Mohon tunggu...
Nur Laila Sofiatun
Nur Laila Sofiatun Mohon Tunggu... Guru - Guru dan Penulis

Perempuan yang ingin bermanfaat bagi keluarga, agama, bangsa dan negara

Selanjutnya

Tutup

Politik

Pak Ganjar Jika Bapak Jadi Presiden, Jangan Lakukan ini Lagi Ya!

26 Juli 2023   07:07 Diperbarui: 26 Juli 2023   09:06 292
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Potret Ibu-ibu dari Kendeng yang melakukan aksi dengan menyemen kaki (sumber: kompas.com)

Pertarungan politik untuk pemilihan umum (pemilu) tahun 2024 sudah dimulai. Banyak politikus yang mulai maju di medan perang layaknya bidak dalam papan catur.

Ada yang bertindak sebagai prajurit yang sering digunakan sebagai umpan. Ada yang berlagak menjadi kesatria penunggang kuda. Ada yang jadi benteng untuk melindungi. Dan tentunya ada yang ingin menjadi raja yang menguasai.

Meski belum ditetapkan siapakah calon raja (baca: presiden) di negeri ini, sudah ada beberapa nama yang terus digaungkan untuk maju menjadi raja. Nama-nama yang sering mencuat di masyarakat adalah Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto, dan Anies Rasyid Baswedan.

Sebagai warga jawa tengah, kali ini saya ingin menyampaikan unek-unek kepada Bapak Ganjar jika beliau yang nantinya terpilih menjadi raja. Karena tidak dipungkiri di antara ketiga calon Bapak Ganjar adalah yang terdekat saat ini, karena statusnya sebagai Gubernur Jawa Tengah. Tentang unek-unek untuk calon raja lainnya, mungkin akan saya bahas di tulisan lain.

Kasus Kendeng

Bapak Ganjar, masih ingatkah Bapak dengan kasus semen di Rembang? Atau hal ini sudah Bapak lupakan. Hanya sebuah informasi yang lewat pikiran Bapak.

Jika Bapak lupa, saya tampilkan betapa gambaran yang melukai hati melihat para ibu-ibu di Rembang menyemen kakinya sebagai bentuk unjuk rasa. Mungkin orang berpikir ibu-ibu gila. Tapi, bagi kami yang suaranya hampir tidak didengar cara itulah yang mungkin bisa membuat suara menjadi terdengar. Meskipun kenyataannya yang terjadi tidak sesuai harapan.

Kasus ini cukup lama terselesaikan, bahkan sampai sekarang pun masih dipertanyakan, apakah sudah (benar-benar) selesai?

Masih teringat jelas drama tersebut. Karena selain genre tragedi, drama ini berdurasi cukup lama. Tak tanggung-tanggung drama ini berlangsung selama selama tiga tahun, yaitu tahun 2015, 2016, dan 2017.

Penyelesaian masalah ini pun menurut hemat saya semata-mata hasil dari desakan dimana-mana, bukan semata-mata karena terbukanya pikiran Bapak Ganjar. Kasus dimulai pada tahun 2025, dimana warga Rembang menolak adanya pembangunan pabrik semen disana.

Akan tetapi, Gubernur menolak dan tetap memberikan izin kepada pihak perusahaan. Akhirnya pihak Mahkamah Agung (MA) yang memberikan putusan yang membatalkan surat keterangan (SK) izin pendirian perusahaan tersebut.

Akan tetapi, konflik belum selesai drama baru Bapak Gubernur mengeluarkan SK baru tentang izin pendirian perusahaan semen dengan mengganti nama perusahaannya. Dengan dalih "SK yg dibatalkan kan untuk perusahaan itu, SK ini untuk perusahaan ini".

Ah, memang benar perkataan orang, biasanya orang hukum itu paling pintar mencari celah hukum.

Aksi masih belum terhenti, karena mereka merasa diakali. Setelah itu, Gubernur menunda pendirian dan mengubah wilayah yang terdapat dalam SK. 

Ah, memang Bapak tidak kenal putus asa ya. Meskipun rakyatnya sudah meronta-ronta.

Maka, salah satu LBH turut berbicara mengomentari SK tersebut sebagai preseden buruk Gubernur yang bertindak semena-mena.

Kasus Wadas

Selain kasus semen Rembang, adapula kasus Wadas, yang juga ditolak oleh masyarakat. Hal ini dikarenakan pengambilan batu andesit di Wadas diduga akan mempengaruhi ekosistem di tempat tersebut yang akan berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat setempat.

Yah, itu hanya sedikit cerita yang ingin saya sampaikan. Meskipun saya tahu, Bapak Ganjar memiliki beberapa prestasi yang cukup baik sebagai gubernur. Akan tetapi, dua hal tersebut benar-benar paling teringat dalam ingatan. Bagaimana tidak, wajah ibu-ibu yang tak berdaya dengan semen di kakinya begitu terekam nyata di kepala. 

Jadi, Bapak Ganjar harapan saya jika Bapak nanti jadi Raja nanti jangan ulangi hal itu lagi ya. Ingatlah kepentingan rakyat di atas segalanya. Bukanlah sudah selayaknya pemimpin melindungi rakyatnya? Dan segala bentuk pembangunan yang ada juga buat memakmurkan rakyatnya? 

Satu hal lagi, jangan terlalu mau dikendalikan Ibu Suri ya. Karena bagaimanapun bisa dikatakan saat ini sedang berlangsung dinastinya. Eeh.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun