tahun pembuatan dan juga barang yang ada disekolah. Secara universal, inventarisasi ini dilaksnakan utnun berupaya melengkapi pengurusan dan penjagaan yang efektif kepada sarana dan prasarana sekolah. Secara umum juga , penginventarisan ini memiliki tujuan- tujuan tertentu, yaitu: (a) Guna melestarikan dan menerapkan tata administrasi sarana dan prasarana yang digunakan dan sekolah miliki (b) Guna meminimalisir pengeluaran keuangan sekolah, baik dari segi pengadan ataupun untuk melestarikan dan menghapuskan sarana dan prasarana suatu lembaga (c) Suatu bagian dalam pedoman dan sebagai bahan guna menghitung kekayaan suatu sekolah kedalam bentuk yang dapat dinilai dengan uang. Dengan demikian penjelasaan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa inventarisasi ini adalah salah satu cara guna menerapkan tata administrasi demi keberlangsungan sekolah. Dan juga merupakan suatu bagian dari pedoman dan bahan guna mengitung investasi sekolah.

 4. Pemeliharaan Sarana dan Prasarana

Kegiatan untuk membuat barang lebih tahan lama, kegiatan menyimpan barang-barang yang sesuai dengan bentuk ataupunjenis barang merupakan tahap pemeliharaansarana dan prasarana. Melihat dari sifat, waku pemeliharaan sarana dan prasarana yaitu: dilihat dari sifat: pengecekan, pencegahan, perbaikan ringan dan berat. Dilihat dari waktunya: pemeliharaan harian dan pemeliharaan berkala. Dari penjelasan diatas, maka peneliti simpulkan bahwa kegiatan merawat, memelihara dan menyimpan sesuatu barang sesuai dengan bentuk atau jenisnya merupakan sebuah pemerliharaan, dan dalam pemeliharaan dapat dilihat dari sifat dan waktunya yaitu pengecekan, pencegahan, perbaikan ringan maupun berat dan waktu pemeliharaan yaitu dibagi menjadi pemeliharaan harian dan pemeliharaan berkala. Dilaksanakannya pemeliharaan sarana dan prasarana memiliki manfaat yaitu: (a) Apabila sarana dan prasarana terpelihara dengan baik, maka usia penggunaannya 9 akan lebih awet dan tidak perlu diganti dalam waktu dekat (b). Pemeliharaan yang baik akan menghasilkan jarangnya terjadi kerusakan sehingga membantu meringankan biaya perbaikan (c). Apabila sarana dan prasarana terpelihara dengan baik, akan lebih mudah dalam mengetahui sehingga tidak mudah hilang (d). Sekolah yang memiliki sarana dan prasarana, akan lebih terjaga jika apa yang dimiliki sekolah terpelihara secara benar, sehingga lebih mudah untuk mengetahui barang yang ada dan tidak mudah hilang e. Apabila sarana dan prasarana dipelihara dengan baik, akan berdampak juga pada nilai keindahan seperti enak untuk dilihat dan dipandang karena rapih tersusun. Dalam pemeliharaan, selain dilakukan oleh Ibu O selaku penanggung jawab sarana dan prasarana di SD Negeri Keranggot tetapi juga seluruh warga sekolah yang saling berkoordinasi satu sama lain. Dimulai dar Ibu O yang menyampaikan kepada kepala sekolah dan selanjutnya disalurkan kepada seluruh guru untuk kemudian menyampaikan kepada seluruh warga sekolah untuk saling menjaga dan memelihara sarana dan prasarana yang ada. Jika seluruh tanggung jawab sarana dan prasarana di sekolah hanya di tanggung oleh Ibu O maka tidak akan terjaga, karena seluruh sarana dan prasarana sekolah digunakan bersama semua warga sekolah, oleh karena itu menjaga, merawat dan memelihara merupakan tanggung jawab   bersama.   Hasil wawancara peneliti mendapatkan informasi bahwa di kelas IV A guru memegang tanggung jawab atas penggunaan infocus dikelasnya. Ibu A selaku wali kelas IV A bertanggung jawab secara penuh dalam penggunaan infocus. Tanggung jawab itu berupa meminta izin terlebih dahulu kepada Ibu O, kemudian mengambil infocus di kantor dan setelah selesai digunakan mengembalikannya kembali ke kantor. Tidak hanya Ibu A selaku wali kelas IV A, seluruh peserta didik kelas IV A juga melakukan tanggung jawab atas penggunaan infocus di kelas mereka dengan tidak bermain-main di sekitar infocus. Dengan koordinasi dan komunikasi yang baik antara Ibu O, Ibu A dan rasa tanggung jawab yang dimiliki seluruh peserta didik maka penggunaan infocus dapat bermanfaat dengan baik dan usia infocus dapat bertahan lebih lama. 10 

5. Pengahapusan Sarana dan Prasarana 

Dengan koordinasi dan komunikasi yang baik antara Ibu O, Ibu A dan rasa tanggung jawab yang dimiliki seluruh peserta didik maka penggunaan infocus dapat bermanfaat dengan baik dan usia infocus dapat bertahan lebih lama. Penghapusan adalah kegiatan atau sebuah proses dimana barang milik negara dihapuskan dari daftar inventarisasi (tetapi bukan menghapuskan barang secara fisik), penghapusan tersebut sudah tercantum dalam ketentuan dan peraturan perundang- undangan, selain itu juga penghapusan dari daftar inventaris dilakukan atas dasar keputusan dari pejabat yang berwenang sehingga tidak semata-mata dihapuskan. Proses penghapusan sarana maupun sarana di SD Negeri Keranggot dilakukan sesuai dengan syarat-syarat yang ada. Kepala sekolah menghubungi pihak terkait jika ada sarana atau prasaran yang akan dihapus.

PENUTUP 

Kesimpulan 

Pendidikan merupakan sebuah usaha sadar yang tersusun, yang pada akhirnya pendidikan ini sangat penting karena dalam menerapkan manajemen dan memelihari segala kegiatan yang ada perlu adanya manajemen, mulai dari membentuk sebuah sumber daya dan yang lainnya. Manajemen pendidikan merupakan sebagian dari suatu seni ataupun pengetahuan dalam menjalankan sumber daya pendiidkan demi menerapkan sebuah kondisi pembelajaran dan tahapan dalam menjadikan siswa aktif dalam meningkatkan minat dan bakat dalam dirinya. Dengan adaranya sarana dan prasarana disekolah akan berpengaruh terhadap mutu sekolah, proses pembelajaran peserta didik dan sarana prasarana ini memiliki daya tarik untuk calon siswa baru. Ada beberapa tahapan dalamm menjalankan manajemen sarana dan prasarana yaitu perencanaan, pengadaan, penginventarisan, pemeliharaan dan penghapusan. Dari 5 bagian diatas akan dikatakan berhasil apabila semuanya saling berhubungan dan dalam mengelola manajemen sarana prasarana nya dilakukan dengan baik dan benar 

Solusi 

Dalam upaya meningkatkan manajemen sarana dan prasarana di SDN Keranggot, beberapa solusi dapat diterapkan berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan. Pertama, Hal ini dapat dilakukan melalui forum diskusi atau rapat rutin yang membahas kebutuhan sarana dan prasarana secara transparan. Dengan cara ini, sekolah dapat memastikan bahwa semua kebutuhan teridentifikasi dan direncanakan dengan baik. Kedua, dalam pengadaan sarana dan prasarana, SDN Keranggot sebaiknya menerapkan sistem pengadaan yang lebih efisien dengan memanfaatkan teknologi informasi. Penggunaan aplikasi atau software untuk pendataan kebutuhan dapat membantu dalam mengelola pengadaan barang secara lebih akurat dan tepat waktu. Selain itu, menggali potensi kerjasama dengan pihak ketiga, seperti lembaga swasta atau alumni, dapat menjadi alternatif untuk mendapatkan sarana pendidikan yang lebih bervariasi. Dalam hal pemeliharaan, SDN Keranggot harus membangun budaya pemeliharaan di kalangan siswa dan staf. Mengadakan program edukasi mengenai pentingnya menjaga sarana dan prasarana dapat meningkatkan kesadaran bersama tentang tanggung jawab menjaga barang-barang sekolah. Selain itu, penjadwalan pemeliharaan rutin baik harian maupun berkala harus dilakukan untuk mencegah kerusakan yang lebih besar di kemudian hari. Dengan menerapkan solusi-solusi tersebut, SDN Keranggot dapat meningkatkan efektivitas manajemen sarana dan prasarana, sehingga mendukung proses belajar mengajar yang lebih baik dan berkualitas. 

DAFTAR PUSTAKA 

Ananda, R., & Banurea, O. K. (2017). Manajemen sarana dan prasarana pendidikan. 

Bafadal, Ibrahim, (2008). Manajemen Kelengkapan sekolah: Teori dan Aplikasinya. 

Fatmawati, Nur., Andi, Mappincara & Sitti, Habibah. (2019). Pemanfaatan Dan Pemeliharaan Sarana Dan Prasarana Pendidikan. PEMBELAJAR: Jurnal Ilmu Pendidikan, Keguruan, dan Pembelajaran, 3(2), 115-121. Jakarta: Bumi Aksara 

Kristiawan, M., Dian, S., Rena, L. (2017). MANAJEMEN PENDIDIKAN. Yogyakarta: DEEPUBLISH   

Mulyadi, Tirta. dkk. (2022). Pelaksanaan Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Pendidikan Pada Madrasah Ibtidaiyah. Jurnal Pendidikan, Hukum dan Sosial Keagamaan: AT- TAFKIR, 15(1), 98-117. 

Nasrudin, N., & Maryadi, M. (2019). Manajemen Sarana dan Prasarana Pendidikan dalam Pembelajaran di SD. Manajemen Pendidikan, 13(2), 15-23. 

Parid, M. & Afifah, L, S, A. (2020). Pengelolaan Sarana dan Prasarana Pendidikan. Portal Jurnal Online kopetais Wilyah IV (EKIV) - Cluster MADURA: Tafhim Al-Ilmi, 266- 275. 

Sinta Ike Malaya, (2019). Manajemen Sarana Dan Prasarana. Jurnal Isema. 4(1), 78-91 

Suranto, D. I., Saipul, A., Ibrahim., Afif, A. (2022). PENTINGNYA MANAJEMEN SARANA DAN PRASARAN DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN. Jurnal: Kiprah Pendidikan, 1(2), 59-66.

Dosen PGDS Untirta : Firdaus, M.Pd

Nama Mahasiswa : Nur Adilah Sari

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun