Ya Robbi sholli 'ala Muhammad; Ya Robbi sholli 'alaihi wa sallim;
Lantunan sholawat bersenandung di pengeras-pengeras suara, menggema di langit mendung Desa Badamita. Gerimis yang tak kunjung usai dari siang selepas Jum'atan, tak menjadi penghalang bagi mereka yang akan mengadakan mauludan.
Tadi malam, selepas matahari terbenam, penanggalan hijriah memasuki tanggal 12 bulan Rabi'ul Awwal. Pada tanggal ini umat Islam memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad saw. atau biasanya disebut dengan istilah maulid nabi.
Maulid sendiri merupakan kosa kata Bahasa Arab yang berarti kelahiran. Maulid merupakan masdar mim (kata benda) dari fi'il madhi (kata kerja bentuk lampau) dari walada yang artinya telah melahirkan. Kalau di desa saya, orang-orang cenderung menyebut peringatan maulid nabi dengan istilah mauludan. Bahkan bulan Rabi'ul Awwal pun disebut dengan bulan Maulud oleh warga desa.
Mauludan merupakan gabungan dari kata maulud dengan imbuhan -an. Berasal dari fi'il madhi yang sama dengan kata maulid, maulud merupakan bentuk isim maf'ul (objek) yang artinya 'sesuatu yang dilahirkan'. Hal ini menjadikan sebagian golongan mengatakan bahwa salah jika kita mengatakan maulud nabi, karena maulud artinya sesuatu yang dilahirkan, jadi jika disandingkan dengan kata nabi akan terjadi penumpukan kosa kata.Â
Pun demikian, warga desa saya tetap mengatakannya sebagai mauludan. Karena warga desa tak mau dipusingkan dengan penggunaan istilah, yang penting esensi dari apa yang dilakukan. Maka sudah sejak tanggal 1 Maulud, warga desa sudah ramai melantunkan pembacaan Al Barzanji dimana-mana. Warga desa mengatakan kegiatan ini dengan istilah perjanjenan.
Pembacaan Kitab Maulid
Di desa saya, pembacaan Al Barzanji dan peringatan maulid nabi adalah dua hal yang tidak terpisahkan. Seperti Romeo dan Juliet atau Laila dan Majnun, dua hal ini adalah satu kesatuan yang saling melengkapi. Maka sudah menjadi kepastian bahwa peringatan maulid nabi di desa saya selalu diisi dengan pembacaanan Al Barzanji, pun Maulid Nabi 2022 kali ini.
Al Barjanzy sendiri merupakan salah satu kitab manaqib (sejarah) perjalanan nabi Muhammad saw. Kitab ini berisi tentang nasab (garis keturunan) nabi, tempat kelahiran, istri, anak, perjalanan kehidupan sebelum dan sesudah menerima risalah, peristiwa isra' mi'raj sampai dengan wafatnya nabi Muhammad saw. Selain berisi sejarah kitab ini dilengkapi dengan sholawat (pujian) kepada nabi Muhammad saw.
Pembacaan sholawat biasanya disenandungkan dengan irama yang indah. Diiringi dengan alat musik rebana, biasanya sholawat sendiri menjadi ciri khas dalam pembacaan Al Barjanzy.
Selain kita Al Barjanzy, ada banyak kitab manaqib (sebagian menyebutnya dengan kitab maulid) lainnya yang ada di Indonesia. Di pondok pesantren tempat saya menimba ilmu saja ada 4 kitab maulid yang dibaca bergantian setiap pekannya. Empat kitab tersebut adalah Kitab Ad Diba'i, Burdah, Simtudhdhuror, dan Al Barjanzy. Meskipun berbeda, secara keseluruhan isinya sama, menceritakan kisah nabi Muhammad saw.Â