Akan tetapi, konflik belum selesai drama baru Bapak Gubernur mengeluarkan SK baru tentang izin pendirian perusahaan semen dengan mengganti nama perusahaannya. Dengan dalih "SK yg dibatalkan kan untuk perusahaan itu, SK ini untuk perusahaan ini".
Ah, memang benar perkataan orang, biasanya orang hukum itu paling pintar mencari celah hukum.
Aksi masih belum terhenti, karena mereka merasa diakali. Setelah itu, Gubernur menunda pendirian dan mengubah wilayah yang terdapat dalam SK.Â
Ah, memang Bapak tidak kenal putus asa ya. Meskipun rakyatnya sudah meronta-ronta.
Maka, salah satu LBH turut berbicara mengomentari SK tersebut sebagai preseden buruk Gubernur yang bertindak semena-mena.
Kasus Wadas
Selain kasus semen Rembang, adapula kasus Wadas, yang juga ditolak oleh masyarakat. Hal ini dikarenakan pengambilan batu andesit di Wadas diduga akan mempengaruhi ekosistem di tempat tersebut yang akan berpengaruh terhadap kehidupan masyarakat setempat.
Yah, itu hanya sedikit cerita yang ingin saya sampaikan. Meskipun saya tahu, Bapak Ganjar memiliki beberapa prestasi yang cukup baik sebagai gubernur. Akan tetapi, dua hal tersebut benar-benar paling teringat dalam ingatan. Bagaimana tidak, wajah ibu-ibu yang tak berdaya dengan semen di kakinya begitu terekam nyata di kepala.Â
Jadi, Bapak Ganjar harapan saya jika Bapak nanti jadi Raja nanti jangan ulangi hal itu lagi ya. Ingatlah kepentingan rakyat di atas segalanya. Bukanlah sudah selayaknya pemimpin melindungi rakyatnya? Dan segala bentuk pembangunan yang ada juga buat memakmurkan rakyatnya?Â
Satu hal lagi, jangan terlalu mau dikendalikan Ibu Suri ya. Karena bagaimanapun bisa dikatakan saat ini sedang berlangsung dinastinya. Eeh.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H