Mohon tunggu...
Nur Laila Sofiatun
Nur Laila Sofiatun Mohon Tunggu... Guru - Guru dan Penulis

Perempuan yang ingin bermanfaat bagi keluarga, agama, bangsa dan negara

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Mengapa Capres-Cawapres suka Mendekati Ulama Menjelang Pemilu?

11 November 2023   20:28 Diperbarui: 28 November 2023   22:47 211
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi calon eksekutif yang mendekati ulama jelang pemilu (sumber: Kompas.com)

Hal seperti itulah yang mungkin membuat banyak calon baik calon legislatif maupun eksekutif yang mendekati ulama menjelang pemilu. Meskipun sejatinya seorang guru juga tidak mewajibkan santrinya untuk memilih sama dengan pilihan gurunya. Akan tetapi santri secara sadar dan menurut kehendak sendirilah jika memilih sama dengan pilihan gurunya.

Mencari Doa, Restu, dan Berkah

Bagi orang yang beragama, agama apapun pasti menyakini konsep keberkahan. Banyak sekali orang yang mencari keberkahan agar hidupnya lebih baik.

Keberkahan sendiri berasal dari kata dasar berkah, yang merupakan serapan dari kata dalam Bahasa Arab

Berkah dalam konsep Isl diartikan sebagai ziyadatul khoir (bertambahnya kebaikan).  Dalam hal ini misalkan kita meminta berkah dari seorang ulama, maka kita berharap dengan mendapatkan  berkah dari ulama, bertambahlah kebaikan yang kita dapatkan nantinya.

Bagi capres-cawapres maupun calon legislatif dan eksekutif lainnya yang meyakini konsep berkah inilah yang akhirnya menjadikan mereka merapat kepada ulama. 

Mereka menyakini dengan mendapatkan doa restu dan berkah dari ulama tersebut dapat memberikan bertambahnya kebaikan yang akan ia peroleh. Dalam hal pemilu, hal tersebut juga berarti bertambahnya jumlah pemilih yang akan memilihnya.

Akan tetapi, pada hakikatnya jika ada seorang yang mencalonkan diri dalam pemilu kemudian secara tulus ikhlas ia sowan ulama (tanpa harus dipublikasikan) karena ia murni ingin mendapatkan berkah ulama tersebut. Kok setelah itu, dia tidak terpilih, berarti hal tersebut bisa jadi menunjukkan bahwa tidak menjadi legislatif maupun eksekutif adalah yang terbaik baginya.

Bisa jadi, ketika ia jadi legislatif maupun eksekutif nantinya banyak kejahatan atau dosa yang akan menghampirinya. Mulai dari korupsi, kebijakan yang salah, mendzolimi rakyat dan lain sebagainya.

Demikian tadi, alasan kenapa capres-cawapres maupun calon legislatif dan eksekutif lainnya merapat kepada ulama jelang pemilu. Silahkan kalian bisa menilai apakah mereka merapat karena faktor pertama atau merapat karena faktor kedua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun