Jika kalian diberikan pilihan untuk memilih,
kalian akan memilih tinggal di desa atau di kota?
Tentu jawaban kalian akan berbeda-beda dengan alasannya masing-masing. Kalau saya secara pribadi sepertinya lebih senang hidup di desa.
Alasan saya lebih memilih tinggal di desa dibandingkan tinggal di kota adalah karena suasana kekeluargaan di desa sangat terasa. Meskipun tentu, selain terdapat kelebihan ketika kita hidup di desa, sudah barang pasti ada kekurangan pula ketika kita hidup di desa.
Berikut ini saya akan merangkum suka duka hidup bertetangga di desa.Â
Suka Hidup Bertetangga di Desa
1. Tetangga rasa keluargaÂ
Tetangga pun sudah seperti keluarga yang siap membantu jika dibutuhkan. Ketika sakit, biasanya orang sekampung akan berbondong-bondong menjenguknya.
2. Tidak pusing dengan makanan
Jika kalian hidup di desa kemungkinan dilanda kelaparan sepertinya tidak ada. Hal ini dikarenakan berbagi makanan dengan tetangga di desa adalah hal sudah biasa.
3. Udara bersih dan segar
Dikarenakan masih banyaknya pepohonan dan minimnya pabrik, maka udara di desa masih bersih dan segar. Paling enak kalau di pagi hari kita keluar rumah, dan merasakan sejuknya udara di pagi hari. Berbeda dengan di kota yang biasanya udaranya sudah terasa kotor dan panas.
4. Biaya hidup relatif murah
Biaya hidup di desa juga relatif murah. Harga bahan makanan masih cukup terjangkau. Bahkan beberapa bisa didapatkan hasil dari menanam secara mandiri.
Duka Hidup Bertetangga di Desa
Hidup di desa tidak melulu memiliki kelebihan. Ia juga memiliki beberapa kekurangan yang bisa menyebabkan duka yang mendalam (eaaa, yang pernah hidup di desa pasti paham). Beberapa duka tersebut adalah sebagai berikut:
1. Harus siap tutup telinga
Pernah dengar potongan video seorang pemuda yang mengatakan bahwa hidup di desa lebih berat daripada hidup di kota?
Apa pendapat kalian? Kalian tim yang menyetujui bahwa hidup di kota lebih berat atau hidup di desa lebih berat?
Kalau saya sendiri memandang keduanya memiliki rasa berat masing-masing. Hidup di kota lebih berat dalam urusan material. Sedangkan hidup di desa lebih berat dalam urusan mental.
Mengapa demikian?
Hal ini dikarenakan hidup di desa itu seperti tidak ada rahasia yang bisa tersimpan dengan aman. Orang di desa cenderung lebih peduli  (baca: kepo) dengan urusan tetangganya. Maka sudah menjadi keharusan apapun yang kita lakukan (hampir) semuanya diketahui oleh tetangga.Â
Permasalahannya tetangga itu tidak cukup dengan mengetahui apa yang dilakukan. Biasanya akan berlanjut kepada menyebarkan info tersebut dengan sedikit bumbu penghangat obrolan. Dan bumbu-bumbu ini akan semakin banyak tergantung dengan sudah cabang cerita ke-berapa info tersebut disampaikan.
2. Minim jajanan viral
Duka kedua terjadi bagi kalian pencinta makanan. Bagi kalian yang tinggal di desa tentu tahu, bagaimana susahnya mencari makanan yang aneh-aneh di desa, terutama jajanan viral. Jadi kalau ingin makan jajanan viral, harus search tutorialnga untuk kemudian membuatnya secara mandiri.
3. Minim lapangan pekerjaan
Duka lainnya adalah minimnya lapangan pekerjaan yang tersedia. Hal ini dikarenakan tingkat perekonomian di desa masih jauh tertinggal dibandingkan dengan perekonomian di kota. Biasanya orang di desa cenderung melakukan urbanisasi untuk mencari pekerjaan yang diinginkan.
Demikian tadi suka duka hidup di desa menurut pandangan saya. Bagi kalian yang hidup di desa mungkin bisa berbagi pendapatnya juga dengan memberikan inf tersebut di kolom komentar.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H